Sistem pemeliharaan ternak di Kabupaten TTS didominasi oleh sistem usaha lepas ekstensif dengan sistem semi intensif sebatas pada ternak kuda dan
babi. Namun semuanya masih merupakan usaha skala kecil dan tradisional yang membutuhkan sentuhan teknologi intensifikasi dan skala ekonomis. Permasalahan
utama terkait pemeliharaan ternak di Kabupaten TTS adalah masalah tata ruang, masalah kesehatan ternak dan struktur agribisnisnya. Masalah tata ruang
merupakan masalah tanggungjawab Pemerintah Daerah kabupaten. Menyikapi hal ini Pemerintah Daerah melalui Bappeda Kabupaten TTS telah membuat pemetaan
daerah pengembangan ternak. Masalah kesehatan hewan merupakan sumber utama 60 ancaman
bagi kesehatan manusia. Struktur agribisnis ternak baik di tingkat usahatani, pengolahan dan pemasaran terutama pengecer masih tidak seimbang.
Keuntungan yang paling besar sering terjadi pada para pedagang pers.com dengan petani peternak, 27 Maret 2010 di SoE. Selain itu, masalah hijauan
makanan ternak di musim kemarau 8 bulan kering merupakan faktor utama penghambat usahatani ternak petani di TTS. Berdasarkan hasil analisis statitik
diketahui bahwa faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap populasi sapi di Kabupaten TTS adalah luas padang penggembalaan, jumlah
pemotonganpengeluaran dan angka kelahiran Bappeda, 2010.
2.3.2.5. Subsektor Perikanan
Kontribusi subsektor ini terhadap PDRB TTS tahun 2007 adalah yang paling kecil 0.01 di sektor pertanian. Usaha perikanan di Kabupaten Timor
Tengah Selatan terdiri dari usaha perikanan darat dan usaha perikanan laut. Bila
dilihat dari jumlah dan nilai produksinya usaha perikanan di Kabupaten Timor Tengah Selatan didominasi oleh usaha perikanan laut yakni 52 Tabel 30.
Usaha perikanan darat didominasi oleh usaha kolam 74.18. Tabel 30. Produksi Perikanan Menurut Subsektor, Tahun 2007
Jenis Produksi Ton
1. Perikanan Laut 389 755
51.98 2. Perikanan Darat
360 102 48.02
a. Perikanan Umum 59 391
16.49 b. Tambak
3 235 0.90
c. Kolam 267 126
74.18 d. Kubai
28137 7.81
e. Sawah 2 213
0.61 Sumber: BPS, 2008b.
Produksi ikan laut di Kabupaten Timor Tengah Selatan pada tahun 2006 mengalami penurunan 0.08 jika dibandingkan pada tahun 2005. Produksi
perikanan laut tahun 2005 mencapai 487.9 ton turun menjadi 449.9 ton tahun 2006. Untuk produksi perikanan laut tahun 2006 paling banyak ikan terbang
mencapai 67 ton. Sedangkan tahun 2007, produksi perikanan laut mencapai 849.9 ton atau meningkat sebesar 88.91 dibandingkan dengan tahun 2006. Produksi
perikanan laut tahun 2007 didominasi oleh jenis ikan pari dan tongkol. Kabupaten Timor Tengah Selatan mempunyai garis pantai yang panjang
sekitar 128 km, sehingga potensi perikanan laut masih terus dapat ditingkatkan. Peralatan kapal penangkapan ikan oleh nelayan di TTS didominasi oleh jenis
perahu tanpa motor 86.32 dan kapal motor 13.68. Menurut jenis alat tangkap, pancing mendominasi yakni sebesar 35.15, diikuti oleh jaringan
11.27. Peluang-peluang usaha pengolahan ikan juga dapat terus dibina dan ditingkatkan, baik atas bantuan Pemerintah Pusat maupun Daerah Provinsi NTT.
2.3.2.6. Subsektor Kehutanan
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan Undang- Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
Subsektor kehutanan dalam pembentukan PDRB sektor pertanian daerah TTS memberikan kontribusi kecil. Tahun 2006 sub sektor ini memberikan
kontribusi sebesar Rp 1.61 miliar atas dasar harga berlaku atau 0.2. Sedangkan pada Tahun 2007 menyumbang sebesar Rp 1.62 miliar 0.19.
Tabel 31 memberikan gambaran tentang luas kawasan hutan Ha menurut tata gunanya di tahun 2007. Dari tabel diketahui bahwa hutan produksi
tetap merupakan hutan yang paling luas 49.66 di kabupaten TTS diikuti oleh hutan lindung 34.59 dan cagar alam 9.54. Sedangkan hutan marga satwa
dan hutan produksi terbatas masing-masing seluas 3.72 dan 2.49.
Tabel 31. Luas Kawasan Hutan Menurut Pola Tata Guna, Tahun 2007 Fungsi Hutan
Luas Hutan Ha
1. Hutan Lindung 54 973.74
34.59 2. Cagar Alam
15 155.19 9.54
3. Hutan Marga Satwa 5 918
3.72 4. Hutan Produksi Tetap
78 924.52 49.66
5. Hutan Produksi Terbatas 3 961.42
2.49 Timor Tengah Selatan
158 932.87 100.00
Sumber: Dinas Kehutanan, 2008. Sampai dengan tahun 2007, terdapat enam komoditi hasil produksi hutan
kayu di wilayah Kabupaten TTS, yaitu kayu rimba campur olahan 3 037 961
m
3
, kayu jati olahan 1 405 739 m
3
, kayu papi 161.1ton, kayu merah 320 089 m
3
, kayu mahoni 121 571 m
3
Data perkembangan hasil hutan tahun 2005-2007 tercantum pada Tabel 32. Tabel tersebut menunjukkan bahwa produksi hasil hutan baik kayu maupun
non kayu menunjukkan trend yang positif selama periode waktu 2005-2007, kecuali produksi kayu cendana dan gubal cendana yang mengalami penurunan.
Peningkatan produksi yang sangat tinggi terjadi pada produksi kayu merah dan mahoni. Sedangkan peningkatan produksi untuk jenis non kayu adalah asam dan
minyak cendana. Asam dan minyak cendana merupakan juga komoditas unggulan daerah Kabupaten TTS.
dan kayu cendana 20.9 ton. Sedangkan untuk produksi non kayu untuk tahun 2007 asam 5 535 ton, kemiri 644.1 ton, gumbal
cendana 20.9 ton, minyak cendana 975 ton dan madu 3 224 liter.
Tabel 32. Produksi Hasil Hutan Menurut Jenisnya,Tahun 2005-2007
Jenis Hasil Hutan Satuan
Produksi Perkembangan
2005-2007 2005
2006 2007
1.Kayu Rimba Campuran Olahan
m 590 010
3
664 790 30 37 961 414.90
2.Kayu Jati Olahan m
537 217
3
453 990 1 405 739 161.67
3.Kayu Merah m
10 337
3
11 706 320 089
2 996.54 4.Kayu Cendana
Ton 88 263
79 21
-99.98 5.Kayu Mahoni
m3 10 876
7 610 121 571
1 017.79 6.Kayu Papi
Ton 102
140 161
57.37
Non Kayu, Kulit dan Daun:
1. Asam Ton
3 174 3 287
5 535 74.39
2. Kemiri Ton
566 301
644 13.74
3. Minyak Cendana Liter
800 955
975 21.88
4. Gubal Cendana Ton
88 79
21 -76.32
5. Ampas Cendana Ton
6. Madu Liter
3 027 3 224
6.51
Sumber: Dinas Kehutanan, 2008.
2.3.3. Komoditas Pertanian Unggulan Kabupaten Timor Tengah Selatan
Penelitian Institut Pertanian Bogor IPB dan Universitas Nusa Cendana Undana yang dibiayai oleh Bank Indonesia Kupang tahun 2008 memberikan
rekomendasi beberapa Komoditi, Produk dan Jenis Usaha KPJu unggulan yang ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Hasil analisis dengan menggunakan
Metode Perbandingan Eksponensial MPE berdasarkan 4 empat kriteria dan bobot kepentingannya menghasilkan KPJu unggulan untuk setiap sektor usaha
UMKM di setiap kecamatan. Ranking dan sentra produksi KPJu unggulan di Kabupaten TTS per sektor usaha adalah seperti yang tercantum pada Tabel 33
berikut ini.
Tabel 33. Rangking dan Sentra Produksi Komoditi, Produk dan Jenis Usaha Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Timor Tengah Selatan
No. Sektor Usaha
KPJu Unggulan Skor Terbobot
Kecamatan Sentra Produksi Tahun 2008
Padi dan Palawija
1 Ubi Kayu
0.3304 KotOlin, Boking, Kokbaun
2 Jagung
0.2226 Kualin, Amanuban Timur, Amanuban Selatan
3 Produk pertanian
0.1647 Amanatun Utara, Amanuban Timur, Batuputih,
4 Kacang Tanah
0.0891 Mollo Selatan, Fatumnasi, Amanuban Barat
5 Ubi Jalar
0.0743 Mollo Selatan, Amanatun Selatan, Amanuban
Timur
Sayur-Sayuran
1 Terung
0.1615 Nunkolo, Batuputih, Amanatun Selatan
2 Tomat
0.1184 Nunkolo, Batuputih, Amanatun Selatan
3 Bawang merah
0.1135 KotOlin, Kuanfatu, Amanuban Barat
4 Cabe
0.1042 Batuputih, Oenino, Nunkolo
5 Wortel
0.1030 Oenino, Fatumnasi, Batuputih
Buah-Buahan
1 Mangga
0.1615 KiE, Amanuban Selatan, Mollo Selatan
2 Jambu biji
0.1184 Amanuban Tengah, Kota SoE, Mollo Barat
3 Pepaya
0.1135 Amanuban Timur, Pollen, Amanuban Tengah
4 Nangka
0.1042 Pollen, Mollo Selatan, Batuputih
5 Jeruk Keprok
0.1030 Mollo Utara, Mollo Selatan, Kota SoE,
Amanuban Selatan, Kuanfatu