Simulasi Kebijakan Sub Model Peningkatan Ekonomi Wilayah dari GKP dan PDT

tanaman tebu tersebar di 21 Kabupaten, yakni: 1 Kabupaten Bangkalan; 2 Kabupaten Blitar ;3 Kabupaten Bojonegoro; 4 Kabupaten Bondowoso; 5 Kabupaten Gresik; 6 Kabupaten Jember; 7 Kabupaten Jombang; 8 Kabupaten Kediri; 9 Kabupaten Lamongan; 10 Kabupaten Lumajang; 11 Kabupaten Madiun; 12 Kabupaten Magetan ;13 Kabupaten Malang; 14 Kabupaten Mojokerto;15 KabupatenNgawi; 16 Kabupaten Probolinggo; 17 Kabupaten Sampang; 18 Kabupaten Sidoarjo; 19 Kabupaten Situbondo; 20 Kabupaten Tuban, dan 21 Kabupaten Tulungagung. Berdasarkan Perda Provinsi Jawa Timur no. 5 Tahun 2012 tentang rencana tata ruang wilayah Provinsi Jatim tahun 2011-2031. Propinsi Jawa Timur jika dilihat dari produksi tebu yang dihasilkan, pada tahun 2011 produksi tebu yang berasal dari Jawa Timur menyumbang sekitar 49,22 persen dari total produksi tebu Indonesia Statistik Tebu Indonesia, 2011. Produksi tebu di Jawa Timur Gambar 21 cenderung berfluktuasi namun memiliki tren yang meningkat dari tahun ke tahun. Selama kurun waktu tahun 2009 sampai 2013 produksi tebu terbesar dihasilkan tahun 2013, yaitu 17,539 juta ton dengan tren peningkatan produksi sebesar 12,60 persen. Jika dirata-rata peningkatan produksi tebu menunjukkan tren peningkatan sebesar 5,19 persen per tahun dari tahun 2009-2013. Tren peningkatan produksi terbesar dihasilkan dari tebu rakyat di mana terjadi peningkatan produksi rata-rata sebesar 25,85 persen pertahun. Pada periode tahun 2013 peningkatan produksi tebu disumbang dari tebu rakyat sebesar 15,858 juta ton atau terjadi peningkatan sebesar 14,59 persen. Sedangkan untuk tren produksi, tebu sendiri mengalami penurunan produksi rata-rata sebesar 19,95 persen per tahun. Hal ini sejalan dengan data nasional bahwa produksi dari perkebunan rakyat merupakan menyumbang terbesar sekitar 56,01 persen dari total produksi tebu Indonesia Statistik tebu Indonesia, 2011. Gambar 21 Produksi Tebu Jawa Timur Tahun 2009-2013 Sumber: Dewan Gula Indonesia, 2014 Selama kurun waktu tahun 2009-2013 terlihat bahwa pertumbuhan produksi tebu lebih tinggi dibandingkan dengan luas areal tebu. Rata-rata pertumbuhan luas areal Jatim sebesar 3,82 persen pertahun, sedangkan rata-rata pertumbuhan produksi Jatim sebesar 5,19 persen per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pada periode tersebut terjadi peningkatan produktivitas. Peningkatan 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 2009 2010 2011 2012 2013 T o n TR TS Produksi Tebu Jawa Timur produksi tebu di Jawa Timur sesuai dengan penelitian Anugrahapsari 2013 yang menyatakan bahwa pertumbuhan produksi GKP lebih tinggi dibanding dengan luas areal tebu pada periode 1995-2010 pada skala nasional. Dengan peningkatan produktivitas GKP nasional sebesar 1,68 persen pertahun. Pada periode tahun 2009-2013 pertumbuhan produktivitas tebu mengalami peningkatan sebesar 1,11 persen pertahun Gambar 22. Tren kenaikan tersebut disumbang oleh kenaikan perkebunan tebu rakyat sebesar 1,23 persen per tahun. Kenaikan produktivitas tebu per tahun dari perkebunan tebu rakyat tersebut ternyata meningkatkan produktivitas tebu Jawa Timur. Berkebalikan dengan produktivitas perkebunan tebu rakyat, perkebunan tebu sendiri justru mengalami penurunan sebesar 0,55 persen pertahun. Namun dengan proporsi luas areal perkebunan tebu sendiri yang hanya 9,78 persen dari total luas areal tebu di Jatim, maka penurunan produktivitas tebu sendiri tersebut tidak mengakibatkan penurunan produktivitas tebu Jatim. Gambar 22 Produktivitas Tebu Jatim menurut pengusahaan tahun 2009-2013 Sumber: Dewan Gula Indonesia, 2014 Status pengusahaan perkebunan tebu di Jawa Timur terbagi menjadi TR dan TS. Perkebunan tebu di Jawa Timur tidak berbeda dengan perkebunan tebu di Indonesia.Perkebunan tebu di Jawa Timur didominasi oleh perkebunan tebu rakyat TR Gambar 23. Pada tahun 2013 proporsi tebu rakyat menguasai 89,67 persen dengan total produksi tebu 15,858juta ton. Sedangkan untuk proporsi tebu sendiri hanya menguasai 0,10 persen dari total areal tebu di Jawa Timur. Produksi tebu yang dihasilkan TS pada tahun 2013 sebesar 1,680 juta ton tebu. Produktivitas tebu TRlebih tinggi dibandingkan produktivitas TS, hal ini dikarenakan rasa memiliki terhadap lahan yang diusahakandikerjakan. Pada TR petani yang tidak memiliki sendiri lahan tebu, menyewa lahan pada pemilik lahan sehingga petani TR dalam mengusahakan tanaman tebu nya lebih baik dibanding TS karena petani TR mengeluarkan sejumlah uang yang tidak sedikit untuk mengelola lahan tebu miliknya. Biaya tanam plant cane PC atau tanaman pertama sekitar Rp.12-16 juta per ha. 64.00 69.00 74.00 79.00 84.00 89.00 94.00 2009 2010 2011 2012 2013 T on h a Tahun TR TS Produktivitas Jatim Gambar 23 Proporsi Luas Areal TR dan TS di Jawa Timur Sumber: Dewan Gula Indonesia, 2014

5.1.2 Perkembangan Industri GKP di Jawa Timur

GKP merupakan produk utama dalam pengolahan tanaman tebu yang masih banyak diproduksi di Indonesia, demikian pula di Jawa Timur. Pabrik gula PG yang dimiliki sekarang merupakan peninggalan jaman kolonial, di mana mesin-mesin PG yang digunakan mengkhususkan mengolah tebu menjadi gula. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi gula adalah rendemen. Semakin tinggi rendemen, maka diharapkan produksi gula juga tinggi. Gambar 24 menjelaskan bahwa rendemen tebu berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 rendemen gula di Jawa Timur sebesar 6,86 persen atau turun sebesar 0,14 persen dibanding tahun 2012. Sejalan dengan penelitian Anugrahapsari 2013 menyatakan bahwa nilai rendemen tersebut dipengaruhi oleh nilai pol tebu dan efisiensi pabrik. Sedangkan efisiensi pabrik merupakan gabungan antara efisiensi stasiun gilingan dengan efisiensi stasiun pengolahan. Gambar 24 Perkembangan rendemen tebu di Jawa Timur tahun 2005-2013 Sumber: Dewan Gula Indonesia, 2014 Kapasitas terpasang exclusive dan kapasitas terpakai inclusive industri gula merupakan dua hal yang bisa digunakan untuk menilai perkembangan 20 40 60 80 100 2009 2010 2011 2012 2013 Rata- rata TS 48.474710.1149510.1096440.1187240.1032499.784255 TR 51.5252988.50492 89.0356 88.1276489.6751181.37371 P ropors i L ua s A re al pe rs en 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 7.50 8.00 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 P er se n ta se Rendemen industri gula. Pada tahun 2013, kapasitas terpasang industri 113,24 ton tebu per hari atau meningkat sebesar 4 persen per tahun dari tahun 2005. Sementara kapasitas terpakai industri gula pada tahun 2013 adalah sebesar 99.574 ton tebu per hari atau meningkat sebesar 3 persen pertahun dibandingkan tahun 2005. Sementara tingkat utilisasi kapasitas terpakai pada tahun 2013 adalah sebesar 87,93 dengan laju pertumbuhan yang menurun sebesar 0,85 persen pertahun. Jika dilihat berdasarkan Gambar 25, laju peningkatan kapasitas terpasang yang lebih tinggi dibandingkan laju peningkatan kapasitas terpakai menunjukkan adanya peningkatan dalam persentase jam berhenti giling terhadap jam giling. Berdasarkan data P3GI 2007, peningkatan jam henti giling lebih banyak disebabkan oleh hal di luar pabrik yang mengalami peningkatan sebesar 33,16 persen pertahun. Jam berhenti di luar pabrik tersebut disebabkan karena kurang tebu 57,65, karena hari libur 16,65 dan sisanya karena penyebab lain. Jam henti giling yang disebabkan oleh sebab di dalam pabrik mengalami penurunan sebesar 2,29 persen pertahun. Gambar 25 Kapasitas Terpasang dan Kapasitas Terpakai Industri Gula di Jawa Timur Sumber: Dewan Gula Indonesia, 2014 Total PG yang ada di Jawa Timur ada 31 PG. PG tersebut terdiri dari PG milik pemerintah BUMN dan milik swasta Gambar 25. Adapun PG milik BUMN dan Swasta terdiri dari: 1. PTPN X persero yang terdiri dari 11 PG. Jika dirata-rata kapasitas giling exclusive dari 11 PG tersebut 39.651 TCD yang terdiri dari kelas kapasitas giling yang tersebar antara kelas 3, kelas 2 dan kelas 1. Kapasitas giling kelas 1 dimiliki oleh PG Ngadirejo yang berada di Kediri dengan kaasitas giling exclusive sebesar 6.134 TCD dan kapasitas giling terkecil dimiliki oleh PG Tulangan yang berada di Sidoarjo dengan kapasitas giling exclusive sebesar 1.425 TCD masuk kelas 3. 2. PTPN XI persero yang terdiri dari 16 PG. Jika dirata-rata kapasitas giling excl dari seluruh PG yang berada di bawah naungan PTPN XI sebesar - 100,000 200,000 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 KES 85,352 88,773 94,990 96,647 100,291 114,706 110,347 108,330 113,247 KIS 81,084 84,334 90,241 91,815 95,276 106,101 100,677 95,049 99,574