peneliti-peneliti terdahulu di bidang pertanian. Sedangkan bagian kedua disajikan tentang studi-studi terdahulu yang berkaitan dengan komoditas jeruk keprok SoE.
2.4.1. Penelitian Efisiensi dengan Stokastik Frontier
Seperti yang telah dibahas di dalam banyak literatur, pertumbuhan produktivitas dapat dibedakan atas perubahan teknologi technical chage, TC dan
efisiensi teknis technical efficiency, TE. Pembagian ini dimungkinkan dari adanya penelitian tentang berbagai sumber pertumbuhan produktivitas dari
berbagai sudut pandang. Secara khusus dikatakan bahwa efisiensi teknis merupakan ukuran relatif dari kemampuan manajerial untuk teknologi yang sudah
ada. Hal ini berarti bahwa efisiensi teknis terjadi karena adanya perbaikan pada pengambil keputusan atau kemampuan manajerialnya. Kemampuan ini berkaitan
dengan variabel-variabel yang antara lain pengetahun, keterampilan, umur dan pendidikan Bravo-Ureta et al., 2007.
Model frontier dapat diklasifikasikan atas dua tipe yakni parametrik dan non-parametrik. Model parametrik dibedakan atas deterministik dan stokastik.
Model deterministik mengasumsikan bahwa deviasi dari frontier disebabkan oleh adanya inefisiensi, sedangkan pendekatan stokastik mengijinkan adanya gangguan
statistik. Model fungsi stokastik frontier mengintegrasikan struktur gangguan acak atas dua yakni komponen yang merefleksikan inefisiensi one-sided error dan
komponen yang menangkap gangguan yang datang dari luar yang tidak dapat dikontrol oleh unit produksi.
Model ekonometrika untuk estimasi efisiensi dapat juga dipisahkan ke dalam pendekatan primal dan dual, tergantung pada perilaku asumsi yang
digunakan seperti memaksimumkan output, meminimumkan biaya atau
memaksimumkan keuntungan. Pendekatan primal telah lebih banyak digunakan di dalam estimasi frontier, walaupun pendekatan dual baik dengan menggunakan
fungsi biaya maupun fungsi keuntungan akhir-akhir ini mendapat perhatian yang semakin meningkat Khumbakar, 2001. Estimasi fungsi frontier dapat juga
dibedakan atas dasar jenis data yang digunakan yakni data cross section dan data panel.
Hasil penelitian dari Khumbakar 2001 antara lain menyimpulkan bahwa tidak ada manfaat yang jelas untuk membedakan satu metode atas metode lainnya.
Tetapi hasil penelitian empiris dengan menggunakan data pertanian yang telah dilakukan oleh Sharma dan Leung 2000, Wang dan Schmidt 2002 dan Udoh
2005 seperti yang tercantum dalam Bravo-Ureta et al. 2007 menunjukkan bahwa pemilihan suatu metode yang khusus untuk analisis efisiensi dapat secara
serius mempengaruhi nilai estimasi efisiensi yang dipelajari tersebut. Salah satu penelitian terbaru yang mencoba untuk mengatasi hal tersebut
adalah studi dari Bravo-Ureta et al. 2007. Secara detail, studi tersebut mencoba mengkaji beberapa hal yakni: 1 apakah metode parametrik baik deterministik
maupun stokastik menghasilkan nilai TE yang berbeda dengan pendekatan non parametric, 2 apakah bentuk fungsi memiliki efek pada TE, 3 apakah model
data panel menghasilkan nilai mean TE yang sama dengan yang dihasilkan model frontier dengan data cross section, 4 apakah nilai TE dari pendekatan primal
berbeda dengan pendekatan dual, 5 apakah model dengan ukuran contoh dan jumlah variabel banyak atau sedikit memiliki pengaruh pada nilai TE, 6
apakah nilai TE bervariasi antar jenis komoditas yang dianalisis, 7 apakah lokasi geografis Negara menghasilkan mean TE yang spesifik, dan 8 apakah tingkat
pendapatan Negara mempengaruhi nilai estimasi TE. Untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan tersebut, Bravo-Ureta et al. 2007 mengkaji 191 hasil
studi empiris dengan komposisi 42 studi menggunakan metode non parametrik, 32 studi menggunakan metode parametrik deterministik dan 117 memakai metode
parametrik stokastik frontier. Studi dari Bravo-Ureta et al. 2007 ini menyarankan bahwa tidak ada kesimpulan yang berkaitan dengan penggunaan
berbagai bentuk fungsi. Sedangkan analisis lainnya menyimpulkan bahwa nilai estimasi yang dihasilkan oleh model parametrik fungsi stokastik frontier lebih
tinggi dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh model paramertik deterministik. Dari beberapa penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode
stokastik frontier adalah metode yang paling banyak digunakan oleh para peneliti di bidang pertanian. Pembahasan penggunaan metode stokastik frontier ini akan
lebih detil pada bagian III Kerangka Pemikiran dari penelitian ini. Ringkasan berbagai penelitian empiris bidang pertanian yang
menggunakan metode stokastik frontier termasuk pengarang, tahun, Negara, komoditas, jumlah observasi dan nilai mean TE dicantumkan pada Lampiran 2.
Dari begitu banyak analisis efisiensi baik dengan menggunakan parametrik deterministik maupun stokastik frontier, hanya sedikit saja yang di arahkan pada
tanaman tahunan terutama komoditas jeruk. Dari 141 penelitian pustaka seperti yang tercantum pada Lampiran tersebut, hanya empat 2.84 yang melakukan
penelitian pada jeruk. Sebagian besar penelitian dengan menggunakan stokastik frontier dilakukan pada produk ternak dan susu 21, disusul dengan penelitian
pada tanaman pangan lainnya 20 dan padi 17.02.
Secara terperinci tentang jumlah penelitian dan nilai mean efisiensi teknis berdasarkan kelompok komoditas tercantum pada Tabel 36.
Tabel 36. Jumlah Penelitian dan Nilai Mean Efisiensi Teknis Berdasarkan Kelompok Komoditas
Produk Jumlah
Terhadap total studi Mean TE
Pertanian total 13
9.22 75.8
Jeruk 4
2.84 72.6
Kopi 2
1.42 87.0
Tanaman pangan 28
19.86 77.5
Padi 24
17.02 74.6
Jagung 6
4.26 77.8
Ternak susu 29
20.57 81.1
Sayuran dan kacangan 7
4.96 74.4
gandum 4
2.84 66.2
singkong 3
2.13 68.8
Biji-bijian lainnya 10
7.09 76.1
Produk lainnya 11
7.80 79.3
T o t a l 141
100.00
Sumber: Lampiran 2 diolah. Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata efisiensi teknis yang
paling tinggi terdapat pada studi ternak dan susu 81.1, disusul dengan produk lainnya 79.3. Sedangkan nilai mean efisiensi teknis untuk tanaman pangan
lainnya dan jagung adalah 77.5 dan 77.8 secara berturut-turut. Nilai mean efisiensi teknis untuk jeruk yakni 72.61. Hasil penelitian Bravo-Ureta et al. 2007
menunjukkan bahwa tanaman pangan lainnya adalah kategori dominan yang dipelajari peneliti, diikuti oleh ternak dan susu, padi, total pertanian, jagung dan
tanaman biji-bijian. Selanjutnya ditemukan juga bahwa nilai rata-rata efisiensi teknis tertinggi pada ternak dan susu 84.5 dan terendah gandum 68.2.
Dari beberapa penelitian seperti yang tercantum pada Lampiran 2 tersebut, secara khusus hasil penelitian pada komoditas jeruk, kopi, teh dan pistachio
semuanya adalah tanaman tahunan akan diringkas seperti tercantum pada Tabel 37. Fokus kajian pada tabel tersebut adalah terutama tentang sampel, bentuk
fungsi, jenis data, metode estimasi dan sumber-sumber efisiensiinefisiensi teknis. Tabel 37. Beberapa Penelitian Frontier pada Tanaman Tahunan
Pengarang Pertama
Komoditas Lokasi
Jumlah Sampel
Tahun Bentuk
Fungsi, Jenis
Data Metode
Estimasi Mean
TE Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Efisiensi Inefisiensi
Dhehibi Jeruk
Tunisia 150
2007 Translog
Panel data;
Primal ML
SF 86.01
Efisiensi Teknis :
Lahan, tenaga kerja, pupuk, biaya lain.
Inefisiensi
: Share tenaga kerja
keluarga, share tanaman produktif, umur petani,
kuadrat umur petani, pengalaman petani,
pelatihan pertanian, persepsi tentang air
irigasi
Dhehibi Jeruk
Tunisia 144
2007a Translog
Panel data;
Primal ML
SF 67.73
Efisiensi Teknis :
Lahan, tenaga kerja, input-input kimia, air
irigasi dan biaya lain.
Inefisiensi :
Ukuran usahatani, umur petani,
pendidikan, pelatihan pertanian,
share tenaga kerja keluarga dan
share tanaman produktif
Lambaraa Jeruk
Spain 859
Cobb- Douglas
Panel data;
Primal ML
SF TFP
64.10 Efisiensi Teknis
: tenaga kerja,
pupuk dan pestisida, Lahan dan
biaya lain 2007
Picazo- Tadeo
Jeruk Spain
33 Cross
section LP
Efisiensi Teknis :
ukuran usahatani, tenaga kerja,
modal usaha dan keterampilan manajerial
petani 2006
DEA
Tabel 37. Lanjutan
Vedenov Kopi
Mexico 120
2007 Translog
Panel data
Primal ML
SF Distance
Function 87.00
Efisiensi Teknis
: lahan untuk kopi,
lahan untuk jagung, lahan yang dipupuk
Inefisiensi Teknis
: kepadatan penduduk,
share tanaman kopi terhadap tanaman lain,
panjang jalan, ketinggian tempat
Wollni Kopi
Costa Rica
216 2007
Probit, Cobb-
Douglas, Translog,
Panel data,
Primal ML
SF 81.00
Efisiensi Teknis :
Lahan, tenaga kerja,kapital, umur
tanaman, kegiatan pemeliharaan, varietas,
pemangkasan dan daerah
Inefisiensi Teknis
: Pendidikan,
pengalaman, pembukuan usahatani,
kunjungan penyuluh, umur petani, KK
perempuan, jumlah anak 14 tahun,
keluarga, jumlah orang dewasa, ukuran
usahatani, sumber pendapatan lain,
anggota koperasi, daerah
Hazarika Teh
Assam 67
1999 Cobb-
Douglas Panel
data, Primal
OLS MLE
SF 85.00
64.00
Efisiensi Teknis
: lahan efektif, tenaga
kerja, pupuk, share area untuk teh yang
berumur ≥50 tahun,
share area untuk teh yang berumur 50
tahun, share area untuk varietas seed dan
clonal
Boshrabadi Pistachio
Iran 475
2006 Translog,
Pooled data,
Primal ML
SF SHAZAM
Meta- frontier
55.00
Efisiensi Teknis
: Air irigasi, tenaga
kerja, pupuk kandang, pupuk kimia, pestisida,
mesin, input lainnya
Sumber: Lampiran 2. Keterangan: ML: Maximum Likelihood estimation, SF: Stokastik Frontier, LP:
Linear Programing, DEA: Data Envelopment Analysis
Dari tabel tersebut diketahui bahwa metode estimasi untuk menduga tingkat efisiensi pada jeruk yang digunakan para peneliti tersebut di atas paling
banyak menggunakan stokastik frontier. Sedangkan bentuk fungsi yang digunakan adalah Cobb-Douglas dan Translog. Sedangkan untuk tanaman kopi
menggunakan stokastik frontier dan stokastik frontier distance function dan bentuk fungsi Cobb-Douglas, Translog dan Probit. Data yang digunakan adalah
panel data. Secara umum, sumber-sumber efisiensi produksi pada tanaman tahunan
tersebut adalah lahan, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk kimia, pestisida, air irigasi, mesinperalatan pertanian, kegiatan pemeliharaan pemangkasan,
perawatan, penyemprotan, umur tanaman, jenis varietas, daerahketinggian tempat, modal usahatani dan biaya lainnya. Sedangkan sumber-sumber inefisiensi
adalah share tenaga kerja keluarga, share tanaman produktif, umur petani, kuadrat umur petani, pengalaman petani, pelatihan pertanian, persepsi tentang air irigasi,
pembukuan usahatani, kunjungan penyuluh, share tenaga kerja keluarga, kepala keluarga perempuan, jumlah orang dewasa, ukuran usahatani, keterampilan
manajerial petani, akses terhadap kredit, sumber pendapatan lain, anggota koperasi, panjang jalan, daerahketinggian tempat. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut ada yang berpengaruh nyata dan ada yang tidak. Terdapat banyak penjelasan kualitatif tentang hal-hal tersebut.
Hasil kajian Bravo-Ureta dan Pinheiro 1993 dan Bravo-Ureta et al. 2007 yang menggunakan analisis efisiensi pada berbagai literatur fungsi frontier
menyimpulkan bahwa secara umum, paling banyak studi memakai model parametrik, data panel dan cross section, bentuk fungsi Cobb-Douglas dan
merepresentasikan teknologi dengan pendekatan primal. Selain itu juga, banyak hasil studi di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata mean efisiensi teknis untuk
model parametrik stokastik frontier agak lebih tinggi dibandingkan model parametrik deterministik. Beberapa studi seperti Kumbakar dan Lovell 2003 dan
Bravo-Ureta et al. 2007 juga menemukan bahwa nilai estimasi untuk model non paramertik lebih tinggi dibandingkan dengan parametrik. Namun, para peneliti
yang melakukan studi dengan menggunakan model non parametrik masih sedikit. Dari berbagai studi yang ditelaah terdapat pola yang menarik untuk
mendeteksi pengaruh bentuk fungsi. Fungsi Cobb-Douglas merupakan bentuk fungsi yang paling banyak digunakan dalam berbagai studi terdahulu itu. Di
dalam model deterministik, bentuk fungsi Cobb-Douglas menghasilkan nilai rata- rata mean efisiensi teknis yang lebih tinggi dibandingkan dengan bentuk fungsi
translog. Sedangkan model stokastik frontier menghasilkan hal yang berlawanan. Namun hasil ini tidak signifikan secara statistik. Hal ini dipertegas lagi oleh hasil
studi Kopp dan Smith 1980, diacu dalam Bravo-Ureta et al. 2007 yang mengatakan bahwa spesifikasi bentuk fungsi memberikan pengaruh yang kecil
terhadap estimasi efisiensi. Pembahasan lebih lanjut tentang berbagai studi perbedaan bentuk fungsi dalam analisis efisiensi dan produktivitas terdapat pada
Zellner et al. 1966, Hayami 1970, Ulvelling dan Fletcher 1970, Futan dan Gray 1981, dan Kaneda 1982. Selain itu, di dalam model deterministik, nilai
rata-rata mean efisiensi untuk pendekatan primal menghasilkan nilai estimasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendekatan dual.
Hasil kajian Battese dan Coelli 1992, Bravo-Ureta dan Pinheiro 1993, dan Bravo-Ureta et al. 2007 memperlihatkan bahwa panel data secara umum
menghasilkan rata-rata tingkat efisiensi teknis yang lebih tinggi dibandingkan hasil estimasi dengan menggunakan data cross section. Namun, studi dari Greene
1993 dalam Bravo-Ureta et al. 2007 memperdebatkan bahwa pengaruh tipe data baik data panel maupun cross section terhadap magnitut nilai analisis
efisiensi tidak penting. Beberapa pustaka yang dipelajari juga telah menganalisis perbedaan
efisiensi berdasarkan geografis negara atau benua dan ada juga yang membahas perbedaan antar zona ekologi seperti Easter et al. 1977, Batteman et al. 1988,
Ali and Byerlee 1991, Roche 1994, Tadesse dan Krishnamoorthy 1997, Ray 2004, Boshrabadi et al. 2006, Ogundari dan Ojo 2006 dan Bravo-Ureta et al.
2007. Dari sekian banyak literatur ini tak satupun yang mengkaji efisiensi pada jeruk berbasiskan letak geografi, zona ekologi atau agroekologi maupun skala
usaha. Penelitian yang berkaitan dengan asumsi tentang distribusi dari kesalahan
pengganggu menyimpulkan bahwa setelah membandingkan nilai efisiensi dengan asumsi setengah normal asimetris, truncated simetris atau exponensial,
ternyata tidak terdapat perbedaan yang berarti. Namun, distribusi gamma memiliki nilai efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan lainnya Bravo-Ureta dan
Pinheiro, 1993. Sedangkan studi yang berkaitan dengan prosedur estimasi, apakah
menggunakan prosedur satu atau dua langkah telah dilakukan oleh Kalirajan 1991, Parikh dan Shah 1995, Battese dan Coelli 1995, dan Hallam dan
Machado 1996. Mereka menyimpulkan bahwa penggunaan prosedur estimasi masih memerlukan studi lebih lanjut. Pemilihan penggunaan prosedur tersebut
sangat bergantung kepada variabel-varibel yang dimasukkan di dalam model stokastik frontier. Namun pendekatan yang paling banyak digunakan adalah
prosedur dua langkah. Di mana langkah pertama melakukan estimasi terhadap fungsi produksi frontier dan langkah kedua melakukan estimasi terhadap sumber-
sumber efisiensi. Hal penting menarik lainnya dari berbagi pustaka di atas adalah tentang
sumber-sumber efisiensi teknis. Variabel yang paling banyak dipelajari di dalam sumber-sumber efisiensi teknis adalah variabel kemampuan manajerial dan sosial
ekonomi. Variabel kemampuan manajerial yang paling sering muncul pada berbagai studi adalah kemampuan para petani untuk mengambil keputusan dalam
hal, antara lain, pemilihan benih, pola tanam, tenaga kerja, tingkat dan waktu penerapan pupuk dan pestisida serta teknik penanaman dan panen. Varibel-
variabel sosial ekonomi sebenarnya tidak merupakan bagian dari proses produksi fisik, tetapi variabel-variabel tersebut memiliki pengaruh yang penting di dalam
variabel pengambilan keputusan. Variabel sosial ekonomi yang seringkali digunakan di dalam penjelasan tingkat variasi di dalam efisiensi teknis antara lain
adalah luas usahatani, pengalaman, pendidikan, umur, metode perencanaan, akses terhadap kredit usahatani dan kontak dengan penyuluh pertanian.
Hasil studi dari Dhehibi et al. 2007 pada pengukuran dan sumber-sumber inefisiensi pada jeruk di Tunisia, menyimpulkan bahwa rata-rata nilai efisiensi
teknis pada produksi jeruk di Tunisia adalah 86. Hal ini menyarankan bahwa petani-petani penghasil jeruk di negara tersebut dapat meningkatkan efisiensi
produksi mereka sebanyak-banyaknya 14, melalui penggunaan secara efisien input-input prduksi yang dimiliki. Hasil estimasi terhadap fungsi produksi
translog menunjukkan bahwa lahan, tenaga kerja, pupuk dan biaya produksi lainnya memiliki hubungan yang positif dengan produksi jeruk di Tunisia.
Selanjutnya dikatakan bahwa variabel-variabel yang berpengaruh positif terhadap efisiensi teknis pada produksi jeruk di Tunisia adalah share tanaman produktif,
pelatihan di bidang pertanian, irigasi dan tingkat pendidikan petani. Di dalam studi ini ditemukan juga bahwa fungsi translog lebih baik digunakan untuk
merepresentasikan teknologi produksi jeruk di Tunisia itu. Kemudian kajian ini menyarankan untuk melakukan perbaikan efisiensi sebagai langkah pertama yang
perlu dipertimbangkan di dalam upaya peningkatan produksi jeruk tersebut. Dari kajian terhadap berbagai literatur tersebut dapat pula dikatakan bahwa
para peneliti kurang sekali memperhatikan aspek skala usahatani dan aspek zona agroklimat dari komoditas yang dipelajari. Tambahan pula belum adanya
konsensus diantara studi-studi yang tersedia pada debat tentang perbedaan efisiensi antara skala usahatani kecil dan skala besar Tadesse dan Krisnamoorthy,
1997. Skala usahatani sangat penting di dalam penentuan efisiensi, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan manajerial pengelola usahatani untuk
mengadopsi teknologi dan sumberdaya lainnya untuk menghasilkan produksi yang efisien. Sedangkan faktor-faktor agroklimat sangat penting di dalam isu-isu
yang berkaitan dengan sistem pertanian yang berkelanjutan, produktivitas dan efisiensi produksi Easter et al., 1977; Kaneda, 1982; Bateman et al., 1988; Ali
dan Byerlee, 1991; D’Sounza et al., 1993; Ogundari dan Ojo, 2006; dan Bosharabadi et al., 2006. Untuk mengisi kekosongan literatur analisis efisiensi
produksi pertanian, penelitian yang telah dikerjakan ini akan berkontribusi terhadap estimasi nilai efisiensi antar skala usahatani dan zona agroklimat di
daerah lahan kering. Hal ini akan menentukan kebijakan pembangunan pertanian yang khas daerah lahan kering dan khususnya pengembangan jeruk keprok di
masa datang.
2.4.2. Penelitian Jeruk Keprok SoE