yang bertugas memberikan penyuluhan juga memperpanjang penderitaan para petani di dalam menghadapi permasalahan hama dan penyakit jeruk keprok SoE.
Apabila persoalan ini tidak segera ditangani secara serius dan tuntas, maka tanaman jeruk keprok SoE akan bernasib sama seperti tanaman apel di dataran
tinggi kabupaten Timor Tengah Selatan yang punah sebagai akibat serangan hama dan penyakit pada tahun 1982-1984.
5.2.3. Penggunaan Tenaga Kerja Keluarga
Di dalam usahatani JKS, para petani tidak menggunakan tenaga kerja luar kerluarga. Hal ini disebabkan oleh kecilnya skala usahatani yang diusahakan
dan cukup tersedianya tenaga kerja dalam keluarga. Dengan alasan ini, petani mengelola usahatani jeruk keprok mereka dengan mengandalkan tenaga kerja
keluarga saja. Penggunaan tenaga kerja keluarga mulai dari persiapan tanam hingga pemasaran hasil pada kegiatan musim tanam 2009-2010 adalah seperti
tercantum pada Tabel 45 dan Gambar 35
Tabel 45. Rata-Rata Penggunaan Tenaga Kerja Petani Responden
Kegiatan Dataran Tinggi
Dataran Rendah Rata-
rata Rata-
rata Max
Min Rata-
rata Max
Min 1. Persiapan lahan HOK
8.21 30.90
0.67 6.21
25 0.00
7.21 2. Penanaman HOK
7.77 25.70
0.00 3.43
20.57 0.57
5.60 3. Pemeliharaan HOK
23.17 114.30
1.10 6.95
27.43 3.60
15.06 4. Panen HOK
4.55 27.40
0.00 1.80
10.29 0.00
3.17 5. Pascapanen HOK
2.27 17.10
0.00 0.98
4.57 0.00
1.63 6. Pemasaran HOK
2.78 28.60
0.00 1.68
6.86 0.00
2.23 Total HOK
48.75 153.71
10.29 21.05
45.29 6.71
34.90
Sumber: Data Primer, 2010 diolah.
Sumber: Tabel 45. Gambar 35. Rata-Rata Penggunaan Tenaga Kerja Keluarga Petani Contoh
Jumlah penggunaan tenaga kerja di daerah dataran tinggi adalah 57 lebih tinggi 48.75 HOK dibandingkan dengan dataran rendah 21.05 HOK.
Rata-rata penggunaan tenaga kerja keluarga pada usahatani jeruk keprok di daerah penelitian adalah sebesar 35 HOK. Penggunaan tenaga kerja keluarga paling
banyak dialokasikan untuk kegiatan pemeliharaan 15 HOK atau 42.21 terhadap total tenaga kerja keluarga yang digunakan untuk usahatani JKS, diikuti oleh
kegiatan persiapan lahan 7.21 HOK dan penanaman 5.6 HOK. Kegiatan persiapan lahan terutama ditujukan untuk penggalian lubang tanam. Kegiatan
pemeliharaan adalah kegiatan pembersihan rumput, pemangkasan, penjarangan buah dan pengendalian organisme pengganggu tanaman tanpa menggunakan zat
kimia serta pemupukan organik kompos. Walaupun kegiatan panen juga sering dilakukan oleh pembeli borongan, namun tenaga kerja keluarga juga tetap
5 10
15 20
25
8.21 7.77
23.17
4.55 2.27
2.78 6.21
3.43 6.95
1.80 0.98
1.68
Jum la
h T
ena g
a K er
ja H
O K
Kegiatan Usahatani Dataran Tinggi
Dataran Rendah
digunakan oleh para pembeli. Para pembeli borongan menggunakan tenaga kerja keluarga petani untuk memanen jeruk dengan sistem upah pasar harian yang
berlaku atau dengan imbalan berupa pemberian bahan makanan beras dan gula atau buah jeruk keprok. Kegiatan pascapanen lebih banyak diperuntukan bagi
kegiatan pembersihan dengan potongan kain, pengkelasan dan pengepakan. Sedangkan tenaga kerja keluarga untuk pemasaran adalah tenaga kerja dari petani
yang melakukan pemasaran JKS di pasar lokal desa dan kecamatan, pasar kabupaten atau pasar provinsi.
Pada saat perhitungan biaya usahatani untuk kepentingan analisis pendapatan petani jeruk, komponen biaya untuk tenaga kerja keluarga ini
dihitung sebagai biaya oportunitas opportunity cost dengan tingkat upah yang berlaku di level usahatani yakni Rp. 20 000 per HOK. Komponen biaya tenaga
kerja untuk perhitungan biaya usahatani tersebut adalah tenaga kerja yang digunakan dalam kaitannya dengan produksi jeruk keprok SoE musim produksi
tahun 2009-2010. Dengan demikian, komponen biaya usahatani yang masuk di dalam perhitungan pendapatan adalah biaya tenaga kerja untuk pemeliharaan
tanaman produktif, panen, pascapanen dan pemasaran jeruk keprok SoE musim produksi tahun 2009-2010. Perhitungan detail penggunaan tenaga kerja untuk
kepentingan analisis ini tercantum pada poin 5.7 bab ini.
5.3. Pemeliharaan Tanaman