Pengertian Pertumbuhan Ekonomi TINJAUAN PUSTAKA

19 yaitu dari 0.24 tahun 2003 meningkat menjadi 0.45 tahun 2010. Selama periode tahun 2001-2010, proporsi rata-rata adalah sebesar 0.34. Perlu disadari, bahwa proporsi pengeluaran pemerintah terhadap pendapatan nasional bruto PDB adalah suatu ukuran yang sangat kasar terhadap kegiatanperanan pemerintah dalam suatu perekonomian Dalton, 1954 dalam Suparmoko, 1996. Pengeluaran pemerintah tersebut dapat bersifat exhaustive yaitu merupakan pembelian barang-barang dan jasa-jasa dalam perekonomian yang dapat langsung dikonsumsi maupun dapat pula untuk menghasilkan barang lain lagi. Disamping itu, pengeluaran pemerintah dapat pula bersifat “transfer” saja yaitu berupa pemindahan uang kepada individu- individu untuk kepentingan sosial, kepada perusahaan-perusahaan sebagai subsidi atau mungkin pula kepada negara-negara sebagai hibah granst. Jadi exhaustive expenditure itu mengalihkan faktor-faktor produksi dari sektor swasta ke sektor pemerintah. Sedangkan transfer payment hanya menggeser tenaga beli dari unit-unit ekonomi yang satu kepada unit-unit ekonomi yang lain dan membiarkan yang terakhir ini menentukan penggunaan dari uang tersebut Suparmoko, 1996.

2.3. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Secara singkat yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang Boediono, 1992. Dari definisi singkat itu dapat ditarik kesimpulan, bahwa pertumbuhan ekonomi tekanannya pada 3 tiga aspek yaitu proses, output per kapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu “proses”, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Disini dapat dilihat aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya pada perubahan atau perkembangan itu sendiri. Selanjutnya pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output per kapita. Disini jelas ada dua sisi yang perlu diperhatikan, yaitu sisi output totalnya GDP dan sisi jumlah penduduknya. Output per kapita adalah output total dibagi jumlah penduduk. Jadi proses kenaikan output per kapita, tidak bisa tidak, harus dianalisa dengan jalan melihat apa yang terjadi dengan output total di satu pihak, dan jumlah penduduk di lain pihak. Aspek ketiga dari definisi 20 “pertumbuhan ekonomi” adalah perspektif waktu jangka panjang. Kenaikan output per kapita selama satu atau dua tahun, yang kemudian diikuti dengan penurunan output per kapita bukan pertumbuhan ekonomi. Suatu perekonomian tumbuh apabila dalam jangka waktu yang cukup lama 10, 20, atau 50 tahun, atau bahkan lebih lama lagi mengalami kenaikan output per kapita. Konsep tersebut sejalan dengan definisi Kuznets, tentang pertumbuhan ekonomi. Menurut Kuznet yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah suatu peningkatan kapasitas jangka panjang untuk meningkatkan penawaran barang-barang ekonomi yang berbeda kepada penduduknya, pertumbuhan kapasitas didasarkan pada kemajuan teknologi dan institusi kelembagaan, serta penyesuaian-penyesuaian secara idiologis yang dimintanya. Ketiga komponen prinsip dari definisi tersebut adalah sangat penting: 1 kenaikan secara berkesinambungan pada output nasional merupakan suatu manifestasi dari pertumbuhan ekonomi dan kemampuan untuk menyediakan berbagai macam barang merupakan suatu pertanda kematangan ekonomi, 2 kemajuan teknologi merupakan dasar atau pra kondisi bagi pertumbuhan ekonomi secara kontinyu - suatu yang perlu, tetapi bukan kondisi cukup, dan 3 untuk merealisasikan potensi pertumbuhan yang terkandung dalam teknologi baru, institusi, sikap dan penyesuaian-penyesuaian idiologi harus dilakukan. Inovasi teknologi tanpa dibarengi inovasi sosial sama halnya dengan lampu pijar tanpa listrik – potensi ada, tetapi tanpa input yang melengkapinya, tidak ada satupun yang akan terlaksana Todaro and Smith, 2009.

2.4. Sumber-sumber Pertumbuhan Ekonomi

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Batu Bara

1 42 75

Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto , Investasi, Inflasi Dan Pengangguran Terhadap Pendapatan Daerah Di Provinsi Sumatera Utara

1 46 146

Analisa Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kab. Dairi

1 27 80

Elastisitas Pengeluaran Pemerintah Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Lampung Tahun 1990-2008

0 5 11

Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Produk Domestik Regional Bruto dan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bogor

1 10 104

Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Produk Domestik Regional Bruto dan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bogor

0 14 80

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO, SUKU BUNGA, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP INVESTASI DI ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO, SUKU BUNGA, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP INVESTASI DI INDONESIA TAHUN 1992-2012.

0 5 15

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Analisis Pengaruh Pajak Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Meningkatnya Belanja Daerah Di Kota Surakarta Tahun 1990-2011.

0 1 12

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) Analisis Pengaruh Pajak Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Meningkatnya Belanja Daerah Di Kota Surakarta Tahun 1990-201

0 1 15

Pengaruh Investasi, Pengeluaran Pemerintah dan Tenaga Kerja Terhadap Produk Domestik Regional Bruto dan Tingkat Kemiskinan pada Wilayah Sarbagita di Provinsi Bali.

0 0 22