Produksi dan Produktivitas Usahatani Jeruk Keprok SoE

Gambar 41. Perbedaan Harga Jeruk Keprok SoE Berdasarkan Tempat Penjualan Keterampilan petani produsen dalam hal teknologi produksi dan pemasaran jeruk keprok SoE sangat rendah. Teknologi pemasaran yang rendah ini telah membuat komoditi andalan lokal ini memiliki pangsa pasar yang kecil, sebatas di NTT 99. Keadaan ini diperburuk dengan kondisi produktivitas lahan yang rendah sedangkan permintaan pasar tinggi. Dengan kata lain, permintaan terhadap jeruk keprok SoE di provinsi NTT sendiri melebihi penawaraanya. Akibatnya, harga jeruk keprok SoE lebih tinggi dibandingkan dengan harga jeruk sejenis lainnya, terutama jeruk impor yang beredar di pasar-pasar di provinsi Nusa Tenggara Timur. Harga yang tinggi juga disebabkan oleh buruknya infrastruktur seperti jalan usahatani di daerah-daerah sentra produksi jeruk keprok SoE.

5.6. Produksi dan Produktivitas Usahatani Jeruk Keprok SoE

Tingkat pendapatan usahatani JKS sangat erat kaitannya dengan jumlah kepemilikan tanaman dan umur tanaman produktif. Kedua hal ini sangat menentukan tingkat produksi dan penerimaan usahatani JKS. Kebun Rp Pasar Kecamatan Rp Pasar Kabupaten Rp Pasar Provinsi Rp Lainnya Rp Dataran Tinggi 9775 12500 18000 24500 17000 Dataran Rendah 9250 11000 18000 24500 17000 5000 10000 15000 20000 25000 30000 H ar ga Ju al R p Tempat Penjualan Berdasarkan teori, tanaman jeruk keprok dari bibit yang berkualitas dengan teknologi budidaya yang memadai akan dapat berbuah pada umur empat tahun dengan jumlah produksi minimum 2 kg per pohon Dinas Pertanian, 2010a. Namun secara empiris di lapangan ditemukan bahwa tanaman jeruk keprok SoE baru berbuah pada umur lima tahun dengan jumlah produksi hanya 0.6 kg per pohon di mana secara potensial seharusnya sudah memiliki produksi sebanyak 20 kg per pohon. Tabel 55 dan Gambar 42 menunjukkan jumlah produksi usahatani jeruk keprok SoE pada musim produksi tahun 2009-2010, berdasarkan umur tanaman yang dimiliki petani-petani responden pada saat penelitian ini berlangsung. Rata-rata produksi JKS petani contoh secara total adalah 281.3 kg per petani dengan rentangan tertinggi terdapat pada daerah dataran tinggi 451.3 kg per o.92 ha atau 487.5 kg per ha dan daerah dataran rendah sebanyak 111.3 kg per 0.41 ha 177 kg per ha per petani responden. Bila diperhatikan per umur tanaman, dari gambar-gambar tersebut diketahui bahwa jeruk keprok SoE mencapai produksi maksimum pada umur tanaman 14 tahun setelah tanam dengan rentangan umur 12 sampai dengan 18 tahun. Rendahnya produksi jeruk keprok SoE di daerah dataran rendah erat kaitannya dengan kondisi agroklimat yang kering dan kekurangan curah hujan bulanan selama musim hujan. Sedangkan gambaran tentang produktivitas per pohon dari jeruk keprok SoE di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 56 dan Gambar 43. Secara detail perhitungan produksi dan produktivitas jeruk keprok SoE per desa-desa contoh dapat dilihat pada Lampiran 6 sampai Lampiran 8 dari hasil penelitian ini. Ringkasan penjelasan tentang produktivitas diberikan di bawah ini. Tabel 55. Rata-Rata Jumlah Produksi Jeruk Keprok SoE Petani Responden di Desa-Desa Contoh: Berdasarkan Umur Tanaman Umur Tanaman Tahun 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 20 Total Max Min Dataran Tinggi kg 4,7 5,5 1,7 5,4 15,1 40,8 36,3 66,5 50,0 68,9 25,3 32,2 28,5 34,2 15,1 11,1 10,1 451,3 68,9 1,7 Dataran Rendah kg 1,66 2,51 3,71 3,9 7,1 11 13 14 12 12 9,64 7,75 4,88 2,59 2,77 1,49 1,44 111,3 13,7 1,4 Rata-Rata kg 3,2 4,0 2,7 4,7 11,1 26,1 24,9 40,1 30,8 40,4 17,5 20,0 16,7 18,4 8,9 6,3 5,8 281,3 41,3 1,6 Sumber: Data Primer, 2010 diolah; Lampiran 6, 7 dan 8. Sumber: Tabel 55. Gambar 42. Rata-Rata Produksi Jeruk Keprok SoE Berdasarkan Umur Tanaman 10 20 30 40 50 60 70 80 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 20 P r o d u k si K g P e tan i Umur Tanaman Tahun Dataran Tinggi kgpetani Dataran Rendah kgpetani Tabel 56. Rata-Rata Produktivitas Jeruk Keprok SoE di Desa-Desa Contoh: Berdasarkan Umur Tanaman Umur Tanaman Tahun 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 20 Rata- rata Max Min Dataran Tinggi kgphn 0,6 1,1 2,9 3,2 6,7 8,8 10,9 11,2 11,5 13,1 13,2 13,0 12,9 12,7 9,5 6,9 5,3 8,4 13,2 0,6 Dataran Rendah kgphn 0,7 1,0 1,6 2,2 2,8 5,7 5,7 6,6 6,9 6,3 7,3 5,1 4,9 3,9 3,5 2,4 2,2 4,0 7,3 0,7 Rata-Rata kgphn 0,6 1,1 2,2 2,7 4,8 7,3 8,3 8,9 9,2 9,7 10,3 9,1 8,9 8,3 6,5 4,7 3,8 6,2 10,3 0,6 Sumber: Data Primer, 2010 diolah; Lampiran 6, 7 dan 8. Sumber: Tabel 56. Gambar 43. Rata-Rata Produktivitas Jeruk Keprok SoE Berdasarkan Umur Tanaman 2 4 6 8 10 12 14 16 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 20 P r o d u k ti v itas K g P o h o n Umur Tanaman Tahun Dataran Tinggi kgphn Dataran Rendah kgphn Berdasarkan produktivitas per pohon diketahui bahwa produktivitas tanaman jeruk keprok SoE mencapai maksimumnya pada umur 15 tahun setelah tanam, musim produksi tahun 2009-2010. Setelah mencapai umur 17 tahun dan seterusnya, produktivitasnya semakin menurun dan bahkan banyak tanaman mati dan atau tidak berproduksi setelah mencapai umur 20 tahun lebih setelah tanam. Berdasarkan teori diketahui bahwa jeruk keprok dari bibit okulasi atau cangkokan tidak akan berproduksi dengan baik setelah tanaman sudah berumur 17 tahun. Hal ini berarti bahwa tanaman jeruk keprok sebaiknya diremajakan atau diganti pada saat sudah mulai berumur 16-20 tahun. Secara keseluruhan, rata-rata jumlah produksi JKS di daerah penelitian adalah 281.3 kg per 0.66 ha 376.9 kg per ha per petani, dengan rentangan 25 hingga 1 215 kg. Produktivitas JKS pada tahun 2010 adalah sebesar 6.2 kg per pohon dengan range 0.6 hingga 11.3 kg per pohon produktif. Produktivitas tertinggi terdapat pada tanaman yang sudah berumur 15 tahun setelah tanam. Bila diperhatikan pada masing-masing zona, maka rata-rata jumlah produksi di zona dataran tinggi jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan produksi di zona dataran rendah. Rata-rata produksi jeruk di daerah dataran tinggi adalah 451.3 kg per 0.92 ha per petani, dengan rentangan 123 hingga 1 215 kg. Produktivitas lahan usahatani jeruk di daerah ini sebesar 8.4 kg, dengan range 0.6 hingga 14.3 kg per pohon produktif. Sedangkan rata-rata produksi di daerah dataran rendah adalah 111.3 kg per 0.41 ha per petani, dengan rentangan 25 sampai dengan 410 kg per petani. Produktivitas lahan usahatani jeruk di zona dataran rendah ini adalah sebesar 4.0 kg, dengan range 0.7 hingga 7.34 kg per pohon produktif. Produktivitas tertinggi di daerah dataran rendah terjadi pada tanaman berumur 15 tahun. Perbedaan produktivitas jeruk keprok SoE lebih disebabkan oleh adanya perbedaan penggunaan input produksi, inefisiensi teknis kemampuan manajerial petani, faktor lingkungan fisik dan non fisik peraturan dan kebijakan lainnya.

5.7. Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Usahatani Jeruk Keprok SoE