Kelembagaan Usahatani Kondisi Geografis dan Produksi Pertanian di Kabupaten Timor Tengah Selatan

kehutanan diutamakan jarak dan asam. Peternakan difokuskan pada ternak sapi, kambing dan babi. Hal penting yang perlu mendapat perhatian di masa datang adalah tingkat produktivitas pertanian unggulan tersebut. Kondisi saat ini menunjukkan bahwa semua produktivitas komoditas pertanian unggulan di TTS masih sangat rendah dan berada jauh di bawah produktivitas potensialnya. Sebagai contoh, produktivitas jagung saat ini tahun 2009 masih 1.5 tonha, lebih rendah bila dibandingkan dengan produktivitas potensialnya 4-6 tonha. Demikian juga halnya produk pertanian. Produktivitas saat mencapai 0.8 tonha atau 55 lebih rendah bila dibandingkan dengan produktivitas potensialnya 1.7 tonha. Rendahnya produktivitas pertanian di Kabupaten TTS erat kaitannya dengan rendahnya curah hujan kekurangan air irigasi untuk pertanian, penggunaan bibit tanaman dan ternak dari produksi sendiri bukan benih unggul, sistem pengelolaan tradisional dan skala usaha yang masih kecil kurang dari 1 ha per kepala keluarga petani tanaman dan strukur pasar yang oligopsoni pasar persaingan tidak sempurna di mana para pembeli jauh lebih sedikit dibandingkan dengan para petani produsenpenjual sehingga harga kurang bersaing dan posisi tawar petani menjadi lemah.

2.3.5. Kelembagaan Usahatani

Beberapa Lembaga yang terlibat di dalam berbagai kegiatan pembangunan pertanian komoditas di Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah seperti yang tercantum pada Tabel 35. Penyebaran beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat LSM yang bergerak di bidang pembangunan di NTT secara umum dan di Kabupaten TTS secara khusus adalah seperti yang tertera pada Gambar 26. Tabel 35. Lembaga yang Terlibat di dalam Kegiatan Pertanian Beberapa Komoditas Unggulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan KOMODITI LEMBAGA Jeruk Keprok SoE Dinas Pertanian PPL TTS Provinsi, LIPI, OECF, LSM Plan Internasional, LSM Haumeni, LSM Alpha Omega, ACIAR, BPTP NTT, PT Undana Jagung Dinas Pertanian PPL TTS Provinsi, Koperasi, LSM Haumeni, LSM Alpha Omega, AusAid Sapi Dinas Peternakan PPL TTS Provinsi, Koperasi, LSM Alpha Omega, AusAid Kambing Dinas Peternakan PPL TTS Provinsi, Koperasi, LSM Alpha Omega, AusAid Ayam Dinas Peternakan PPL TTS Provinsi, Koperasi, LSM Alpha Omega, AusAid Kacang Tanah Dinas pertanian PPL, LSM Alpha Omega Kemiri Dinas Perkebunan PPL, LSM Haumeni Wortel LIPI, Dinas perindustrian dan perdagangan, LSM ACF Pisang LIPI, Primatani Sumber: Dinas Pertanian, 2010c. 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 4 5 5 6 6 6 6 7 8 8 9 10 11 11 12 13 14 15 16 17 17 17 17 18 18 1 19 19 19 19 19 19 19 19 19 Sumber: Bappeda, 2010. Gambar 26. Peta Sebaran Lembaga Swadaya Masyarakat yang Fokus pada Pengembangan Pertanian di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Tahun 2002-2009 Adapun fokus kegiatan LSM-LSM tersebut adalah sebagai berikut: nomor:-nomor yang tertera di gambar di atas mengikuti nomor kegiatan-kegiatan di bawah ini. 1. Swisscontact kakao, mete, kopi, finance by Cordaid – Netherlands. 2. Veco kacang tanah, kakao, kopi, beras organik, kopi dan Rumput Laut, tahun 2005-2008. 3. AMARTA-USAID sapi potong, biofuel, kerapu. 4. Care Internasional kacang tanah dan komoditi pertanian umum. 5. PNPM – AP komoditi pertanian umum. 6. The Asia Foundation - ANTARA Peningkatan Iklim Usahainvestasi. 7. YMTM – ANTARA komoditi pertanian umum-rantai pasar. 8. Dinas Perikanan kelautan – ANTARA perikanan. 9. World Neighbors – YMTM – ANTARA pertanian umum. 10. TLM – ANTARA Sapi Potong. 11. Delsos – ANTARA pertanian umum. 12. PIKUL – ANTARA pertanian umum. 13. World Neighbours – ANTARA food securitytanaman pangan. 14. CRS – ANTARA food securitytanaman pangan. 15. OXFAM GB food securitytanaman pangan. 16. FAO – ANTARA tanaman pangan-hama belalang, 2007 – 2009. 17. ACCESS – ANTARA comdev-pertanian umum, 2002 – 2013. 18. Plan International Australia Community Managed Food and Nutrition Security, 2008-200. 19. WVI rumput laut dan pertanian umum melalui program pengembangan ekonomi. Dari gambaran penyebaran LSM-LSM tersebut di atas dapat diketahui bahwa sebenarnya sudah banyak lembaga yang melakukan pembangunan pertanian secara umum dan khususnya jeruk keprok SoE di kabupaten TTS. Diharapkan bahwa kehadiran-kehadiran lembaga-lembaga itu dapat meningkatkan kapabilitas petani dan pemberdayaan kelompok tani yang ada di kabupaten TTS. Kelompok Tani Kelompok tani merupakan perangkat pelaksana kegiatan di tingkat lapangan yang perlu disiapkan dan dibina secara berkesinambungan agar mampu mengadopsi berbagai informasi teknologi pertanian dan penguatan secara kelembagaan. Usahatani berkelompok ini diharapkan akan tumbuh menjadi pusat- pusat agribisnis di pedesaan yang mapan secara ekonomi, teknologi dan kelembagaan. Jumlah kelompok tani yang telah dibentuk dan dibina oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan Kabupaten TTS sampai dengan tahun 2009 adalah sebanyak 1 328 kelompok dengan klasifikasi kelompok pemula berjumlah 1 203 buah, kelompok tingkat lanjut sebanyak 100 buah dan kelompok madya sebanyak 25 kelompok. Kelompok-kelompok tani ini menyebar di 32 kecamatan di kabupaten TTS dengan rata-rata 5 sampai 6 kelompok di setiap desa. Penyuluhan Pertanian Penyuluhan merupakan salah satu upaya penyampaian informasi teknologi pertanian dan perkembangannya yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani secara informal, khususnya dalam upaya pembangunan pertanian. Kegiatan penyuluhan dilakukan untuk memberikan pemahaman dan informasi pertanian yang bertujuan untuk mengubah perilaku petani dari sistem dan pola pertanian tradisional menjadi pola pertanian agribisnis. Sampai dengan tahun 2009, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan kabupaten TTS memiliki 183 orang penyuluh pertanian yang terdiri dari 137 org PNS, 45 orang tenaga honorer yang dikontrak Pemerintah Pusat Departemen pertanian dan satu orang PPL yang dikontrak Pemerintah Daerah. Seluruh tenaga PPL tersebut ditempatkan di desa, Balai Penyuluhan Pertanian kecamatan dan Sekretariat Penyuluhan Kabupaten. Kebijakan Pemerintah Pusat menetapkan satu orang PPL untuk satu desa. Di kabupaten TTS terdapat 240 desakelurahan. Hal ini berarti terdapat kekurangan tenaga PPL sebanyak 57orang atau 57 desa yang belum mendapatkan tenaga PPL. Selain kurangnya jumlah PPL, masalah tingkat pendidikan PPL di kabupaten TTS adalah hal yang penting untuk diperhatikan. PPL yang ditempatkan di kabupaten TTS didominasi oleh tenaga PPL yang berpendidikan SLTA 75 orang 40.98 dan Sarjana Strata-1 berjumlah 62 orang 33.88. Sisanya adalah PPL berpendidikan Diploma III 34 orang 18.58, Diploma IV 11 orang 6.01 dan Sarjana Strata-2 berjumlah satu orang 0.55.

2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini dibahas dua hal penting yang berkaitan dengan studi-studi empiris terdahulu. Pada bagian pertama diawali dengan telaahan pustaka yang berkaitan dengan metode stokastik frontier yang sudah banyak diaplikasikan oleh