Aktan V Skema Aktan dan Struktur Fungsional Cerita Serat Asmarasupi

lxv Situasi akhir pada skema aktan IV terjadi ketika Sang Amongharda belum berhasil mendapatkan Ratna Candrapuspita. Sang ratu tidak bersedia menyerah walaupun negaranya telah dikepung oleh Sang Amongharda.

4.1.5 Aktan V

Situasi awal pada skema aktan V dimulai saat negeri Serandil dikepung oleh Sang Amongharda beserta pasukan Bukit Ekap. Ratna Candrapuspita berusaha mencari bantuan untuk mengalahkan Sang Amongharda dan pasukannya. Ratna Candrapuspita meminta pendapat dari Ki Emban Baharmuka. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. …Retna Candrapuspita angandika arum bapa embah paran karsa ngulatana minta sraya ing ajurit ingsun dadya ganjaran Nora pilih manungsa lan ejim amung ditya bae bapa aja singa ingsun turut bae ingsun nyethi ing besuk saking lumuh mring ditya putih … Pupuh II, Pupuh Dhandhanggula bait 27-28, hlm. 196-197 „…Ratna Candrapuspita, berkata dengan merdu, bagaimana pendapat bapa, andaikata meminta bantuan di peperangan, diriku sebagai hadiah. Keinginan Ratna Candrapupita mencari bantuan mengalahkan Sang Amongharda Jin, Ki Emban Baharmuka Ratna Candrapuspita Ø Ratna Candrapuspita Bantuan 52 lxvi Memilih manusia atau jin, hanya raksasa saja bapa jangan, singa aku setuju saja, aku layani nanti, aku enggan terhadap raksasa putih…‟ Tahap uji kecakapan dalam transformasi terjadi ketika ada jin yang memberitahukan kepada Ratna Candrapuspita bahwa ada seorang manusia pengembara yang sedang bertapa ditengah hutan. Ratna Candrapuspita lalu memerintahkan Ki Emban Baharmuka untuk melihat apakah manusia itu sanggup membantunya mengalahkan Sang Amongharda. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. Sang Retna yu angandika aris lah teliken bapa dipun enggal yen gelem sun undang kuwe adat janma linuhung yen taberi ambanting ragi iku kakung utama paranta kadyoku lah lah ta enggal amangkata pan den enggal poma bapa dipun keni adat kang lampahan Pupuh II, Pupuh Dhandhanggula bait 29, hlm. 197 „Sang Retna cantik berkata pelan, lah lihatlah bapa cepat-cepat, jika mau aku undang kamu, biasanya manusia luhur, yang rajin membanting raga, itu laki-laki utama, cepat berangkatlah, semoga cepat bapa berhasil, sepeti adat yang sudah berjalan.‟ Tahap utama dalam transformasi terjadi ketika Ki Emban Baharmuka pergi melihat manusia yang sedang bertapa. Manusia itu tidak lain adalah Ki Arya Jayangtilam. Ki Emban Baharmuka lalu menemui Ki Arya Jayangtilam. Sang patih lalu menjelaskan keadaan yang sedang dialami oleh Ratna Candrapuspita. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. …sigra matur Ki Emban Baharmuka rum kula angger dede diktya sejatine inggih ejim Kautus retna juwita ingkang kitha soring wukir Sarandil minta sraya karsanipun inggih gusti sang Retna Prabu Gandrapuspita kusumaning rum kalah prang lan ditya pethak Sang Amongharda kang nami Pupuh III, Pupuh Pangkur bait 4-5, hlm. 200-201 „…segera berkata Ki Emban Baharmukim harum, aku nak bukan raksasa, sebenarnya jin. 53 lxvii Diutus retna juwita, yang bertempat tinggal di bawah bukit Serandil, meminta bantuan kehendaknya, iya gusti sang retna, Prabu Gandrapuspita bunga yang harum, kalah perang oleh raksasa putih, Sang Amongharda namanya.‟ Ki Emban Baharmuka juga mengatakan kepada Ki Arya Jayangtilam bahwa ratunya mengadakan sayembara mengabdi kepada siapa saja yang mampu mengalahkan Sang Amongharda. Ia lalu kembali kehadapan Ratna Candrapuspita. Ia melaporkan bahwa orang yang sedang bertapa tersebut memiliki kemampuan yang tinggi. Orang tersebut masih keturunan raja. Ratna Candrapuspita lalu memutuskan untuk menemui Ki Arya Jayangtilam dan meminta bantuannya secara langsung. Tahap kegemilangan dalam transformasi terjadi ketika usaha Ratna Candrapuspita meminta bantuan kepada Ki Arya Jayangtilam berhasil. Ki Arya Jayangtilam bersedia memenuhi sayembara Ratna Candrapuspita mengalahkan Sang Amongharda dan pasukannya. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. Raja Putra angandika yen ngencenga ganjarane sang Dewi pinikir sapenedipun yen tampiya kencengan kadipundi puniku panedha ulun kalamun dados ing rembag yen den utang kawula mit Pupuh III, Pupuh Pangkur bait 33, hlm. 204 „Raja Putra berkata, jika berpegang hadiahnya sang Dewi, dipikirkan sungguh-sungguh, bila menerima hadiah, bagaimana permintaan hamba, apabila jadi persetujuan bersama, bila di utang maafkan hamba.‟ Situasi akhir dalam skema aktan V terjadi ketika Ki Arya Jayangtilam dan Ki Sangubrangta yang bersedia membantu Ratna Candrapuspita dibawa ke kota kerajaan Serandil. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. Binakta marang nagara gya prapti ing srimanganti sinaosan dhahar sigra sagung dhaharaning ejim kalihleksa wadya jim kang asaos siang- dalu mring sang Natapatenaya… 54 lxviii Pupuh IV, Pupuh Sinom bait 11, hlm. 204 „Dibawa ke negara, segera sampai di halaman depan keraton, disediakan makanan segera, segala hidangan jin, dua puluh ribu pasukan jin, yang menyediakan siang- malam, kepada sang anak raja…‟

4.1.6 Skema Aktan VI