Blotong Perkembangan Keragaan Produk Derivasi Tebu PDT di Jawa Timur

tahun 2010. Sedangkan rata-rata pertumbuhan kontribusi sub sektor perkebunan sebesar 2,74 persen per tahun. Sejalan dengan Statistik Tebu Indonesia 2011 bahwa kontribusi sub sektor tanaman perkebunan menyumbangkan sekitar 2,07 persen terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto PDB. Walaupun memberikan kontreibusi yang tidak terlalu besar, akan tetapi sub sektor ini merupakan penyedia bahan baku untuk sektor industri, penyerap tenaga kerja dan penghasil devisa. 5.3.2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ADHB PDRB Jawa Timur berdasarkan harga yang berlaku tahun 2000-2010 menunjukkan pertumbuhan yang positif sebesar 14,42 persen pertahun. Pertumbuhan tertinggi PDRB total pada tahun 2005 sebesar 18,27 persen. Pertumbuhan terendah selama kurun waktu 10 tahun pada tahun 2009 yaitu sebesar 10,53 persen. Kenaikan pertumbuhan PDRB menunjukkan meningkatnya kegiatan perekonomian di Jawa Timur. Gambar 37 PDRB Jatim Atas Dasar Harga berlakuADHB Sumber: BPS, 2014 PDRB Jawa Timur berdasarkan ADHB Gambar 37 selama kurun waktu tahun 2000-2010 menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan menduduki peringkat pertama dengan PDRB sebesar Rp.1.395.297.225 juta, peringkat kedua sektor perdagangan, hotel dan restauran sebesar Rp.1.334.799.766 juta dan selanjutnya peringkat terbesar ketiga adalah sektor pertanian dengan PDRB sebesar Rp.829.664.323 juta. Secara keseluruhan, 9 sektor penyumbang PDRB Jawa Timur menunjukkan bahwa pada tahun 2010 PDRB Jawa Timur menunjukkan jumlah PDRB dengan angka terbesar. Kontribusi terbesar terhadap PDRB pada tahun 2010 dihasilkan oleh sektor perdagangan, hotel dan restaurant sebesar 29,47 persen, posisi kedua kontribusi diberikan sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi sebesar 27,49 persen dan posisi ketiga disumbang dari sektor pertanian sebesar 15,75 persen. Tabel 27 menunjukkan pertumbuhan pada masing-masing sektor selama kurun waktu 2000 sampai 2010. Pertumbuhan tertinggi pada sektor perdagangan hotel dan restaurant sebesar 16,60 persen dan laju pertumbuhan kedua pada sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 16,51 persen dan pertumbuhan ketiga pada sektor kontruksi sebesar 15,91 persen. 50,000,000 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Jut a R upi ah Tahun 1. PERTANIAN 2. PERTAMBANGAN PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. LISTRIK, GAS AIR BERSIH 5. KONSTRUKSI 6. PERDAG., HOTEL RESTORAN 7. PENGANGKUTAN KOMUNIKASI 8. KEU. REAL ESTAT, JASA PERUSAHAAN 9. JASA-JASA Tabel 27 Pertumbuhan tiap sektor di Jawa Timur tahun 2000-2010 No Sektor Persen 1 Pertanian 11,89 2 Pertambangan 15,18 3 Industri Pengolahan 13,51 4 Listrik, gas dan air bersih 16,51 5 Kontruksi 15,91 6 Perdagangan, hotel dan restauran 16,60 7 Pengangkutan dan Komunikasi 15,06 8 Keu. Real estate, Jasa perusahaan 14,50 9 Jasa-Jasa 14,54 Sumber: BPS, 2014 data diolah Gambar 38 PDRB sektor perkebunan tahun 2000-2010 Sumber:BPS, 2014 Pada Gambar 38 PDRB sektor perkebunan dari tahun 200-2010 berfluktuasi, tetapi selama kurun waktu 10 tahun pertumbuhan sektor perkebunan mengalami peningkatan sebesar 9,42 persen pertahun. Jumlah PDRB terbesar pada sektor perkebunan pada tahun 2010 sebesar Rp.16.101.387 juta dan terendah pada tahun 2000 sebesar Rp.6.668.048 juta. Sedangkan laju pertumbuhan sektor perkebunan tertinggi pada tahun 2005 sebesar 27,39 persen dan terendah pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 0,49 persen. Gambar 39 Menunjukkan kontribusi sub sektor perkebunan terhadap PDRB Jatim pada tahun 2000-2010. Kontribusi terbesar pada tahun 2000 sebesar 3,29 persen. Kontribusi terendah sub sektor perkebunan pada tahun 2010 sebesar 2,07 persen. Jika di rata-rata kontribusi yang disumbang oleh sub sektor perkebunan selama 10 tahun terakhir sebesar 2,56 persen per tahun. Angka yang tidak jauh berbeda dengan sumbangan sub sektor perkebunan terhadap PDB pada skala nasional 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Ju ta R u p ia h Tanaman Perkebunan Gambar 39 Kontribusi Perkebunan terhadap PDRB Jatim Sumber: BPS, 2014

5.4 Tenaga Kerja dan Pendapatan dari Sektor Tebu

5.4.1 Tenaga Kerja pada PG dengan Kapasitas Giling 5.563 TCD

Kategori 2 PG “X” merupakan salah satu PG yang berada di bawah naungan PTPN XI. PG “X” termasuk PG dengan kapasitas giling sedang masuk dalam kategori 2, yakni 5.563 TCD. Semakin besar kapasitas giling dari suatu PG, maka jumlah karyawan yang dibutuhkan juga semakin banyak. Pada Tabel 28 pada tahun 2012, total jumlah karyawan yang bekerja di PG “X” sebanyak 1.866 orang, sedangkan pada tahun 2013 total jumlah karyawan sebanyak 1.751 orang. Perbandingan jumlah tenaga kerja antara tahun 2013 dengan 2012 adalah 93,84. Penurunan jumlah karyawan di PG “X” disebabkan penurunan dalam produksi gula akibat rendemen yang turun. Rendemen pada tahun 2012 sebesar 8,03 dan rendemen pada tahun 2013 sebesar 6,98. Tenaga Tebang orang tahun 2012 dan tahun 2013 sebanyak 3000 TK Keterangan: 1. Karyawan tetap: a. Full DMG LMG Dalam Musim Giling 1 Tahun Penuh b. Full LMG Luar Musim GilingKaryawan Kampanye 2. Karyawan Tidak tetap a. PKWT Perjanjian Kontrak Waktu tertentu b. Tenaga Borongan Terkait dengan jumlah Tenaga c. Tenaga Out Sourching yaitu Tidak terkait dengan produk terkait Misalnya; Cleaning Service dan petugas Pencatat Truck d. Karyawan borongan Stapelan yaitu karyawan kuli panggul 2 2.5 3 3.5 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 P er se n Kontribusi Sub Sektor Perkebunan terhadap PDRB ADHB Jatim