Konsep Pembangunan Wilayah Model Pengembangan Agroindustri Gula Tebu Sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Wilayah Di Jawa Timur

Penelitian Wiryastuti 2002 mengenai keefisienan PG di Jawa menunjukkan bahwa 56 persen PG di Jawa berkapasitas dibawah 2500 TCD dan hanya 16 persen berkapasitas diatas 4000 TCD. Sehingga faktor utama untuk meningkatkan daya saing industri gula di Jawa Tengah adalah biaya produksi rendah.

2.9 Potensi Diversifikasi Industri Tebu Nasional

2.9.1 Industri Berbasis Tebu yang Modern

Pada industri berbasis tebu yang modern, setiap 1 ton tebu setelah diproses menghasilkan: - Surplus power 100 KW - Bioethanol sebanyak 12 liter - Biokompos sebesar 40 kilogram Subiyono 2012 menyatakan bahwa selain melihat potensi industri tebu nasional, tidak kalah penting untuk melihat potensi PG-PG milik BUMN secara kasar. Pada tahun 2010 luas tanam tebu PG BUMN mencapai sekitar 286,6 ribu hektar dengan tebu giling 22,87 juta ton. Dengan data tersebut, maka bisa dihasilkan 7,32 juta ton ampas atau 32 persen dari total tebu giling, 1,12 juta ton tetes 4,9 persen, dan 800.000 ton blotong 3,5 persen. Penelitian Toharisman dan Kurniawan 2012 pada tahun 2011 luas total area tebu di Indonesia sekitar 422 ribu hektar dengan tebu giling mencapai 34,6 juta ton. Berarti dapat menghasilkan sekitar 11,1 juta ton ampas 32 persen, 1,5 juta ton tetes 4,5 persen dan 1,2 juta ton blotong 3,5 persen. Selain itu, pemanenan tebu masih meninggalkan sekitar 6,2 juta ton pucuk 14,6 tonha. Berdasarkan data luas areal tanam nasional sebesar 473.000 hektar dan 33 juta ton produksi tebu, berdasarkan kajian Subiyono 2013 bahwa potensi bisnis dari diversifikasi yang bisa diperoleh: 1. Surplus power sebesar 3,5-3,8 juta MWH 3.800 GWH 2. Bioethanol sebesar 460.000 KL=3,68 triliun 3. Biokompos sebanyak 1,5 juta ton=300 miliar Selain tebu yang masukdikirim ke PG untuk diolah lebih lanjut, terdapat pucuk tebu dan serasah yang dalam proses pemanenan tebu bisa dihasilkan 2,8 juta ton pucuk serasah. Bahan baku yang cukup besar jumlahnya tersebut, jika diproses lebih lanjut akan menghasilkan nilai tambah ekonomi tinggi. Potensi yang didapatkan dari Cogeneration sebesar Rp 633,89 miliar sampai Rp 684,51 miliar dalam satu masa giling, antara 148 sampai 186 hari Tabel 12. Tabel 12 Potensi pendapatan dari kogenerasi di sepuluh PG di bawah naungan PTPN X. PG Kapas itas TCD Har i Potens i Uap Ton Jam Pemakaian Uap BH TonJam Potensi Cogen MW Pakai Sendir i MW Dikirim ke Grid MW Nilai Jual Rp Miliar Gili ng K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 MP 2970 186 71.25 58.16 41.46 16.28 17.29 3.47 12.81 13.82 51.48 55.54 NG 6570 174 156.04 128.66 91.71 35.57 37.81 7.67 27.91 30.14 104.89 113.28 MR 2970 152 70.54 58.16 41.46 16.08 17.09 3.47 12.62 13.63 41.42 44.73 PB 6570 165 156.04 128.66 91.71 35.57 37.81 7.67 27.91 30.14 99.47 107.42 TL 4000 161 95 78.33 55.83 21.66 23.02 4.67 16.99 18.35 59.09 63.82 LS 4080 148 96.9 79.9 56.95 22.09 23.48 4.76 17.33 18.72 55.41 59.84 DB 3070 161 72.91 60.12 42.85 16.62 17.67 3.58 13.04 14.08 45.35 48.98 GK 6360 172 151.05 124.55 88.78 34.44 36.6 7.42 27.02 29.18 100.37 108.4 WT 2600 171 61.75 50.92 36.29 14.08 14.96 3.03 11.04 11.93 40.79 44.06 KB 2440 159 57.95 47.78 34.06 13.21 14.04 2.85 10.37 11.19 35.6 38.44 Tot al 41630 165 989.43 815.24 581.10 225.60 239.77 48.59 177.04 191.18 633.87 684.51 Sumber: Subiyono 2013

2.10 Konsep Dana Talangan

Dana talangan bagi petani tebu adalah sejumlah dana yang “dipinjamkan” kepada petani, senyampang mereka menunggu hasil produksi tebu menjadi gula putih yang diolah ke PG tertentu, sebelum dilelang nantinya Wibowo, 2012. Dana talangan merupakan salah satu jaminan harga bagi petani. Konsep dana talangan pertama kali diterbitkan berdasarkan SK no. 643 tahun 2002, yang intinya mewajibkan importir terdaftar menyangga harga gula petani. Gambar 8 Proses dana talangan Sumber: KPPU, 2010