Agroindustri Tebu dan keterkaitannya dengan Ekonomi Wilayah

Tabel 12 Potensi pendapatan dari kogenerasi di sepuluh PG di bawah naungan PTPN X. PG Kapas itas TCD Har i Potens i Uap Ton Jam Pemakaian Uap BH TonJam Potensi Cogen MW Pakai Sendir i MW Dikirim ke Grid MW Nilai Jual Rp Miliar Gili ng K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 MP 2970 186 71.25 58.16 41.46 16.28 17.29 3.47 12.81 13.82 51.48 55.54 NG 6570 174 156.04 128.66 91.71 35.57 37.81 7.67 27.91 30.14 104.89 113.28 MR 2970 152 70.54 58.16 41.46 16.08 17.09 3.47 12.62 13.63 41.42 44.73 PB 6570 165 156.04 128.66 91.71 35.57 37.81 7.67 27.91 30.14 99.47 107.42 TL 4000 161 95 78.33 55.83 21.66 23.02 4.67 16.99 18.35 59.09 63.82 LS 4080 148 96.9 79.9 56.95 22.09 23.48 4.76 17.33 18.72 55.41 59.84 DB 3070 161 72.91 60.12 42.85 16.62 17.67 3.58 13.04 14.08 45.35 48.98 GK 6360 172 151.05 124.55 88.78 34.44 36.6 7.42 27.02 29.18 100.37 108.4 WT 2600 171 61.75 50.92 36.29 14.08 14.96 3.03 11.04 11.93 40.79 44.06 KB 2440 159 57.95 47.78 34.06 13.21 14.04 2.85 10.37 11.19 35.6 38.44 Tot al 41630 165 989.43 815.24 581.10 225.60 239.77 48.59 177.04 191.18 633.87 684.51 Sumber: Subiyono 2013

2.10 Konsep Dana Talangan

Dana talangan bagi petani tebu adalah sejumlah dana yang “dipinjamkan” kepada petani, senyampang mereka menunggu hasil produksi tebu menjadi gula putih yang diolah ke PG tertentu, sebelum dilelang nantinya Wibowo, 2012. Dana talangan merupakan salah satu jaminan harga bagi petani. Konsep dana talangan pertama kali diterbitkan berdasarkan SK no. 643 tahun 2002, yang intinya mewajibkan importir terdaftar menyangga harga gula petani. Gambar 8 Proses dana talangan Sumber: KPPU, 2010 Proses dana talangan seperti pada Gambar 8, mengenai pembentukan harga awal gula adalah pada saaat lelang. Gula milik petani yang digilingkan di PG dijual dengan sistem lelang dan terbentuklah harga sesuai dengan kesepakatan antara petani dengan penyandang dana investor. Jika harga lelang lebih besar daripada harga dasar gula, maka terdapat margin positif. Selisih antara harga lelang dan harga dasar gula talangan HDG merupakan sharing antara petani dengan penyandang dana. Penyandang dana mendapatkan 40 dari selisih antara harga lelang-harga dasar talangan. Petani mendapatkan 60 dari selisih antara harga lelang dan harga dasar talangan. Dana talangan jika mendapat margin negatif maka merupakan kewajiban investor untuk menanggung selisih antara harga lelang dengan harga dasar talangan gula. Pola kerjasama antara petani dengan investor dana talangan merupakan kerjasama yang memberikan jaminan harga bagi petani, terutama disaat harga gula jatuh Rohman, 2004. Dana talangan merupakan alat untuk menahan turunnya harga gula ditingkat petani pada saat panen raya sehingga petani masih mendapat keuntungan.

2. 11 Sistem Dinamik

Sistem adalah keseluruhan interaksi antar unsur dari sebuah obyek dalam batas lingkungan tertentu yang bekerja mencapai tujuan Muhammadi et al, 2001. Metodologi sistem dinamik telah dan sedang berkembang sejak diperkenalkan pertama kali oleh Jay W. Forrester pada dekade lima puluhan, dan berpusat di MIT Amerika. Penggunaan metodologi ini lebih ditekankan kepada tujuan-tujuan peningkatan pengertian kita tentang bagaimana tingkah laku sistem muncul dari struktur kebijakan dalam sistem itu. Pengertian ini sangat efektif dalam perancangan kebijaksanaan yang efektif Tasrif, 2006. Definisi sistem dinamik menurut Coyle 1979 dalam Coyle 1996 adalah metode menganalisis masalah di mana waktu merupakan faktor penting, dan melibatkan studi tentang bagaimana sistem dapat dipertahankan terhadap, atau dibuat untuk mendapatkan keuntungan dari, guncangan yang berasal dunia luar. Definisi lain, merupakan cabang ilmu manajemen yang berkaitan dengan masalah pengendalian. Sebuah dinamika perilaku sistem sangat ditentukan oleh struktur lingkar umpan balik feedback loops. Pada suatu sistem tertutup terlihat adanya ciri-ciri dinamis dari suatu sistem. Oleh karena itu dalam metode sistem dinamik arah perhatian lebih ditujukan pada sistem yang tertutup atau sistem umpan balik. Sistem umpan balik ini merupakan blok pembentuk model yang diungkapkan melalui lingkaran tertutup atau sistem umpan balik. Lingkar umpan balik tersebut menyatakan hubungan sebab akibat dari variabel-variabel yang melingkar, bukan menyatakan hubungan karena adanya korelasi statistika. Terdapat dua macam hubungan kausal, yaitu hubungan kausal positif dan hubungan kausal negatif. Struktur umpan balik positif menghasilkan perilaku pertumbuhan atau percepatan J-Curve, sedangkan struktur umpan balik negatif menghasilkan perilaku menuju sasaranr- Curve Coyle, 1996; dan Muhammadi et al , 2001. Menurut Tasrif 2006, langkah-langkah pemodelan dengan metode sistem dinamik: 1. Identifikasi perilaku persoalan problem behavior -Pola Referinsi Dalam langkah ini diidentifikasi pola historis atau pola hipotesis yang menggambarkan perilaku persoalan problem behavior. Pola historis atau pola hipotesis ini merupakan pola referensi yang diwakili oleh pola perilaku suatu kumpulan variable-variabel yang mencakup beberapa aspek yang berhubungan dengan perilaku persoalan. Pola-pola tersebut diintegrasikan ke dalam suatu susunan fabrikasi sedemikian rupa sehingga dapat merepresentasikan tendensi- tendensi internal yang ada di dalam system. Penggambaran pola referensi tersebut sebagai tendensi internal system adalah sangat penting, karena tendensi itu ditimbulkan oleh suatu kumpulan struktur umpan balik yang terbentuk di dalam system dan mempunyai implikasi-implikasi terpenting untuk analisis kebijaksanaan. -Hipotesis Dinamik Setelah pola referensi dapat didefinisikan, suatu hipotesis awal tentang interaksi- interaksi perilaku yang mendasari pola referensi perlu diajukan. Pada langkah ini, hipotesis dinamik yang diajukan mungkin belum tepat sekali. Beberapa iterasi dari formulasi, perbandingan dengan bukti-bukti empiris, dan reformulasi akan ditempuh untuk sampai kepada suatu hipotesis logis dan shahih secara empiris. -Batas Model Dalam langkah ini batas model akan didefinisikan terlebih dahulu dengan jelas sebelum suatu model dibentuk. Batas model ini memisahkan proses-proses yang menyebabkan adanya tendensi internal yang diungkapkan dalam pola referensi dari proses-proses yang merepresentasikan pengaruh-pengaruh eksogenus. Batas model ini akan menggambarkan cakupan analisis dan akan berdasarkan kepada isu-isu yang ditujukan oleh analisis tersebut dan akan meliputi semua interaksi sebab-akibat yang berhubungan dengan isu itu. 2. Membentuk suatu model computer -Struktur Umpan Balik Model Setelah batas model dapat didefinisikan, suatu struktur lingkar-lingkar umpan balik feedback loops yang berinteraksi akan dibentuk. Struktur umpan balik ini merupakan blok pembentuk model yang diungkapkan melalui lingkar-lingkar tertutup. Lingkar umpan balik tersebut menyatakan hubungan sebab akibat variable-variabel yang melingkar, bukan menyatakan hubungan karena adanya korelasi statistik. -Level dan Rate Level menyatakan kondisi system pada setiap saat. Level merupakan hasil akumulasi di dalam sistem, sedangkan rate menyatakan aktivitas sistem. Persamaan suatu variable rate merupakan suatu struktur kebijaksanaan yang menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu keputusan dibuat berdasarkan kepada informasi yang tersedia di dalam system. Rate inilah satu-satunya variable dalam model yang dapat mempengaruhi level. 3. Pengujian model dan analisis kebijakan Tahap ini dilakukan terhadap model untuk menegakkan keyakinan terhadap kesahihan model dan sekaligus pula mendapatkan pemahaman terhadap tendensi-tendensi internal sistem. Hal ini diperlukan untuk membandingkannya dengan pola referensi dan secara terus menerus memodifikasi dan memperbaiki struktur model. Sensitivitas model terhadap perubahan nilai parameter-parameter perlu dilakukan pula dalam langkah ini. Bila suatu korespondensi antara model