Perkembangan Luas Areal Tebu dan Produksi GKP di Jawa Timur

industri gula. Pada tahun 2013, kapasitas terpasang industri 113,24 ton tebu per hari atau meningkat sebesar 4 persen per tahun dari tahun 2005. Sementara kapasitas terpakai industri gula pada tahun 2013 adalah sebesar 99.574 ton tebu per hari atau meningkat sebesar 3 persen pertahun dibandingkan tahun 2005. Sementara tingkat utilisasi kapasitas terpakai pada tahun 2013 adalah sebesar 87,93 dengan laju pertumbuhan yang menurun sebesar 0,85 persen pertahun. Jika dilihat berdasarkan Gambar 25, laju peningkatan kapasitas terpasang yang lebih tinggi dibandingkan laju peningkatan kapasitas terpakai menunjukkan adanya peningkatan dalam persentase jam berhenti giling terhadap jam giling. Berdasarkan data P3GI 2007, peningkatan jam henti giling lebih banyak disebabkan oleh hal di luar pabrik yang mengalami peningkatan sebesar 33,16 persen pertahun. Jam berhenti di luar pabrik tersebut disebabkan karena kurang tebu 57,65, karena hari libur 16,65 dan sisanya karena penyebab lain. Jam henti giling yang disebabkan oleh sebab di dalam pabrik mengalami penurunan sebesar 2,29 persen pertahun. Gambar 25 Kapasitas Terpasang dan Kapasitas Terpakai Industri Gula di Jawa Timur Sumber: Dewan Gula Indonesia, 2014 Total PG yang ada di Jawa Timur ada 31 PG. PG tersebut terdiri dari PG milik pemerintah BUMN dan milik swasta Gambar 25. Adapun PG milik BUMN dan Swasta terdiri dari: 1. PTPN X persero yang terdiri dari 11 PG. Jika dirata-rata kapasitas giling exclusive dari 11 PG tersebut 39.651 TCD yang terdiri dari kelas kapasitas giling yang tersebar antara kelas 3, kelas 2 dan kelas 1. Kapasitas giling kelas 1 dimiliki oleh PG Ngadirejo yang berada di Kediri dengan kaasitas giling exclusive sebesar 6.134 TCD dan kapasitas giling terkecil dimiliki oleh PG Tulangan yang berada di Sidoarjo dengan kapasitas giling exclusive sebesar 1.425 TCD masuk kelas 3. 2. PTPN XI persero yang terdiri dari 16 PG. Jika dirata-rata kapasitas giling excl dari seluruh PG yang berada di bawah naungan PTPN XI sebesar - 100,000 200,000 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 KES 85,352 88,773 94,990 96,647 100,291 114,706 110,347 108,330 113,247 KIS 81,084 84,334 90,241 91,815 95,276 106,101 100,677 95,049 99,574 40.162 TCD. Kelas kapasitas giling terbesar dimiliki oleh PG Jatiroto dengan kapasitas giling excl sebesar 6.548 TCD, dan kelas kapasitas terkecil dimiliki oleh PG Olean dengan kapasitas giling excl sebesar 1003 TCD. 3. PT. RNI yang berada dibawah PT. Rajawali I 2 PG dan PT. PG Candi 1 PG. PT. Rajawali I terdiri dari 2 PG, yaitu PG Krebet Baru dan PG Rejoagung Baru yang masing-masing berada di Malang dan Madiun. Jika dirata-rata kapasitas giling excl dari PT. Rajawali I sebesar 17.500 TCD. Masing-masing PG tersebut berada pada kelas kapasitas giling excl kelas 1 yaitu 11.500 TCD dan 6.000 TCD. PG lainnya yang berada di bawah naungan PT. RNI yaitu PG Candi yang berada di Sidoarjo. PG Candi memiliki kapasitas giling excl sebesar 2.630 TCD. 4. PG milik swasta yang ada di Jawa Timur yakni PG Kebon Agung yang berada di Malang dengan kapasitas giling 6.000 TCD yang termasuk kapasitas giling kelas 1 besar. Tabel 24 Kapasitas Giling Pabrik Gula Tahun 2011 MTT 20102011 Perusahaan GulaPabrik Gula Kabupaten Kap.Gil. TCD Kelas Incl Excl Kapasitas Giling 1 2 3 4 5 PTP Nusantara X Persero 1. PG Watutulis Sidoarjo 2,357 2,419 Kelas 3 2. PG Tulangan Sidoarjo 1,352 1,425 Kelas 3 3. PG Kremboong Sidoarjo 1,495 1,587 Kelas 3 4. PG Gempolkrep Mojokerto 5,095 5,844 Kelas 2 5. PG Jombang Baru Jombang 2,609 2,745 Kelas 3 6. PG Cukir Jombang 3,616 3,741 Kelas 2 7. PG Lestari Nganjuk 3,868 3,988 Kelas 3 8. PG Merican Kediri 2,867 2,937 Kelas 3 9. PG Pesantren Baru Kediri 5,695 5,954 Kelas 2 10.PG Ngadirejo Kediri 5,903 6,134 Kelas 1 11.PG Mojopanggung Tulungagung 2,710 2,877 Kelas 3 Jumlah ; Rata2 37,567 39,651 PTP Nusantara XI Persero 1. PG Sudhono Ngawi 2,574 2,284 Kelas 3 2. PG Poerwodadi Magetan 2,334 2,169 Kelas 3 3.PG Rejosari Magetan 2,373 2,572 Kelas 3 Tabel 24 lanjutan 4. PG Pagotan Madiun 2,479 3,014 Kelas 2 5. PG Kanigoro Madiun 1,874 1,953 Kelas 3 6. PG Kedawung Pasuruan 1,853 2,115 Kelas 3 7. PG Wonolangan Probolinggo 1,692 1,742 Kelas 3 8. PG Gending Probolinggo 1,159 1,504 Kelas 3 9. PG Pajarakan Probolinggo 1,051 1,242 Kelas 3 10.PG Jatiroto Lumajang 5,726 6,548 Kelas 1 11.PG Semboro Jember 4,411 5,563 Kelas 2 12.PG Wringinanom Situbondo 931 1,092 Kelas 3 13.PG Olean Situbondo 940 1,003 Kelas 3 14.PG Panji Situbondo 1,348 1,667 Kelas 3 15.PG Asembagus Situbondo 2,319 2,750 Kelas 3 16.PG Prajekan Bondowoso 2,469 2,944 Kelas 3 Jumlah ; Rata2 35,532 40,162 PT RNI : PT PG Rajawali I 1. PG Krebet Baru Malang 11,000 11,500 Kelas 1 2. PG Rejoagung Baru Madiun 5,500 6,000 Kelas 1 Jumlah ; Rata2 16,500 17,500 PT PG Candi 1. PG Candi Sidoarjo 2,500 2,630 Kelas 3 Jumlah ; Rata2 ; RNI ; 19.000 20.130 PT Kebon Agung : 1. PG Kebon Agung Malang 5,000 6,000 Kelas 1 Sumber: Dewan Gula Indonesia, 2011 Kapasitas inclusive industri gula di Jawa Timur lebih rendah dibandingkan kapasitas exclusive DGI, 2011. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas terpakai industri gula Indonesia masih rendah dibandingkan kapasitas terpasangnya. Jika diklasifikasikan kapasitas giling menurut kelas kapasitas giling yang ada Tabel 24 dan Gambar 26, maka dari total 31 PG yang ada di Jawa Timur ada 16 persen PG yang tergolong kelas 1, ada 16 persen PG yang tergolong kelas 2 dan ada 68 persen PG yang tergolong kelas 3. Hal itu berarti ada 5 PG yang termasuk kelas 1 dan kelas 2, dan ada 21 PG yang termasuk PG kelas 3. Penggolongan kelas, berdasarkan kapasitas giling dari masing-masing PG. Rohman et al 2005, menggolongkan kapasitas giling menjadi 3 tiga golongan, yakni kelas 1, kapasitas giling besar 6000 TCD; kelas 2, kapasitas giling sedang 3000-6000 TCD; kelas 3, kapasitas giling kecil 3000 TCD. Gambar 26 Kelas Kapasitas giling PG di Jawa Timur Sumber: Dewan Gula Indonesia, 2011 diolah Dengan semakin besarnya kapasitas giling yang dimiliki oleh PG maka kelas penggolongan PG juga diharap akan semakin meningkat. Diharapkan dengan semakin meningkatnya kapasitas giling PG, jumlah tebu yang digiling juga akan semakin banyak sehingga produksi PDT dan gula pun meningkat. Gambar 27 Distribusi PG dan Kapasitas Giling Excl masing-masing PG di Jawa Timur 16 19 65 Kelas 1 6000 TCD Kelas 2 3000-6000 TCD Kelas 3 3000 TCD

5.2 Perkembangan Keragaan Produk Derivasi Tebu PDT di Jawa Timur

Berdasarkan pohon industri tebu yang di keluarkan oleh Departemen Pertanian 2005, menyatakan bahwa setiap bagian tebu sebelum maupun setelah proses giling di dalam PG bisa menghasilkan beberapa produk turunan. Produk turunan tersebut miasalnya: Pucuk tebu bisa diolah menjadi pakan ternakwafer pucuk tebu. Produk ampas bisa diolah menjadi kertas, papan partikel, papan serat, kampas rem dan bio ethanol. Produk tetes bisa diolah menjadi alkohol, MSG, bioethanol, asam asetat, ethyl asetat, asam glutamate, dan l-lysine. 5.2.1 Tetes Data DGI 2014 menunjukkan bahwa jumlah tetes tebu yang dihasilkan dari tebu yang digiling di Jawa Timur pada tahun 2013 sebesar 752.115 liter atau mengalami peningkatan sebesar 2 persen pertahun dibandingkan tahun 2005 Gambar 28. Hal ini sejalan dengan produksi tebu Jawa Timur yang mengalami peningkatan selama kurun waktu 4 tahun terakhir. Tetes yang dihasilkan PG di Jatim, sebagian besar dijual kepada pihak kedua untuk diolah menjadi MSG dan etanol, ada sebagian PG yang mengolah sendiri tetes yang dihasilkan menjadi alkohol PG Jatiroto-Lumajang-sebelum akhirnya tutup, dan diolah menjadi bioethanol PG Gempolkrep-Mojokerto. Gambar 28 Jumlah tetes dari tebu yang dihasilkan di Jawa Timur tahun 2005-2013 Sumber: Dewan Gula Indonesia, 2014 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Tetes 693,0 668,7 824,0 711,0 652,9 741,5 715,1 823,4 752,1 600,000 650,000 700,000 750,000 800,000 850,000 Ju m la h t et es T o n