2.3.2.4. Subsektor Peternakan
Sub sektor ini memberikan kontribusi terbesar kedua 22 terhadap PDRB TTS tahun 2007, setelah tanaman bahan makanan 33. Jenis usaha
ternak di Kabupaten Timor Tengah Selatan terdiri dari ternak besar sapi, kerbau, kuda dan ternak kecil kambing, domba serta unggas ayam kampung dan itik.
Populasi hewan ternak pada tahun 2007 mencapai 834 657 ekor meningkat sebesar 11.82 dibandingkan dengan tahun 2006 746 398 ekor. Untuk populasi
kuda paling banyak terdapat di Kecamatan Fatumnasi sebanyak 1 141 ekor, sedangkan untuk populasi sapi paling banyak terdapat di Kecamatan Polen
sebanyak 19 885 ekor, kerbau paling banyak terdapat di Kecamatan Amanatun Selatan 87 ekor, kambing dan babi paling banyak terdapat di Amanuban Timur
dan Fatumnasi masing-masing 6 391 ekor dan 19 609 ekor. Jumlah populasi ternak dapat dilihat pada Gambar 24.
G Sumber: BPS, 2008b.
Gambar 24. Jumlah Ternak dan Persentase Terhadap Total di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Tahun 2007
50000 100000
150000 200000
250000 300000
350000 400000
3 88589 46.56 2 50933 30.06
155276 18.60 33879 4.06
2 936 0.4 2 656 0.3
3 88 0.1
Ju m
lah T
e r
n ak
e k
o r
Jenis Ternak
Jumlah Ternak Ekor
Sistem pemeliharaan ternak di Kabupaten TTS didominasi oleh sistem usaha lepas ekstensif dengan sistem semi intensif sebatas pada ternak kuda dan
babi. Namun semuanya masih merupakan usaha skala kecil dan tradisional yang membutuhkan sentuhan teknologi intensifikasi dan skala ekonomis. Permasalahan
utama terkait pemeliharaan ternak di Kabupaten TTS adalah masalah tata ruang, masalah kesehatan ternak dan struktur agribisnisnya. Masalah tata ruang
merupakan masalah tanggungjawab Pemerintah Daerah kabupaten. Menyikapi hal ini Pemerintah Daerah melalui Bappeda Kabupaten TTS telah membuat pemetaan
daerah pengembangan ternak. Masalah kesehatan hewan merupakan sumber utama 60 ancaman
bagi kesehatan manusia. Struktur agribisnis ternak baik di tingkat usahatani, pengolahan dan pemasaran terutama pengecer masih tidak seimbang.
Keuntungan yang paling besar sering terjadi pada para pedagang pers.com dengan petani peternak, 27 Maret 2010 di SoE. Selain itu, masalah hijauan
makanan ternak di musim kemarau 8 bulan kering merupakan faktor utama penghambat usahatani ternak petani di TTS. Berdasarkan hasil analisis statitik
diketahui bahwa faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap populasi sapi di Kabupaten TTS adalah luas padang penggembalaan, jumlah
pemotonganpengeluaran dan angka kelahiran Bappeda, 2010.
2.3.2.5. Subsektor Perikanan