Gambar 49 Perekonomian Wilayah pada kondisi aktual di Jatim tahun 2010-2025
6.3 Perilaku Model Pengembangan Agroindustri Gula Tebu dengan
pemanfaatan PDT
Perilaku model Pengembangan Agroindustri Gula Tebu setelah ada pemanfaatan PDT berdampak positif tehadap perekonomian wilayah.
Pemanfaatan PDT menunjukkan tren yang selalu meningkat pada perekonomian wilayah. Peningkatan pada perekonomian wilayah berasal dari penerimaan petani
dan Penerimaan PG Gambar 50 dan Gambar 51. Peningkatan penerimaan petani berasal dari tambahan penerimaan penjualan pucuk daun tebu. Pucuk
daun tebu yang dihasilkan sebesar 14,6 tonha dari tebu yang dipanengiling. Total Penerimaan seluruh petani tebu Jatim tahun 2010 Rp.6,750 trilyun,
mengalami peningkatan pada tahun 2025 sebesar Rp.14,033 trilyun.
Gambar 50 Penerimaan seluruh petani tebu setelah ada penambahan PDT di Jatim tahun 2010-2025
Peningkatan dalam penerimaan PG Gambar 51 berasal dari GKP dan pemanfaatan 5 jenis PDT. PG dalam model, mengembangkan produk samping
by-product menjadi 5 jenis PDT, masing-masing yaitu 1 bioethanol berbahan baku ampas, 2 listrik berbahan baku ampas, 3 kampas rem berbahan baku
300 400
500 600
700 800
900 1,000
1,100 1,200
T ri
ly u
n Ru
p iah
Perekonomian Wilayah kondisi aktual
6,000 8,000
10,000 12,000
14,000 16,000
M il
ya r
R upi
ah
Penerimaan Petani
ampas, 4 bioethanol berbahan baku tetes, dan 5 biokompos dari blotong. Pada tahun 2025 penerimaan PG dari GKP dan PDT diperkirakan sebesar Rp.6,97
trilyun, lebih tinggi dibanding tahun 2010 yaitu Rp.3,223 trilyun.
Gambar 51 Penerimaan seluruh PG setelah ada penambahan PDT di Jatim tahun 2010-2025
Penerimaan yang berasal dari 5 jenis PDT yakni bioethanol dari ampas, bioethanol dari tetes, listrik dari ampas, kampas rem dari ampas dan biokompos
yang berasal dari blotong Gambar 52 menunjukkan tren yang selalu meningkat. Peningkatan penerimaan terjadi karena peningkatan pada produksi tebu sebagai
bahan baku PDT. Peningkatan penerimaan tertinggi dihasilkan oleh Bioethanol dari ampas. Peningkatan penerimaan tersebut terjadi selain karena harga
bioethanol cukup tinggi, yaitu Rp.8000 liter dan jumlah ampas yang dihasilkan untuk bioethanol cukup tinggi. Jumlah ampas untuk bioethanol yakni, 15.807 ton
pada tahun 2010 dan meningkat menjadi 23.762 ton pada tahun 2025.
Gambar 52 Penerimaan dari pengembangan 5 jenis PDT di Jatim tahun 2010-2025
3,000 3,500
4,000 4,500
5,000 5,500
6,000 6,500
7,000 7,500
M il
ya r
R upi
ah
Penerimaan PG
1 51
101 151
201
M il
ya r
R upi
ah
Penerimaan bioethanol dari tetes Penerimaan kampas rem
Penerimaan listrik Penerimaan dr biokompos
Penerimaan bioethnl dr ampas