proses produksi faktor internal. Mengingat usahatani jeruk keprok di Provinsi Nusa Tenggara Timur sudah lama diusahakan oleh petani, maka analisis terhadap
berbagai sumber gangguan produksi baik eksternal maupun internal merupakan
suatu hal yang penting.
3.1.2. Pengertian Efisiensi Teknis, Alokatif dan Ekonomis
Konsep dan pengukuran efisiensi merupakan suatu hal yang penting Farrell, 1957. Masalah pengukuran efisiensi produksi dari suatu industri merupakan hal
penting baik untuk tujuan pengembangan teori ekonomi maupun bagi kepentingan para pembuat kebijakan di bidang pembangunan ekonomi. Jika argumen-argumen
teoritis terhadap efisiensi secara relatif dari sistem-sistem ekonomi yang berbeda- beda hendak dijadikan uji empiris, maka sangatlah perlu untuk membuat beberapa
pengukuran efisiensi aktual. Demikian juga halnya jika perencanaan ekonomi dikonsentrasikan pada suatu industri tertentu, maka sangatlah penting untuk
mengetahui seberapa besar kenaikan output yang diharapkan dari industri tersebut dengan hanya meningkatkan efisiensinya tanpa menyerap sumberdaya-
sumberdaya tambahan lainnya lebih jauh. Fungsi produksi yang pengertiannya sama dengan fungsi produksi frontier
production frontier, di dalam literatur mikroekonomi, adalah deskripsi tentang hubungan antara input dan output suatu industri. Secara tegas dinyatakan bahwa
fungsi produksi menunjukkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan dengan kombinasi penggunaan berbagai jumlah input Debertin, 1986. Dengan
kata lain, fungsi produksi mendeskripsikan hubungan teknis yang mentransformasikan input-input sumberdaya-sumberdaya menjadi output-output
komoditas-komoditas. Secara umum fungsi produksi dinyatakan sebagai:
x f
y =
................................................................................................. 3.1 di mana y adalah output industri dan x adalah input yang digunakan untuk
memproduksi output tersebut. Fungsi produksi, jika diketahui, dapat memberikan gambaran teknologi
produksi. Perhitungan efisiensi secara relatif dapat dilakukan terhadap fungsi ini. Secara khusus, inefisiensi teknis ditentukan oleh jumlah deviasi dari fungsi
produksi. Di dalam istilah ekonomi, inefisiensi teknis menunjukkan kegagalan suatu industri untuk beroperasi pada fungsi produksi frontier. Hal ini
menunjukkan inefisiensi yang disebabkan oleh waktu dan metode dari aplikasi input-input produksi Ali dan Byerlee, 1991. Sebab-sebab potensial dari
inefisiensi teknis adalah informasi yang tidak lengkap, keterampilan teknis yang kurang memadai dan motivasi yang kurang kuat Daryanto, 2000.
Pengertian efisiensi di dalam tulisan ini diambil dari tulisan Farrell 1957, diacu dalam Coelli et al. 1998. Farel memperkenalkan bahwa efisiensi terdiri
dari efisiensi teknis Technical Efficiency-TE yakni kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan output maksimum dari penggunaan suatu set
bundle input. Efisiensi teknis berhubungan dengan kemampuan suatu perusahaan untuk berproduksi pada kurva frontier isoquant. Definisi lain
menunjukkan bahwa TE adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi pada tingkat output tertentu dengan menggunakan input minimum pada tingkat
teknologi tertentu. Efisiensi alokatif Allocative Efficiency-AE adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menggunakan input pada proporsi yang
optimal pada harga dan teknologi produksi yang tetap given. AE merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan sejumlah output pada kondisi
minimisasi rasio biaya dari input. Gabungan kedua efisiensi ini disebut efisiensi ekonomi Economic Efficiency-EE atau disebut juga efisiensi total. Hal ini berarti
bahwa produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan baik secara teknis maupun ekonomis adalah efisien.
Untuk mengilustrasikan konsep efisiensi-efisiensi tersebut, Farrell menggunakan contoh sederhana dari suatu industri yang menggunakan hanya dua
input, x
1
dan x
2
,
2 1
x x
f y
= untuk menghasilkan output y. Fungsi produksi yang efisien
diasumsikan sudah diketahui dapat ditulis: ........................................................................................... 3.2
Dengan asumsi constant return to scale CRS, maka persamaan 3.2 dapat ditulis:
y x
y x
f
2 1
, 1
= ................................................................................... 3.3
Asumsi CRS dibuat dengan catatan bahwa fungsi produksi itu sudah sangat efisien beroperasi pada skala optimal pada daerah dua dari fungsi
produksi neoklasik. Fungsi produksi tersebut adalah homogen derajat 1 jika penggunaan input ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka output juga akan
meningkat dengan proporsi yang sama. Suatu fungsi produksi homogen derajat n akan menghasilkan suatu return to scale parameter dari suatu nilai n yang
konstan. Asumsi CRS ini mengijinkan teknologi untuk direpresentasikan dengan menggunakan isoquant kombinasi dari berbagai input yang dapat digunakan
untuk menghasilkan output yang sama, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 27 berikut ini. Asumsi CRS ini dinyatakan secara eksplisit untuk menunjukkan
bahwa pengukuran yang berorientasi input dan output adalah equivalen.
a
x
P x x
b c
x
e
P
Sumber: Coelli et al., 1998. Gambar 27. Pengukuran Efisiensi Farrell 1957
Pada Gambar 27, Io adalah isoquant dan garis PP adalah garis isocost kombinasi input yang dapat dibeli dengan anggaran yang sama. Titik X
a
secara teknis tidak efisien dan titik X
b
secara teknis efisien karena terletak pada isoquant, tetapi secara alokatif tidak efisien. Titik X
c
secara teknis tidak efisien tetapi secara alokatif efisien karena menempati kombinasi harga input yang efisien pada garis
isocost PP. Titik X
e
secara teknis dan alokatif efisien atau disebut juga efisien secara ekonomis. Jarak antara titik X
c
dan X
b
adalah besarnya biaya yang diminimalkan jika perusahaan ingin berproduksi pada titik X
e
Dari gambar di atas juga diketahui bahwa ketiga efisiensi TE, AE dan EE tersebut dapat dihitung:
yang merupakan tempat kombinasi penggunaan input yang efisien secara teknis dan alokatif.
a c
b c
a b
X X
EE X
X AE
X X
TE dan
; =
= =
...................................... 3.4 Perlu diingat bahwa ketiga nilai efisiensi tersebut berkisar antara 0 dan 1, di mana
nilai 1 menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sangat efisien. I
o
x
1
y x
2
y
Berdasarkan pengertian efisiensi-efisiensi di atas, maka untuk mencapai efisiensi ekonomi dapat dilakukan dengan dua pendekatan. Pertama, apabila biaya
yang tersedia sudah tertentu besarnya, maka menggunakan input secara optimal hanya dapat dicapai dengan cara memaksimumkan output. Kedua, jika output
yang akan dicapai sudah tertentu besarnya, optimasi dari proses produksi hanya dapat dicapai dengan cara meminimumkan biaya.
3.1.3. Pengukuran Efisiensi Produksi