Sub Model Keuntungan profit PG dari GKP dan PDT

e. Sub Model Peningkatan Ekonomi Wilayah dari GKP dan PDT

Sub model perekonomian wilayah pada Gambar 18 merupakan sub model yang menggambarkan peningkatan perekonomian wilayah yang diperoleh dari pengolahan GKP dan PDT. Peningkatan ekonomi wilayah merupakan cerminan dari penerimaan GKP dan PDT yang dihasilkan. Tabel 19 lanjutan 35 Biaya produksi bioethanol dari ampas Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi bioethanol per ton Rp Biaya produksi bioetnl per tonJumlah ampas untuk bioethanol Hasil perhitungan 36 Profit Bioethanol dari ampas Keuntungan yang diperoleh dalam memproduksi bioethanol dari ampas Rp Penerimaan bioethnl dr ampas-Biaya produksi bioetanol dr ampas Hasil Perhitungan 37 Biaya produksi bioethanol dari ampas per ton Biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi bioethanol dari ampas Rpton 3400000 Kementerian pertanian badan penyuluhan dan pengembang an SDM Pertanian, 2014 38 Jumlah ampas per set Jumlah ampas yang diperlukan untuk menghasilkan sepasang kampas rem Setton 0.1 Rama Prihandana, 2005 39 Biaya produksi listrik total Biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi listrik per KWH yang berasal dari ampas Rp Biaya produksi listrik per kwhJumlah ampas untuk listrik Hasil perhitungan Gambar 18 Diagram alir sub model peningkatan ekonomi wilayah dari GKP dan PDT Sedangkan untuk mengetahui sumbangan terhadap PAD dari PG dan PDT, maka penerimaan yang diperoleh merupakan profit dari GKP dan PDT. Semakin tinggi penerimaan dari GKP dan PDT, maka sumbangan terhadap perekonomian wilayah semakin tinggi. Tabel 20 Persamaan yang digunakan pada sub model Perekonomian Wilayah No Variabel Definisi operasional Unit Nilai Sumber data 1 PDRB Jatim PDRB Jawa Timur ADHB tahun 2010 rp PDRB tanpa Gula + PDRB dari GKP dan PDT Hasil perhitungan 2 PDRB dari GKP dan PDT Jumlah PDRB yang diperoleh dari Penambahan PDRB GKP dan PDT Rp yr Penerimaan bioethanol dari tetes+Penerimaan bioethanol dari ampas+Penerimaan dari biokompos+Penerima an dari listrik+Penerimaan Kampas rem+ Penerimaan dari GKP Hasil perhitungan 3 PDRB tanpa Gula Jumlah PDRB setelah dikurangi penerimaan dari GKP tahun 2010 di Jawa Timur rp 767.755.772.460.000 BPS, 2014 Perekonomian Wilayah PAD PPh Badan_PG Produksi GKP Jatim Besaran retribusi Retribusi Gula dr GKP Biaya PBB Petani Retribusi Jalan lori per PG Retribusi jalan lori seluruh PG jatim Pajak Penerangan Jalan per PG Pajak Penerangan Jalan seluruh PG Jatim PPh Pegawai PG Penerimaan dr Gula PG Profit PG dr GKP dan PDT Penerimaan bioethanol dari tetes Penerimaan bioethnl dr ampas Penerimaan dr biokompos Penerimaan kampas rem Penerimaan listrik Total Penerimaan PG dari Gula dan PDT Pajak Air bawah Tanah per PG Pajak Air Bawah Tanah slr PG Jumlah PG Jumlh PG Retribusi dari PG Pajak dari PG dan Petani PDRB Jatim Penambahan PDRB Fraksi PDRB Jatim Profit Petani berdasar luas lahan total PPh Petani Penerimaan Gula dari Petani Penerimaan tetes dari petani Penerimaan pucuk daun dari petani Total Penerimaan petani Tax Ratio Tabel 20 lanjutan 4 Retribusi dari PG Jumlah Retribusi yang dibayarkan PG setiap tahunnya rp Retribusi Jalan Lori seluruh PG Jatim+Retribusi Gula dari GKP Hasil perhitungan 5 Retribusi Jalan Lori seluruh PG Jatim Jumlah retribusi yang berasal dari jalan lori milik PG di Jawa Timur Rp Jumlah PGRetribusi jalan Lori per PG Hasil perhitungan 6 Jumlah PG Jumlah PG yang ada di Jawa Timur tahun 2010 P G 31 DGI, 2014 8 Retribusi jalan Lori Per PG Jumlah Retribusi Jalan Lori yang dibayar oleh PG Rp yr 1.500.0000 Dispenda Kabupaten Jember, 2015 9 Retribusi Gula dari GKP Jumlah retribusi yang dibayarkan PG yang berasal dari gula yang dihasilkan kepada Dispenda Rp yr Besaran retribusi + Produksi GKP Jatim Hasil perhitungan 10 Besaran Retribusi Jumlah Retribusi yang dibayarkan PG kepada Dispenda Kabupaten Rp ton 25.000 PG Semboro, 2014 11 Pajak dari PG Jumlah Pajak yang dibayarkan PG Rp yr Biaya PBB Petani + Pajak Air Bawah Tanah + Pajak Penerangan Jalan Umum seluruh PG di Jatim+ PPh Badan PG+PPh Pegawai PG Hasil perhitungan 12 PAD Jumlah Pendapatan Asli Daerah yang diperoleh dari sektor Pajak dan retribusi PG di Jawa Timur Rp yr Retribusi dari PG +Pajak dari PG Hasil perhitungan 13 Besaran Retribuasi Jumlah retribusi yang harus dibayarkan ke pemerintah daerah di mana besarannya diperoleh dari tiap GKP yang dihasilkan Rp to n 25.000 PG Semboro, 2014 14 Retribusi Gula dari GKP Jumlah retribusi dari gula yang disetorkan ke pemerintah daerah rp Produksi GKP JatimBesaran retribusi Hasil perhitungan 15 Pajak Penerangan Jalan Umum seluruh PG Jatim Jumlah PPJU yang dibayarkan seluruh PG di Jawa Timur ke Dispenda rp Pajak Penerangan Jalan Umum per PG Jumlah PG Hasil perhitungan Tabel 20 lanjutan 16 Pajak Penerangan Jalan Umum per PG Jumlah PPJU yang dibayarkann tiap PG ke Dispenda rp 172.544.546 Dispenda Kabupaten Jember, 2015 17 Pajak Air Bawah Tanah seluruh PG Jumlah PAbT yang dibayarkan seluruh PG di Jawa Timur ke Dispenda rp Pajak air Bawah Tanah per PGJumlah PG Hasil perhitungan 18 Pajak Air Bawah Tanah per PG Jumlah PAbT yang dibayarkan PG ke Dispenda Rp yr 26.000.000 Dispenda Kabupaten Jember, 2015 19 PPh dari total penerimaan petani Jumlah pajak penghasilan yang wajib disetorkan ke pemerintah daerah di mana besarannya 5 dari total penerimaan Rp yr 0.05Total Penerimaan Petani Hasil Perhitungan UU no.36 Tahun 2008 20 PPh Badan PG Jumlah pajak penghasilan yang berasal dari keuntungan PG yang wajib disetorkan ke pemerintah daerah di mana besarannya 25 dari total penerimaan Rp yr 0.25 Profit PG dari GKP dan PDT Hasil perhitungan 21 Perekonomian Wilayah Jumlah Total penerimaan yang diperoleh dari PDRB Jatim Rp yr PDRB Jatim Hasil perhitungan 22 Tax Ratio Perbandingan antara jumlah penerimaan pajak dibandingkan dengan PDRB suatu daerah PADPDRB Jatim Hasil Perhitungan 23 Penambahan PDRB PDRB yang diperoleh dari GKP yang diproduksi dan PDT Rp yr PDRB Jawa timurFraksi PDRB Jatim+PDRB dari Gula dan PDT11yr+To tal Penerimaan Petani11yr Hasil perhitungan 24 BPP Biaya Pokok ProduksiGula Biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi gula per ton Rp 6.250.000 25 Biaya produksi PG Biaya yang dikeluarkan PG dalam memproduksi GKP Rp BPP GulaGKP bagian PG11ton Hasil perhitungan 26 GKP bagian PG GKP yang menjadi bagian PG yang merupakan bagi hasil antara PG dan petani dari tiap tebu yang digiling 70:30 Rp 0.3Produksi GKP Jatim Hasil perhitungan Tabel 20 lanjutan 27 Harga lelang gula Harga yang didapat ketika terjadi proses lelang gula milik petani Rp 10000000 28 Penerimaan dari gula PG Penerimaan yang diperoleh PG dalam memproduksi GKP Rp Harga lelang gula newGKP bagian PG11ton Harga Lelang GulaProduksi GKP Jatim1rpton Hasil perhitungan 29 Profit dari gula PG Keutungan PG dalam memproduksi GKP Rp Penerimaan dr Gula PG-Biaya Produksi PG Hasil perhitungan 30 PPh pegawai PG Pajak penghasilan dari pegawai PG yang besarnya yaitu 15 dari penghasilan yang pegawai tersebut Rp 0.15Profit PG dr GKP dan PDT Hasil Perhitungan 31 Jumlah PG Jumlah PG yang ada di Jawa Timur Bu ah 31 Kementerian Pertanian, 2013 32 Fraksi PDRB Persentase peningkatan PDRB Jawa Timur dari tahun 2000-2010 yr 5.95 Hasil perhitungan 33 Penambahan PDRB Peningkatan PDRB yang berasal dari GKP dan PDT Rp yr PDRB Jawa timurFraksi PDRB Jatim+PDRB dari Gula dan PDT11yr+To tal Penerimaan Petani11yr Hasil Perhitungan

4.3.4 Validasi Model

Validitas model dibagi dua, yaitu uji validitas struktur model dan uji validitas outputkinerja model. Uji validitas struktur model, yaitu sejauh mana kemiripan struktur model mendekati struktur nyata. Sebagai model struktural yang berorientasi proses, keserupaan struktur model dengan struktur nyata ditunjukkan dengan sejauh mana interaksi variable model dapat menirukan interaksi kejadian nyata. Validasi outputkinerja model adalah proses melihat keserupaan. Keserupaan tidak berarti harus sama dunia model dengan dunia nyata ditunjukkan dengan sejauh mana data simulasi dan pola simulasi dapat menirukan data statistik dan informasi aktual Muhammadi, 2011. Uji validitas untuk mengukur keakuratan output simulasi, menggunakan Root Mean Square Percentage Error RMSPE, Absolute Mean error AME dan Absolute Variance Error AVE. Persamaan Matematikanya: √ ∑ Dimana: Y 1i = nilai data aktual periode ke-i Y 2i = nilai simulasi model periode ke-i n = jumlah periode Y 1i = Y 1i n Y 2i = Y 2i n Sa = Y 1i - Y 1i 2 n Ss = Y 2i - Y 2i 2 n

4.3.5 Simulasi Kebijakan

Simulasi kebijakan yang dilakukan adalah simulasi kebijakan yang mengadopsi dari kebijakan Revitalisasi Industri Gula Nasional RIGN. Simulasi kebijakan diambil karena beberapa kebijakan RIGN bisa diterapkan untuk meningkatkan produksi GKP Gula Kristal Putih dan PDT Produk Derivasi Tebu yang dihasilkan oleh PG. Dampak capaian kebijakan RIGN terhadap kinerja PG, produksi GKP, pendapatan petani, PDT dan perekonomian wilayah Jawa Timur, yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Pelaksanaan RIGN diasumsikan mampu meningkatkan tambahan areal tebu minimal 322.972 ha sampai dengan 2014 Kementrian BUMN, 2011. 2. Peningkatan Produktivitas tebu menurut RIGN dari Kementerian BUMN mentargetkan peningkatan produktivitas dari 82,4 tonha menjadi 84,9 tonha pada tahun 2005-2014. 3. Jumlah tebu giling meningkat selama revitalisasi 2005-2014 sebesar 22,03 juta ton dari tahun 2005 menjadi 27,42 juta ton. 4. Peningkatan rendemen selama revitalisasi 2010-2014 ditargetkan mengalami peningkatan sebesar 2,41 point. Atau sebesar 40 dari kinerja tahun 2010. Pada tahun 2010 rendemen yang dicapai 6,05 namun pada tahun 2014 ditargetkan menjadi 8,46. 5. Diversifikasi Produk dengan adanya studi pengembangan Produk Pendamping Gula Tebu Industri Gula yang memiliki nilai tambah dan Pengembangan energy berbasis tebu Bio Etanol pengganti BBM. Target dari Kementerian Perindustrian yaitu adanya hasil studi diversifikasi produk di 9 provinsi produksen gula BUMN pada tahun 2010-2014 Kemenperin, 2010. 6. Meningkatnya laba BUMN dengan adanya RIGN. Total laba BUMN tahun 2010 Rp.172,717 juta menjadi Rp.451,518 juta pada tahun 2014. 7. Pengembangan industri gula nasional sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 28 tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional Jangka Menengah yaitu mengembangkan diversifikasi produk dengan memanfaatkan hasil samping industri gula molasses, bagase, blotong, pucuk daun, dan lain-lain.