Pembangunan Sub Sektor Perkebunan Tebu

Pada saat tebu dipanen, sesungguhnya kurang dari 50 komponen tebu yang dibawa ke PG untuk digiling. Selebihnya merupakan bahan-bahan yang tertinggal di kebun. Pada saat tebu dicacah, digiling, dan diperah akan tersisa sepah yang disebut ampas. Ampas mengandung 45-50 air, 45-50 serat, dan 1-3 gula. Ampas dipakai kembali oleh PG sebagai bahan bakar ketel. Abu ampas yang tertinggal disebut abu ketel. Nira hasil perahan tebu yang telah dipisahkan dari ampas dimurnikan lebih lanjut. Pemisahan nira kotor dan nira jernih akan menghasilkan padatan hasil filtrasi yang disebut blotong. Nira jernih kemudian dikristalkan menjadi gula pasir, sedangkan sisa nira yang tidak berbentuk Kristal keluar sebagai tetes. Beberapa hasil ikutan lain koproduk dihasilkan dari proses pabrikasi, seperti gas karbondioksida yang dikeluarkan dari asap cerobong ketel, serta limbah cair yang selama ini digunakan sebagai sumber irigasi. Menjelaskan CO 2 selama ini jarang dilakukan PG-PG di Indonesia dan terbuang ke atmosfir. Di negara-negara maju, CO 2 diserap dengan menggunakan CO 2 scrubber dan dipakai sebagai dekolorisasi nira atau dry ice. Kajian Tedjowahjono 1989 menekankan bahwa jumlah limbah industri gula mencapai sekitar 50 dari total tebu giling. Tebu Nira Kotor Bagasse Ampas Nira Bersih Filter Cake Blotong Pemasakan Nira Kental Molases Tetes Gula Pasir Penggilingan Pemurnian Kristalisasi Pemas aka n Gambar 5 Alur proses tebu menjadi gula Sumber: Toharisman dan Kurniawan, 2012 Martini 2008 menjelaskan bahwa batang tanaman tebu merupakan sumber gula. Namun demikian rendeman kandungan gula yang dihasilkan hanya berkisar 10-15 persen. Sisa pengolahan batang tebu adalah: 1. Tetes tebu molase yang diperoleh dari tahap pemisahan Kristal gula dan masih mengandung gula 50-60 persen, asam amino dan mineral. Tetes tebu adalah bahan baku bumbu masak MSG, gula cair dan arak. 2. Pucuk daun tebu yang diperoleh pada tahap penebangan digunakan untuk pakan ternak dalam bentuk silase, pellet dan wafer. 3. Ampas tebu yang merupakan hasil samping dari proses ekstraksi cairan tebu. Dimanfaatkan sebagai bahan bakar pabrik, bahan industri kertas, particle board dan media untuk budidaya jamur atau dikomposkan untuk pupuk. 4. Blotong yang merupakan hasil samping proses penjernihan. Bahan organik ini dipakai sebagai pupuk tanaman tebu. Penelitian Almazan et al 1998 menekankan bahwa dari panen tebu dan pengolahan, didapat 8 produk dan produk sampingan yang merupakan bahan baku potensial untuk bahan kimia, dan industri ekstraktif biokimia. Komposisi tanaman tebu pada Gambar 6, di perkebunan yakni komposisi dari 1000 kg tanaman tebu, tebu mencapai pabrik 824 kg 82, limbah tertinggal di perkebunan 94 kg 9, limbah dipisahkan dalam pembersihan 82 kg 8 dan hilang dalam pembersihan 18 kg. Di pabrik, proses penggilingan menghasilkan limbah cair 430 kg 52, blotong 33 kg 4, gula 104 kg 13, ampas 231 kg 28, tetes 26 kg 3, dan abu 1kg. Gambar 6 Komposisi produksi tebu dan produk samping saat panen dan penggilingan Sumber: Almazan, 1998 Manfaat yang diperoleh dari jenis PDT seperti pengalaman negara Brazil. Santaella 2007 melakukan penelitian di Brazil menyatakan bahwa rata-rata komposisi gula tebu terdiri dari 65-75 air, 11-18 gula, 8-14 serat, dan 12-23 padatan larut. Jumlah bagasse yang diperoleh dari tiap ton tebu antara 240 kg sampai 280 kg. Energi lain yang bisa dihasilkan adalah alkohol, dimana dalam pandangan ekologis, penggunaan alkohol dapat menghasilkan 4.8-5.7 milyar US dibandingkan menggunakan bahan bakar fossil. Lutfi 2007 dan Martini 2008 telah melakukan penelitian untuk pemilihan produk derivat tebu yang terpilih untuk dikembangkan adalah produk bioetanolbiofuel selain ramah lingkungan, mempunyai peluang besar untuk dikembangkan. Didukung kajian Day dan Kim 2010 bahwa dalam 1 ha di Louisiana dapat menghasilkan 12,938 kg ethanol dari energi tebu, 5,804 kg dari gandum dan 3,609 kg dari bagasse gula tebu. Penggunaan tebu sebagai biofuel lebih ramah lingkungan dibandingkan tanaman lain. Penelitian Santos 2000 menyatakan untuk emisi karbon pembuatan bioetanolbiofuel, tebu memiliki tingkat emisi karbon yang lebih sedikit dibandingkan tanaman lainnya, seperti Sweet sorghum 1,1024 t karbonha, Jagung 135,18 t karbonha, Bit gula 1,335 t karbonha, Gandum 1,96 t karbonha, Tebu perhitungan Macedo 0,377 t karbonha, Tebu 0,422 t karbonha. Sisa pengolahan tebu ini dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, hal ini dapat dilihat lebih lengkap jenis produk turunan tebu di Indonesia pada Tabel 8. Beberapa produk telah banyak ditemui di pasaran. Begitu pula pupuk yang merupakan produk dari blotong. Tabel 8 Jenis Produk Turunan Tebu di Indonesia No Kelompok Jenis Produk 1 Pucuk Tebu Wafer pucuk tebu 2 Produk ampas - Jamur - Kertas - Papan partikel - Papan serat - Kampas rem 3 Produk tetes - Alkohol - Asam asetat - Ethyl asetat - Asam glutamat - MSG - L-Lysine - Ragi roti - CO2 padatcair Sumber: Departemen Pertanian, 2005 Baghat 2011 dalam penelitiannya menampilkan potensial bagasse sebagai dasar PDT di negara-negara yang berbeda seperti pada Tabel 9.Eksportir terbesar Tabel 9 produk turunan dari ampas adalah Brazil 509 Mega Watt MW, Guatemala 289 MW, India 1400 MW dan Mauritius 467,9 GWH. Negara Afrika Utara, Colombia, Brazil dan India berencana meningkatkan fasilitas pengolahan produk turunan sampai tahun 2015. Hal ini mengindikasikan bahwa PDT sangat potensial dan memberikan peningkatan pendapatan yang besar. Tabel 9 Potensial bagasse berdasar produk turunan di negara yang berbeda Negara Banyaknya Pabrik Produk Turunan Kapasitas MW untuk Eksport Total tahun 20072008 Terintegrasi Dengan jaringan listrik Brazil 370 48 3081 509 Guatemala 14 9 497+ 289++ India 492 107 2200 1400 Mauritius 10 10 240 467,9 GWH Australia 27 NA 392 850 GWH 370 GWH Colombia 12 - - - El Savador 7 2 NA NA Kenya 6 1 32 25 Nicaragua - 2 NA 23 MWH The Philippines 28 1 21 NA South Afrika 7 - - - Thailand 50 2 NA NA Uganda 2 2 20 13-14 Total 6483 26751 Sumber: ISO dalam Baghat, 2011. Ket. MWH Mega Watt Hour, MWH Mega Watt Hour , NA Not Available. Sumber daya lainnya yang bisa dihasilkan dari pengolahan limbah PG yang disebut Molasses adalah ethanol. Menjadi sangat popular sebagai bahan bakar motor. Brazil merupakan negara pertama yang memperkenalkan ethanol sebagai campuran dengan bensin di mana banyaknya antara 20-25. Pada tabel10 negara-negara sebagai produsen ethanol. Tabel 10 menunjukkan bahwa Brazil dan Amerika Serikat tercatat sebagai penghasil ethanol terbesar. Ethanol juga digunakan sebagai campuran sebagian kendaraan bermotor di Jamaica, Costa Rica, Tobago, Jepang, Korea, dll. Di India sebagai campuran kendaraan bermotor sebanyak 5 dan dalam waktu dekat akan dicampur dengan bensin sebanyak 10. Dengan melakukan diversifikasi produk, produktivitas perusahaan dalam pengolahan tebu diharapkan akan meningkat pula yang pada gilirannya akan meningkatkan keuntungan PG . Berdasarkan kondisi yang dihadapi industri gula saat ini, diversifikasi produk olahan tebu diharapkan dapat memperkuat dan meningkatkan pendapatan industri tebu, baik Pabrik Gula PG dan petani tebu. Tabel 10 Negara Produsen Ethanol Tahun 2010 Negara Juta Liter Total Produksi USA Brasil Cina Canada India Indonesia Lainnya 51.61 28.68 7.00 1.50 2.00 0.25 10.33 50,91 28,29 6,91 1,48 1,97 0,25 10,19 Total 101.37 100.00 Sumber: FAOSTAT, 2013