produk seperti teknologi pengepakan, fasilitas distribusi dan tempat penjualan produk. Hal ini telah menyebabkan tingginya tingkat kehilangan hasil.
5.5.3.4. Hubungan antara Petani Produsen dan Pedagang
Variabel ini sangat erat kaitannya dengan pemilihan saluran pemasaran yang akan digunakan oleh petani produsen di dalam kegiatan pemasaran jeruk
keproknya. Hasil penelitian mmenunjukkan bahwa 60 para petani produsen mengenal para pedagang pengumpul jeruk keprok SoE karena para pedagang
tersebut bertempat tinggal di desa atau di pusat kecamatan terdekat. Oleh karena itu para petani yang menggunakan saluran pemasaran pertama lebih banyak 61
dibandingkan dengan yang menggunakan saluran pemasaran lainnya. Saluran pemasaran pertama merupakan saluran pemasaran yang cukup panjang dan
dengan demikian semakin tidak efisien. Hasil penelitian mmenunjukkan bahwa sebagian besar 61.63 secara
rata-rata petani produsen menunggu pedagang membeli jeruk keprok SoE mereka pada tingkat usahatani transaksi penjualan di kebun jeruk. Pada daerah dataran
tinggi, penjualan jeruk di tingkat usahatani lebih banyak 72 dibandingkan dengan daerah dataran rendah 51. Para petani jeruk keprok SoE di daerah
sampel sangat takut dengan resiko kegagalan pemasaran jeruk keprok SoE mereka di pasar. Dalam kondisi seperti ini petani produsen kurang memiliki kekuatan
untuk menentukan harga jual jeruk keprok. Petani seperti cenderung bertindak sebagai “price taker”, mengikuti harga yang ditentukan oleh para pedagang yang
mendatangi usahatani mereka. Pedagang sering bertindak sebagai manager saluran pemasaran chain manager. Pada bagian lain para pedagang memanfaatkan
kebutuhan mendadak petani dengan melakukan penjualan di muka forward sale
pada saat jeruk keprok SoE masih hijau sistem ijon. Secara rata-rata petani responden yang melakukan sistem ijon ada sebanyak 28.3 dengan mayoritas
sistem penjualan ijon borongan per pohon 24.4. Kedua keadaan tersebut takut resiko dan lemahnya posisi tawar petani berakibat pada harga jual jeruk
keprok SoE yang sangat rendah. Dengan demikian farmer share semakin kecil. Kegiatan pemasaran seperti ini merupakan suatu kegiatan pemasarran yang tidak
efisien. Wawancara dengan para petani menyimpulkan bahwa informasi kunci
baik informasi teknis produksi maupun informasi pasar jarang di dapat oleh para petani dari para pedagang. Informasi-informasi tersebut sering diperoleh para
petani pada saat mereka pergi berbelanja di pasar danatau dari para tetangga mereka. Informasi pasar di tempat lain seperti informasi harga hampir tidak
pernah di dapat oleh para petani. Minimnya fasilitas komunikasi di daerah sentra pengembangan jeruk keprok telah menghambat petani untuk mengakses
informasi, baik informasi harga maupun informasi teknologi lainnya yang berkaitan dengan usahatani jeruk mereka.
5.5.4. Teknologi dan Strategi Pemasaran Jeruk Keprok SoE