Kenaikan ini disumbang oleh kenaikan dari luas areal TS yang masih mengalami peningkatanan, sedangkan TR tidak mengalami peningkatan, karena telah
mencapai target lahan yang ditetapkan.
6.1.3 Perilaku sub model pengolahan
Jumlah Produksi GKPdan produk samping sebelum diolah lebih lanjut menjadi PDT merupakan komponen variabel utama untuk mengetahui perilaku
sub model pengolahan, karena output dari sub model pengolahan adalah jumlah produksi GKP dan produk samping . Sedangkan rendemen dan kapasitas giling
merupakan faktor yang mendukung dalam memproduksi GKP dan PDT.
Gambar 41 GKP pada kondisi aktual, tahun 2010-2025 Pada sub model pengolahan, pada Gambar 41 menunjukkan produksi
tebu sesuai dengan pola exponential growth. Pada tahun 2010 jumlah GKP 1,014 juta ton dan pada tahun 2025 jumlah GKP diperkirakan mencapai 2,233 juta ton.
Sedangkan pada tahun 2015 produksi GKP diperkirakan mencapai 1,454 juta ton. Angka tersebut masih jauh dari jumlah GKP yang ditargetkan oleh pemerintah
pusat kepada Jawa Timur untuk meningkatkan produksi gula sebesar 1,65 juta ton Disbun Jatim, 2012.
Total produk samping menunjukkan pola exponential growth Gambar 42 Jumlah besaran produk samping berbeda antara masing-masing produk
samping yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan jumlah produk samping berdasar pada penelitian yang dilakukan oleh Almazan 1998 dan Subiyono
2013. Konversi tebu menjadi ampas sebesar 32, menjadi tetes sebesar 4 dan dari tebu menjadi blotong sebesar 3. Begitu pula ampas, tetes dan blotong,
secara individual menunjukkan pola pertumbuhan exponential growth. Total produk samping pada tahun 2010 sebesar 6,421 juta ton, sedangkan pada tahun
2025 diprediksi sebesar 9,653 juta ton.
1,000 1,200
1,400 1,600
1,800 2,000
2,200 2,400
Ri b
u T
o n
Produksi GKP Jatim
Gambar 42 Produksi produk ikutan kondisi aktual tahun 2010-2025 Jumlah GKP dan produk samping yang dihasilkan tidak terlepas dari
kapasitas giling mesin PG dalam menggiling tebu menjadi gula dan menghasilkan produk samping. Gambar 43 menunjukkan bahwa jarak antara
kapasitas terpasang dan kapasitas terpakai tidak besar. Tetapi jika dilihat dengan lebih cermat, maka jarak antara kapasitas terpasang dan terpakai mendekati akhir
tahun simulasi 2025 menunjukkan jarak yang lebih lebar dibanding pada awal tahun 2010. Jika tahun simulasi ditambah, kemungkinan jarak tersebut akan
semakin lebar. Tingkat utilisasi kapasitas terpasang mengalami penurunan sebesar 0,08. Sesuai dengan teori, bahwa tingkat kemampuan mesin pada suatu titik
tertentu akan mengalami penurunan daya giling karena umur mesin maupun tingkat perawatan yang dilakukan.
Gambar 43 Kapasitas giling kondisi aktual tahun 2010-2025 Mengantisipasi penurunan kapasitas giling mesin dalam menggiling tebu
menjadi GKP maupun PDT Gambar 43 maka diperlukan tambahan kapasitas giling mesin dan perawatan dalam meningkatkan kemampuan mesin dalam
menghasilkan GKP. Hal ini perlu dilakukan agar kapasitas giling tidak berkurang karena pemakaian dalam waktu lama. Adapun utilisasi kapasitas terpakai mesin
PG di Jatim mencapai 92,50.
400 2,400
4,400 6,400
8,400 10,400
R ib
u T
o n
Ampas Blotong
Tetes Total Produk Samping
100,000 200,000
300,000 400,000
500,000 600,000
700,000
T CD
Kapasitas terpsg industri Kapasitas terpakai