2. Tanaman Biofarmaka
Luas panen dan produksi tanaman biofarmaka di kabupaten TTS tercantum pada Tabel 24 dan Gambar 20.
Tabel 24. Luas panen dan Produksi Komoditi Biofarmaka di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Tahun 2008
Komoditi Luas Panen
M
2
Terhadap Total
Produksi Kg
Terhadap Total
Kunyit 15 898
26 158 910
29 Lengkuas
15 096 25
150 960 28
Jahe 13 494
22 135 300
25 Kencur
15 619 26
93 714 17
Temulawak 352
1 3 520
1 Total
60 459 100
542 404 100
Sumber: Dinas Pertanian, 2010c.
Sumber: Tabel 24. a Ranking Luas Panen Terhadap
Total Luas Lahan Tanaman Biofarmaka di Kabupaten Timor
Tengah Selatan, Tahun 2007 b Ranking Produksi Terhadap Total
Produksi Tanaman Biofarmaka Kabupaten Timor Tengah Selatan,
Tahun 2007
Gambar 20. Ranking Luas Panen dan Produksi Berdasarkan Jenis Tanaman Biofarmaka di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Tahun 2007
Baik dari segi luas panen maupun produksi, kunyit menempati urutan yang pertama 29. Catatan yang perlu diperhatikan adalah bahwa pengusahaan
5 10
15 20
25 30
2 6.30 2 5.83
2 4.97 22.32
0.58
L u
as P
ane n
Jenis Tanaman Biofarmaka
Terhadap Total Luas Panen
5 10
15 2 0
2 5 3 0
2 9.30 27.83
2 4.94 17 .28
0.65
P rodu
k si
Jenis Tanaman Biofarmaka
Terhadap Total Produksi
tanaman ini oleh petani masih bersifat tradisional tidak menggunakan input-input produksi yang berkualitas dan masih merupakan usaha sampingan. Petani masih
menggunakan input lokal seperti benih dan tanpa perlakuan lainnya untuk meningkatkan kualitas yang sesuai dengan permintaan pasar. Selain itu,
penyebaran usahataninya tidak merata pada semua kecamatan yang ada di TTS.
3. Tanaman Buah-Buahan
Dari pembahasan terdahulu diketahui bahwa luas panen dan jumlah produksi terbesar untuk jeruk keprok di NTT terdapat di Kabupaten TTS. Jeruk
Keprok SoE merupakan satu-satunya varietas yang dikembangkan di daerah TTS dan dijadikan sebagai komoditas andalan baik tingkat provinsi NTT maupun
kabupaten TTS. Perlu diketahui bahwa jenis keprok yang diusahakan di kabupaten-kabupaten selain TTS adalah bukan merupakan varietas keprok SoE.
Seperti halnya jenis-jenis jeruk keprok di Indonesia, jenis jeruk keprok di NTT juga dikenal dengan label daerah asalnya masing-masing, seperti, untuk menyebut
beberapa, keprok SoE asal kabupaten TTS, keprok ende asal kabupaten Ende, kapok manggarai asal kabupaten Manggarai dan keprok Sumba asal kabupaten
Sumba Barat. Jeruk keprok SoE telah menjadi tanaman masyarakat TTS, namun
perkembangannya masih sangat lambat dikarenakan petani atau pelaku usaha jeruk ini belum mengusahakannya dalam skala ekonomis, teknologi budidaya
yang masih berbasiskan pengetahuan yang belum memadai dan jangkauan pasar yang masih sempit.
Kabupaten TTS terkenal dengan produksi jeruk keprok SoE. Sejak tahun 1960-an sampai sekarang, jeruk keprok SoE JKS menjadi komoditas unggulan
buah-buahan di kabupaten TTS. Hal ini disebabkan karena keprok SoE sangat disukai oleh konsumen baik di NTT maupun di luar NTT. Hasil penelitian taste
panel di Denpasar menunjukkan bahwa jeruk impor masih superior dalam hal
rasa, tekstur dan warna kulit buah, sedangkan keprok SoE memiliki keunggulan penampilan daging buah dan kualitas secara keseluruhan Mason et al., 2002.
Hasil penelitian di Surabaya menunjukkan bahwa keprok SoE memliki kelebihan dalam hal tekstur dan penampilan daging buah dibandingkan dengan keprok
madura dan jeruk impor yang ada Adar et al., 2005. Dari hasil penelitian yang sama, selera konsumen di Kupang mengindikasikan bahwa jeruk keprok SoE
secara potensial memiliki keunggulan dalam hal lebih segar dan berkadar air tinggi seperti yang direfleksikan dari hasil survei konsumen pada segmen tampak
luar dan kualitas keseluruhan dari buah jeruk tersebut. Warna kulit yang kuning keemasan dari jeruk keprok SoE yang siap dipanen memberikan makna tersendiri
bagi para konsumen di beberapa kota di provinsi Nusa Tenggara Timur. Tabel 25 menunjukkan luas panen dan jumlah produksi berbagai jenis
buah-buahan di kabupaten TTS selama tahun 2002-2008. Dalam kurun waktu tersebut, dari tabel diketahui bahwa luas panen dan produksi buah-buahan di
kabupaten TTS senantiasa meningkat, kecuali untuk produksi rambuatan dan salak. Di antara berbagai buah-buahan yang diusahakan petani di kabupaten TTS,
jeruk keprok SoE merupakan buah yang diunggulkan. Dari segi luas panen dan jumlah produksi, jeruk keprok SoE menduduki tempat yang kedua setelah
mangga. Jumlah produksi jeruk ini meningkat dari tahun ke tahun. Dari segi luas panen menunjukkan tren peningkatan terjadi selama periode tahun 2002-2007 dan
menurun pada tahun 2008.
Tabel 25. Luas Panen dan Produksi Buah-Buahan di Kabupaten TTS, Tahun 2002-2008
Jenis Buah- buahan
Luas Panen Ha Produksi Ton
2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
Alpokat 594.0
2 470.0 2 663.0
2 791.0 3 243.0
3 077.0 47.0
1 128.0 4 952.0
5 176.0 7 265.0
8 593.0 21 235.0
286.0 Belimbing
2.0 2.0
2.0 5.0
6.0 12.0
4.0 4.0
4.0 4.0
6.0 8.0
72.0 145.0
Jambu biji 201.0
28.0 42.0
213.0 270.0
430.0 40.0
34.0 58.0
60.0 566.0
2 051.0 1 232.0
427.0 Jeruk Keprok
1 042.0 1 157.0
1 336.0 1 445.0
2 218.0 2 089.0
1 409.0 1 492.0
2 987.0 7 821.0
5 856.0 7 431.0
5 103.0 7 199.0
Jeruk Besar 51.0
97.0 46.0
77.0 99.0
123.0 39.0
224.0 684.0
235.0 449.0
751.0 1 097.0
608.0 Mangga
1 283.0 1 565.0
2 338.0 3 277.0
3 894.0 4 362.0
3 582.0 3 801.0
1 659.0 2 771.0
3 959.0 4 785.0
4 991.0 35 042.0
Nangka 118.0
139.0 210.0
278.0 405.0
574.0 245.0
601.0 748.0
861.0 907.0
594.0 2 074.0
2 284.0 Nenas
13.0 7.0
7.0 9.0
11.0 16.0
4.0 51.0
62.0 62.0
73.0 53.0
93.0 389.0
Pepaya 795.0
851.0 1 102.0
422.0 698.0
808.0 92.0
1 486.0 2 596.0
2 789.0 3 209.0
5 528.0 4 962.0
4 672.0 Pisang
1 104.0 764.0
780.0 838.0
967.0 1 219.0
95.0 2 953.0
3 177.0 3 598.0
4 272.0 5 360.0
11 288.0 5 263.0
Rambutan 1.0
2.0 2.0
2.0 2.0
2.0 1.0
6.0 12.0
12.0 12.0
12.0 8.0
5.0 Salak
0.0 0.0
1.0 1.0
1.0 1.0
0.0 0.0
0.0 2.0
3.0 3.0
2.0 Sirsak
112.0 115.0
195.0 67.0
86.0 298.0
26.0 342.0
287.0 293.0
357.0 710.0
598.0 236.0
Sukun 378.0
146.0 244.0
295.0 339.0
76.0 25.0
1 790.0 735.0
954.0 1 456.0
1 555.0 83.0
241.0 Total
5 694.0 7 343.0
8 967.0 9 720.0
12 239.0 13 087.0
5 610.0 13 912.0
17 961.0 24 636.0
28 389.0 37 434.0
52 839.0 56 799.0
Sumber: Dinas Pertanian, 2009 diolah.
Secara total, luas panen jeruk keprok SoE ini mengalami kenaikan sebesar 26 dan produksi meningkat sebesar 79 dalam periode tahun 2002-
2008. Kenaikan produksi jeruk keprok SoE yang senantiasa meningkat menunjukkan bahwa komoditas ini secara sosial sudah diterima masyarakat dan
secara finansial layak untuk diusahakan oleh petani seperti yang sudah dikaji oleh Milla et al., 2002 dan Yusuf et al., 2009.
Produktivitas jeruk keprok SoE masih jauh dari yang diharapkan. Tabel 26 menunjukkan kesenjangan antara produktivitas aktual dengan potensialnya.
Dari tabel ini diketahui bahwa produktivitas rata-rata tahun 2002-2008 dari jeruk keprok SoE baru mencapai 20 kgpohon atau hanya 5 dari produktivitas
potensialnya peluang peningkatan produktivitas sebesar yakni 95.
Tabel 26. Keadaan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jeruk Keprok SoE di Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2002-2008
Tahun 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
Luas Panen Ha 1 042
1 157 1 336
1 445 2 218
2 089 1 409
Produksi Ton 1 492
2 987 7 821
5 856 7 431
5 103 7 199
Produktivitas TonHa 1.43
2.58 5.85
4.05 3.35
2.44 5.11
Produktivitas Kgphn 5
9 37
28 27
14 20
Tercapai 2.2
4.0 9.0
6.2 5.2
3.8 7.9
Kesenjangan 97.8
96.0 91.0
93.8 94.8
96.2 92.1
Sumber: Dinas Pertanian, 2009 diolah. Keterangan: : 1 ha ditanami 278 pohon dengan potensi hasil maximum 65
tonha Sentra-sentra jeruk keprok SoE di kabupaten TTS tersebar di beberapa
kecamatan dengan populasi seperti tercantum pada Tabel 27. Dari Tabel ini diketahui bahwa ada tujuh kecamatan sentra produksi dan rencana pengembangan
jeruk Keprok SoE di TTS. Berdasarkan jumlah populasi dan rencana pengembangannya, untuk dataran tinggi, dua kecamatan pusat produksi yang
dominan yakni Mollo Utara dan Mollo Selatan; sedangkan untuk dataran rendah adalah kecamatan Kuanfatu dan Amanuban Selatan.
Tabel 27. Sebaran Populasi Tanaman Jeruk Keprok SoE di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Tahun 2008
No Kecamatan
Populasi pohon
Potensi Pengembangan
Areal ha Terhadap
Total 1
Mollo Utara 347 031
34.8 2 000
28 2
Mollo Selatan 193 750
19.2 1 600
23 3
Amanatun Selatan 32812
3.3 200
3 4
Amanuban Tengah 23 764
2.4 700
7 5
Amanatun Utara 1 498
0.2 100
1 6
Kuanfatu 43 600
4.4 600
10 7
Amanuban Selatan 38 701
3.9 400
6 8
Lain-lain 317 787
31.9 1 550
22 Jumlah Pohon
996 833 100
1 959 900 100
Luas Tanam Ha 3 586
7 050 Tercapai :
2004 2008
37 51
Sumber: Lampiran 1 diolah. Keterangan: : Target Pemerintah Daerah Kabupaten TTS sampai dengan Tahun
2013 : 1 Ha = 278 pohon jarak tanam 6 x 6 m
Jeruk kerpok SoE sudah menjadi tanaman primadona masyarakat di kabupaten Timor Tengah Selatan, namun perkembangannya masih cukup lambat
karena para petani di kabupaten ini belum mengusahakannya dalam skala ekonomis yang efisien. kecenderungan luas panen, produksi dan produktivitas
jeruk keprok SoE selama tahun 2002-2008 meningkat. Hal ini bisa dijadikan sebagai indikator bahwa jeruk ini merupakan komoditas penting dan bisa
diandalkan untuk dijadikan sumber pendapatan petani atau penggerak utama ekonomi petani jeruk. Namun, tingkat produksi dan produktivitas jeruk keprok
SoE adalah masih sangat rendah dan berkecenderungan menurun dari tahun 2008 ke tahun 2010 pers. Com dengan Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian
Provinsi NTT di Kupang pada tanggal 3 April 2010. Untuk menggairahkan kembali semangat petani jeruk dan sekaligus
sebagai upaya meningkatkan produktivitas jeruk di kabupaten TTS, maka pemerintah kabupaten TTS dan Provinsi NTT bersama-sama menjalankan
program rehabilitasi jeruk ini dengan maksud untuk: 1 mengembalikan kemampuan produksi JKS dan meningkatkan produktivitas lahan kering, 2
meningkatkan kesempatan kerja dan berusahatani, 3 meningkatkan pendapatan petani dan 4 mengembalikan potensi komoditas unggulan nasional ini.
Sebaran pengusahaan tanaman jeruk keprok SoE per kecamatan di kabupaten TTS selama periode waktu 2004-2008 tercantum pada Tabel 28 dan
Gambar 21 dan Gambar 22. Tabel tersebut menunjukkan bahwa Sentra utama usahatani keprok SoE adalah di kecamatan Mollo Utara termasuk kecamatan
Tobu dan kecamatan Mollo Selatan termasuk kecamatan Mollo Tengah di daerah dataran tinggi. Sedangkan untuk daerah dataran rendah terdapat di
kecamatan Kuanfatu dan Amanuban Selatan termasuk kecamatan Kualin. Kultivar jeruk yang dikembangkan di wilayah kabupaten Timor Tengah
Selatan adalah jenis jeruk keprok SoE. Jeruk ini memiliki ciri-ciri umum antara lain tinggi tanaman berkisar 4-8 m, warna buah matang kuning kemerah-merahan
atau kuning keemasan, bentuk buah bulat pendek dengan ukuran diameter 6.86 x 6.66 cm, tingkat kekerasan buah lunak atau agak lunak, warna daging buah
orange, berat buah 100-125 gram, rasa buah manis dan segar, tekstur daging buah berserat halus dan potensi produksi 50-250 kg per pohon per musim panen.
Tabel 28. Rata-Rata Jumlah Tanaman, Luas Panen dan Produksi Jeruk Keprok SoE di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Tahun 2004-2008
No Kecamatan
Jumlah Tanaman
Pohon Terhadap
Total Luas Panen
Pohon Terhadap
Total Produksi
Ton Terhadap
Total 1
Mollo Utara 327 155.2
38.41 132 823.4
43.69 3 712.52
52.60 2
Mollo Selatan 182 167.4
21.39 75 243.2
24.75 1 613.52
22.86 3
Amaban Barat 75 155.6
8.82 2 937.4
0.97 61.12
0.87 4
Kota SoE 45 307.8
5.32 23 857.0
7.85 405.00
5.74 5
Amaban Selatan 42 235.2
4.96 226.4
0.07 4.12
0.06 6
Fatumnasi 39 892.2
4.68 17 618.6
5.80 322.34
4.57 7
Amatun Selatan 26 798.6
3.15 7 195.6
2.37 127.72
1.81 8
Kuanfatu 24 987.2
2.93 10 680.0
3.51 245.40
3.48 9
Pollen 18 607.6
2.18 6 045.2
1.99 110.16
1.56 10
Amaban Tengah 15 972.0
1.88 8 747.6
2.88 122.30
1.73 11
Kie 10 123.0
1.19 5 606.0
1.84 106.56
1.51 12
Nunkolo 9 924.6
1.17 4 272.2
1.41 86.76
1.23 13
Amaban Timur 7 121.0
0.84 1 893.0
0.62 32.60
0.46 14
Toianas 5 834.0
0.68 720.0
0.24 12.40
0.18 15
Kolbano 5 005.6
0.59 350.4
0.12 4.80
0.07 16
Boking 4 862.2
0.57 1 568.6
0.52 23.48
0.33 17
Oenino 3 584.2
0.42 377.2
0.12 5.64
0.08 18
Batu Putih 2 273.0
0.27 1 337.0
0.44 24.48
0.35 19
Kotolin 2 013.2
0.24 1 480.0
0.49 22.00
0.31 20
Amatun Utara 1 542.4
0.18 449.0
0.15 7.76
0.11 21
Kualin 1 135.4
0.13 558.4
0.18 7.56
0.11 Kabupaten TTS
851 697.4 100.00
303 986.2 100.00
7 058.24 100.00
Sumber: Lampiran 1 diolah. Jeruk keprok SoE merupakan salah satu jenis buah unggulan nasional
setelah mendapatkan pelepasan oleh Pemerintah Pusat pada tahun 1998 dan mendapatkan juara pertama selama tiga tahun berturut-turut 2003, 2004, dan
2005 dalam kontes buah nasional yang diselenggarakan oleh majalah Trubus Indonesia Adar et al., 2005. Namun sistem pengelolaan usahatani komoditas ini
oleh petani masih belum memenuhi standar teknis yang dianjurkan.
Sumber: Lampiran 1 diolah. Gambar 21. Rata-Rata Luas Panen Jeruk Keprok SoE per Kecamatan, Tahun
2004-2008
Sumber: Lampiran 1 diolah. Gambar 27. Rata-Rata Produksi Jeruk Keprok SoE per Kecamatan, Tahun 2004-
2008
5 10
15 20
25 30
35 40
45
43.7
24.8
7.8 5.8
3.5 2.9
2.4 2.0
1.8 1.4
1.0 0.6
0.5 0.5
0.4 0.2
0.2 0.1
0.1 0.1
0.1
L u
as P
ane n
Kecamatan Luas Panen
10 20
30 40
50 60
52.60
22.86 5.74 4.57
3.48 1.81 1.73 1.56 1.51 1.23 0.87 0.46 0.35 0.33 0.31 0.18 0.11 0.11 0.08 0.07 0.06
P ro
duks i
Kecamatan
Produksi
2.3.2.3. Subsektor Perkebunan