Dari Segi Produk Teknologi dan Strategi Pemasaran Jeruk Keprok SoE

mendesain bauran pemasaran produkjasa, harga, distribusitempat, dan promosi yang perlu untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dari pasar target. Pada tulisan ini, pembahasan difokuskan pada cara dan metode yang digunakan oleh petani produsen di dalam pemasaran jeruk keprok SoE-nya. Sedangkan teknologi pemasaran yang dikonsepkan di dalam penelitian ini adalah semua peralatan danatau fasilitas pemasaran produk yang digunakan untuk pendistribusiannya dari produsen kepada konsumen, peralatan danatau fasilitas pasartempat penjualan produk, dan peralatan danatau fasilitas promosi produk McColl- Kennedy dan Kiel, 1999; Chen et al., 2001; Owen et al, 1973; Wei et al., 2001; Burns dan Bush, 2000; Highley dan Webb, 2001 dan Hawkins et al., 2001. Teknologi dan strategi Pemasaran yang dipraktekkan oleh para petani jeruk keprok SoE di daerah penelitian adalah sebagai yang tertera di dalam penjelasan-penjelasan di bawah ini.

5.5.4.1. Dari Segi Produk

Konsep produk yang dimaksudkan adalah keseluruhan atribut dari bahan mentah material, warna, ukuran, berat, asesoris, penampilan, pelayanan kepada konsumen, jaminan mutu dan label brand McColl Kennedy dan Kiel, 1999 dan Goletti Samman, 2000. Gambar 38 menampilkan bentuk jeruk keprok SoE. Kualitas jeruk keprok SoE hasil uji selera konsumen di Denpasar dan Kupang: Adar et al., 2006 sangat disukai dalam hal kemudahan dikupas kulit tidak lengket dengan daging buah, rasa, warna daging buah segar dan kulit buah kuning keemasan. Jeruk berwarna kuning keemasan terasa lebih manis dibandingkan dengan yang kulitnya kuning mulus bercampur kehijauan. Namun, hanya sedikit konsumen yang mengenal jeruk keprok SoE. Hal ini dikarenakan produk ini khas, walaupun pengepakan dan perlakuan produk sebelum dan selama pemasaran belum dilakukan sesuai dengan tuntutan pasar target. Grading hanya dilakukan oleh sebagian kecil 45 pedagang jeruk keprok SoE. Petani hampir tidak pernah mengetahui ukuran diameter buah jeruk yang dipasarkan. Petani menjual JKS atas kelas-kelas berdasarkan besar-kecilnya buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran buah jeruk keprok SoE sangat bervariasi mulai dari yang paling kecil diamter buah lebih kecil dari 3 cm sampai dengan yang paling besar diamter buah lebih besar dari 9 cm Tabel 51. Sedangkan ukuran jeruk impor dari Cina cukup seragam yaitu hanya berdiameter 5 sampai dengan 6 cm saja. Gambar 38. Jeruk Keprok SoE, Produk Unggulan Nasional, Spesifik Lokasi Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur Tabel 51. Pengkelasan Jeruk Keprok SoE Berdasarkan Berat, Diameter dan Jumlah Buah per Kg Kelas Mutu Berdasarkan Berat buah gram Diameter buah cm Jumlah buahkg Kelas Super 220 gram 8 – 9 cm 3-4 buahkg Kelas I 180-220 gram 6,0 – 8 cm 5 -6 buahkg Kelas II 140-180 gram 4.5 – 6.0 cm 7-8 buahkg Kelas III ≤ 140 gram ≤ 4.5 cm 9-10 buahkg Sumber: Data Primer, 2010 diolah. Bila dibandingkan dengan jeruk impor seperti kino dan lokam dari Pakistan, berat buah jeruk keprok SoE yang berdiameter 6 cm adalah 185 gram, sedangkan jeruk kino dan lokam dengan diameter sama hanya memiliki berat buah sebesar 135 dan 140 gram secara berurutan. Dengan demikian, 1 kg jeruk keprok SoE hanya terdiri dari 5-6 buah saja. Sedangkan 1 kg jeruk kino dan lokam berisi 6-8 buah jeruk. Hal ini diduga karena jeruk impor sudah mendapat perlakuan khusus sehingga kadar air dalam daging buah rendah. Perlakuan produk ditingkat petani sebelum dijual hampir tidak ada. Mayoritas 75 para petani sampel mengijinkan buah jeruknya dipanen oleh para pembeli. Hal ini erat kaitannya dengan metode penjualan yang dilakukan oleh petani jeruk. Kebanyakan 88 responden petani menjual jeruk dengan didahului pembersihan sederhana, namun grading dan pemberian bahan kimia tidak dilakukan 100 responden seperti pewarnaan, pelilinan dan pengawetan buah. Perlakuan produk selama pemasaran tidak ada dibiarkan secara alamiah baik yang dilakukan oleh petani maupun pedagang. Perlakuan produk setelah pemasaran juga tidak ada, terutama untuk kegiatan evaluasi dan monitoring dalam rangka mendapatkan indikasi tentang kualitas produk yang mencapai konsumen akhir. Jaminan mutukualitas produk untuk konsumen tidak ada. Tidak ada jaminan bahwa produk yang dijual dapat memenuhi selera konsumen dan tidak membahayakan kesehatan konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar para petani dan pedagang memakai karung palstik putih rata-rata berisi 35-40 kg jeruk per karung dan gardus bekas pengepakan rokok gudang garam filter rata-rata berisi 42 kg jeruk per gardus sebagai pembukus buah jeruk. Teknologi pengepakan dan fasilitas produk lainnya yang sederhana seperti yang sudah digambarkan di atas telah menyebabkan jangkauan pasar jeruk keprok SoE pendek, yaitu sebagian besar 99 dipasarkan sampai di SoE, Kefa ibukota kabupaten Timor Tengah Utara dan Kupang saja. Selain itu, jeruk keprok SoE belum ada yang dijual di supermarket baik yang ada di Kupang maupun di kota lain. Akibat minimya teknologi pra dan selama pemasaran berlangsung, jeruk keprok SoE hanya sanggup bertahan di pasar paling lama 5 hari setelah panen. Sebagai perbandingan, jeruk kino dan lokam dari Pakistan bisa bertahan 3 bulan di pasaran. Hal ini disebabkan oleh adanya perlakuan pascapanen yang berteknologi tinggi seperti pengaturan kadar air dalam buah, pengawetan buah dan pengepakan yang sangat memadai.

5.5.4.2. Dari Segi Harga