IV. METODE PENELITIAN
4.1. Penentuan Lokasi Penelitian dan Metode Pengambilan Contoh
Penelitian ini menggunakan multi-stage cluster random sampling untuk menentukan lokasi kabupaten, zona, kecamatan dan desa contoh dan petani
contoh. Tahap pertama, Kabupaten Timor Tengah Selatan TTS Gambar 30 di Provinsi Nusa Tenggara Timur NTT dipilih sebagai lokasi penelitian dengan
pertimbangan bahwa: 1 Kabupaten TTS merupakan sentra utama produksi dan pengembangan jeruk varietas keprok SoE daerah lahan kering di NTT, 2 jeruk
keprok SoE merupakan komoditas andalan dan bahkan unggulan di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura Kabupaten TTS, 3 komoditas jeruk
keprok SoE memiliki peranan yang strategis dalam menunjang perekonomian baik secara mikro maupun makro, dan 4 secara agroekologis, sosial dan finansial
jeruk keprok SoE sesuai dan layak untuk dikembangkan di Kabupaten Timor Tengah Selatan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tahap kedua adalah penentuan
zona agroklimat secara purposive. Dua zona agroklimat yakni zona dataran tinggi dan zona dataran rendah telah ditentukan sebagai lokasi penelitian ini alasan
pemilihan kedua zona ini sudah dibahas pada bagian kerangka pemikiran pada Bab III.
Tahap ketiga, secara sengaja purposive telah dipilih enam kecamatan sampel kecamatan Mollo Utara, Mollo Tengah dan Tobu di zona agroklimat
dataran tinggi dan kecamatan Kuanfatu, Amanuban Selatan dan Kualin di zona dataran rendah seperti tercantum pada Gambar 31. Semua kecamatan tersebut
merupakan sentra-sentra usahatani dan rencana pengembangan jeruk keprok SoE di kabupaten Timor Tengah Selatan seperti tercantum pada Lampiran 1.
Sumber: Bappeda, 2010. Gambar 31. Peta Lokasi Kecamatan-Kecamatan dan Desa-Desa Contoh
Keterangan: : Lokasi kecamatan-kecamatan contoh Gambar 30. Peta Lokasi Penelitian: Kabupaten Timor Tengah Selatan
Keterangan: Letak : 8
0 _
12 LS, 118
0 _
125 BT
Pulau : 1 192 pulau 42 pulau dihuni 1 150 pulau tidak dihuni Pemerintahan : 20 Kab1 Kota; 297 Kec; 2 539 DesaKelurahan BPS, 2010
Luas Daratan : 48 718,10 Km
2
Penduduk : 4 619 655 jiwa BPS, 2010 : Kabupaten yang diteliti, Kabupaten Timor Tengah Selatan
Zona Dataran
Tinggi
Zona Dataran
Rendah
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Pada tahap keempat desa-desa contoh telah dipilih secara purposive. Jumlah desa-desa contoh yang telah diambil adalah sebanyak 12 desa dengan
perincian dua desa setiap kecamatan contoh. Pemilihan desa-desa contoh didasarkan atas pertimbangan bahwa desa-desa tersebut merupakan sentra
pengembangan jeruk dan memiliki produksi jeruk tertinggi urutan pertama dan kedua tahun 2009 dibandingkan dengan desa lainnya di dalam kecamatan yang
sama, berdasarkan data produksi pada buku Potensi Desa, Monografi Desa dan Kecamatan Dalam Angka, 2009.
Tahap kelima adalah penentuan petani contoh. Setiap desa contoh tidak semuanya adalah petani jeruk keprok SoE. Selain itu, pola tanam yang diterapkan
petani di dalam usahatani jeruk tidak semuanya monokultur, jarak tanam tidak teratur, dengan ukuran usahatani yang bervariasi. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan sejumlah petani jeruk keprok SoE yang sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka telah dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut.
1. Melakukan pendataan daftar populasi petani jeruk keprok SoE per desa
terpilih yang memiliki pola tanam monokultur danatau petani yang memiliki lebih dari 80 tanaman jeruk di dalam satu kebun, kemudian
dikelompokan atas dua yakni petani dengan ukuran usahatani jeruk sebesar 1 ha dan
≥ 1 ha alasan pengelompokan ini tercantum pada bagian kerangka pemikiran Bab III. Pendataan ini bersumberkan pada hasil
wawancara dengan responden pada pra survei, data Potensi Desa, Monografi Desa dan Kecamatan Dalam Angka 2009.
2. Selanjutnya pemilihan petani contoh dilakukan secara acak sederhana
simple random sampling dan memilih petani untuk masing-masing ukuran
usahatani jeruk keprok SoE sebanyak 30 orang untuk setiap desa sampel secara disproporsional disproportionated antara ukuran usahatani 1 ha
dan ≥ 1 ha karena ketersediaan dan kondisi populasi yang ada.
Hasil survei pada tahap ini menunjukkan bahwa secara total 71 petani jeruk keprok SoE di desa-desa contoh memiliki ukuran usahatani sebesar 1 ha.
Dengan demikian, jumlah petani contoh berdasarkan kategori ukuran usahatani tersebut tidak seimbang yakni sebanyak 254 orang petani yang memiliki ukuran
usahatani 1 ha dan sisanya 106 orang memiliki ukuran usahatani ≥ 1 ha dari
jumlah total responden sebanyak 360 orang petani jeruk. Pada zona dataran tinggi terdapat 74 orang petani dengan ukuran usahatani 1 ha dan 106 petani
dengan ukuran usahatani ≥ 1 ha. Hal ini terjadi karena responden pada daerah
dataran tinggi lebih banyak memiliki kebun jaruk dengan ukuran ≥ 1 ha. Dengan
kondisi seperti itu, maka berapapun jumlah populasi petani dengan ukuran 1 ha pada desa-desa contoh semuanya 100 dijadikan sampel penelitian ini. Semua
petani jeruk pada desa-desa contoh di zona dataran rendah tidak memiliki usahatani yang berukuran
≥ 1 ha. Memang perlu disadari bahwa pembagian berdasarkan luasan hektar ini dapat saja bias, karena petani lebih gampang
mengingat ukuran luas usahatani tanaman tahunannya jeruk berdasarkan jumlah pohon yang dimiliki. Secara ringkas, langkah-langkah penentuan sampel
penelitian ini dijelaskan pada Gambar 32. Karakteristik petani-petani contoh secara lengkap akan dibahas pada Bab V.
Pemilihan responden lainnya yang terkait dengan penelitian ini, seperti Petugas Pertanian Lapangan PPL dan Petugas Pengamat Hama Tanaman
PPHT, Balai Penyuluhan Pertanian BPP pada masing-masing kecamatan,
Pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura PTPH baik di tingkat kabupaten TTS dan Dinas Pertanian dan Perkebunan provinsi NTT, mitra
bisnis di lapangan pedagang pengumpul dan pengecer, Lembaga Keuangan LK Bank BRI di tingkat kecamatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM
dipilih dengan sengaja, sesuai dengan jenis dan tujuan penggunaan data yang diperlukan di dalam penelitian ini. Sebaran responden penelitian tercantum pada
Tabel 39.
Enam Desa Contoh: Kuanfatu, Kelle, Oni,
Nunusunu, Kiubat Mio Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kabupaten Timor Tengah Selatan
Dataran Tinggi Dataran Rendah
Tiga Kecamatan Contoh: Mollo Tengah, Mollo Utara
Tobu Tiga Kecamatan Contoh:
Kuanfatu, Kualin Amanuban Selatan
Enam Desa Contoh: Binaus, Oelbubuk, Ajobaki,
Obesi, Tobu Tune
180 petani jeruk keprok SoE 30 petani setiap desa contoh
dan semuanya berukuran usahatani 1 ha: dipilih
dengan simple random sampling
180 petani jeruk keprok SoE 30 petani setiap desa contoh secara disproporsional
dari dua ukuran usahatani sehingga 74 petani dengan ukuran usahatani 1 ha dan 106
petani dengan ukuran ≥ 1 ha: dipilih dengan
cluster-simple random sampling D
ipi li
h secar
a pur
pos iv
e
Gambar 32. Bagan Pengambilan Sampel Penelitian
Tabel 39. Sebaran Responden Penelitian
Sampel Kabupaten TTS
Prov NTT
Zona Dataran Tinggi
Dataran Rendah Kecamat
an Mollo Tengah
Mollo Utara Tobu
Kuanfatu Kualin
Amanuban Selatan
Desa Oelb
ubuk Bina
us Ajob
aki Obe
si Tobu
Tune Kuan
fatu Kel
le Oni
Nunu sunu
Mio Kibat
Petani 30
30 30
30 30
30 30
30 30
30 30
30 PPL
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
BPP 1
1 1
1 1
1 Pedagang
2 6
3 4
2 3
4 PTPH
1 1
BPS 1
1 LK
2 2
LSM 2
2
Total Responden: 414 orang
4.2. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data