6.1.4 Perilaku sub model pendapatan profit petani
Dinamika pendapatan petani terjadi akibat penerimaan dan biaya yang dilakukan petani tebu dalam mengusahakan tanaman tebu miliknya. Biaya yang
dikeluarkan untuk penanaman tanaman tebu pertama PC pada sistem tebu tegalan I, meliputi biaya garap, biaya pupuk biaya herbisida, biaya sewa lahan,
pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan PBB, dan biaya Tebang Muat Angkut TMA. Dari sisi penerimaan berasal dari bagi hasil gula yang dihasilkan dari
penggilingan tebu berdasarkan rendemen dan tetes yang merupakan bagian petani.
Gambar 44 Pendapatan petani tebu kondisi aktual tahun 2010-2025 Pendapatan profit petani pada Gambar 44 menunjukkan peningkatan
sesuai dengan pola eksponential growth. Begitu juga dengan penerimaan dan biaya yang dikeluarkan menunjukkan pola exponential growth. Pada tahun 2010
pendapatan petani sebesar Rp.4,332 juta dan pada tahun 2025 meningkat menjadi Rp. 23,887 juta.
Peningkatan pendapatan terjadi karena selisih antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan dalam mengusahakan tanaman tebu lebih besar dari pada
biaya yang dikeluarkan. Peningkatan pendapatan terjadi seiring meningkatnya jumlah gula dan jumlah tebu yang dihasilkan. Jumlah gula dan peningkatan
rendemen yang dihasilkan akan meningkatkan bagi hasil antara petani dan PG. Semakin tinggi rendemen yang dihasilkan, maka prosentase bagi hasil yang
diperoleh petani dari tebu yang dihasilkan juga meningkat. Sedangkan jumlah tebu yang dihasilkan akan meningkatkan perolehan tetes bagi petani.
6.1.5 Perilaku sub model keuntungan PG
Keuntungan profit PG yang dianalisis merupakan keuntungan PG yang berasal dari gulahablur yang dihasilkan. keuntungan tersebut berasal dari
penerimaan dari gula yang merupakan bagi hasil dengan petani berdasarkan rendemen yang dihasilkan dan biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi gula.
Keuntungan PG selama periode simulasi disajikan pada Gambar 45.
4 2,000,004
4,000,004 6,000,004
8,000,004 10,000,004
12,000,004 14,000,004
16,000,004
Ju ta
Ru p
iah
Total Biaya TST1 Total Penerimaan
Profit Ptni per ha tanpa pck tebu Rpha
Gambar 45 Keuntungan profit PG kondisi aktual tahun 2010-2025 Selama periode analisis terjadi peningkatan baik penerimaan, biaya produksi
dan keuntungan PG dalam memproduksi gula. Pada tahun 2010 profit PG sebesar Rp. 1,140 milyar dan tahun 2025 meningkat menjadi 2,513 milyar.
Peningkatannya mengikuti pola exponential growthselama periode simulasi. Walaupun terdapat peningkatan biaya dalam memproduksi gula, tapi peningkatan
penerimaan dari gula lebih tinggi. Hal ini disebabkan produksi gula yang terus meningkat produksinya mengikuti pola exponential growth dan produktivitas
tebu yang tinggi.
6.1.6 Perilaku sub model Perekonomian Wilayah
Perekonomian wilayah yang dianalisis adalah perekonomian wilayah di Jawa Timur yang merupakan proxy dari penambahan PDRB Jatim dan
penerimaan dari nilai output yang didapat dari gula q dikalikan harga gula p. Nilai output yang diperoleh tersebut yang digunakan sebagai pembanding pada
tahun-tahun yang akan datang. Diharapkan output dari tebu mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa
perekonomian bekerja secara penuh, dimana distribusi pendapatan dapat merata dari output yang diproduksi dan penyerapan tenaga kerja terjadi.
Perekonomian wilayah pada Gambar 46 menunjukkan pola exponential growth,
hal ini disebabkan penerimaan yang berasal dari PG dari gula yang dihasilkan dan penerimaan dari petani juga mengalami peningkatan. Dimana
penerimaan PG dari gula pada tahun 2010 sebesar Rp. 1,140 milyar dan pada tahun 2025 meningkat dua kali lipat menjadi Rp. 2,513 milyar. Jika dirunut lagi,
penerimaan dari gula selama periode simulasi mengalami peningkatan karena ditunjang oleh peningkatan output yakni produksi GKP q selama periode
simulasi.
1,000 1,200
1,400 1,600
1,800 2,000
2,200 2,400
2,600
Mi ly
ar Ru
p iah
Profit PG Aktual