149 Meningkatnya PDRB perkapita, maka selanjutnya akan berpengaruh
terhadap penurunan jumlah penduduk miskin. Dalam hal menurunkan jumlah penduduk miskin skenario ini juga masih berada di bawah skenario pertama.
Penurunan rasio jumlah penduduk miskin perkotaan dan perdesaan HTPOV yang dicapai oleh skenario ini adalah sebesar 0.8018 persen, dengan penurunan
rasio jumlah penduduk miskin di perdesaan lebih tinggi dari di perkotaan yaitu masing-masing sebesar 1.1062 persen dan 0.7126 persen.
7.2.3. Peningkatan Pengeluaran Dana Pembangunan Untuk Kesehatan
dan Penurunan Belanja Tidak langsung
Melalui simulasi skenario ketiga ini dengan meningkatkan pengeluaran dana pembangunan untuk kesehatan sebesar 25 persen, dengan dana yang
dialokasikan dari dana belanja tidak langsung IDGE, dengan cara menurunkan belanja tidak langsung tersebut sebesar 1.20 persen. Skenario kebijakan ini juga
mampu meningkatkan penerimaan daerah, dengan persentase yang lebih tinggi dari kedua skenario sebelumnya. Pajak Daerah PD mengalami peningkatan
yang lebih tinggi dari Retribusi Daerah RD yaitu masing-masing sebesar 5.2731 persen dan 0.8858 persen. Dengan meningkatnya Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, maka mengakibatkan Total Pendaptan Asli Daerah TPAD, mengalami peningkatan sebesar 4.4767 persen. Selanjutnya, tentu akan berpengaruh terhadap
peningkatan total penerimaan pemerintah daerah TGR sebesar 0.2332 persen. Melalui skenario kebijakan ketiga ini, mampu meningkatkan seluruh
komponen pengeluaran dengan peningkatan yang lebih tinggi dari kedua skenario sebelumnya, kecuali pengeluaran untuk belanja langsung sektor pendidikan
GEEDU. Pengeluaran belanja langsung sektor pendidikan meningkat, hanya sebesar 0.7206 persen. Peningkatan pengeluaran belanja langsung yang tertinggi
pada skenario ini adalah pengeluaran belanja langsung sektor pertanian GEAGR yaitu sebesar 4.1407 persen, diikuti oleh pengeluaran belanja langsung sektor
infrastruktur GEINF sebesar 2.9567 persen, dan terakhir belanja langsung sektor lainnya GEANO sebesar 2.5816 persen. Hal ini mengakibatkan, meningkatnya
total belanja langsung TDGE dan total pengeluaran pemerintah daerah TGE yang lebih besar dari skenario pertama dan kedua yaitu masing-masing sebesar
3.9579 persen dan 1.8183 persen.
150 Peningkatan pengeluaran pemerintah daerah, selanjutnya mempengaruhi
blok investasi. Dari Lampiran 9b, dapat dilihat, bahwa baik investasi asing INVA maupun investasi domestik INVD mengalami peningktan yang lebih
besar dari kedua skenario sebelumnya. Investasi domestik mengalami peningkatan yang lebih besar daripada investasi asing yaitu masing-masing sebesar 3.5308
persen dan 3.1911 persen. Investastasi total mengalami peningkatan sebesar 3.4711 persen. Transmisi peningkatan investasi melalui skenario ini pada
dasarnya melalui mekanisme, dengan meningkatnya dana sektor kesehatan, maka tentu akan meningkatkan total pengeluaran, selanjutnya total pengeluaran ini
mempengaruhi investasi, baik asing dan domestik lihat persamaan investasi. Dengan kebijakan skenario ketiga ini ternyata mampu meningkatkan
penyerapan tenaga kerja pada seluruh sektor dengan perubahan yang lebih besar dibandingkan dengan skenario pertama dan kedua. Persentase perubahan
penyerapan tenaga kerja tertinggi berada pada penyerapan tenaga kerja sektor lainnya TKANO yaitu sebesar 9.1696 persen, lalu sektor jasa TKSERV
sebesar 2.7706 persen, dan penyerapan tenaga kerja sektor industri TKIND sebesar 2.0878 persen, dan terakhir penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian
TKAGR sebesar 0.7760 persen. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja, maka akan meningkatkan
pendapatan masyarakat, yang diperoleh melalui upah yang diterima. Meningkatnya pendapatan, tercermin dari meningkatnya PDRB perkapita. Hal ini
dapat diamati sebagai dampak dari penyerapan tenaga kerja, maka selanjutnya akan mempengaruhi peningkatan PDRB perkapita PDRBk pada blok PDRB.
PDRB perkapita yang paling besar peningkatannya adalah PDRB perkapita sektor lainnya yaitu sebesar 3.9601 persen, hal ini disebabkan oleh pengaruh
pengeluaran kesehatan pada persamaan penyerapan tenaga kerja yang secara langsung dan berpengaruh secara positif. Penyerapan tenaga kerja sektor lainnya
mempengaruhi lagi PDRB perkapita sektor lainnya secara positif dan nyata. PDRB perkapita sektor jasa merupakan yang mengalami peningkatan terbesar
kedua setelah sektor lainnya yaitu sebesar 1.8560 persen, lalu PDRB perkapita sektor pertanian sebesar 1.4985 persen. Terakhir peningkatan PDRB perkapita
sektor industri yaitu sebesar 1.4254 persen. Dengan demikian, peningkatan
151 PDRB perkapita PDRBk adalah sebesar 2.0546 persen. Bila dibandingkan
dengan dua skenario sebelumnya, peningkatan PDRB perkapita yang dicapai melalui skenario ini adalah lebih besar dari kedua skenario tersebut.
Dampak peningkatan pengeluaran dana pembangunan sektor kesehatan yang mengakibatkan meningkatnya pertumbuhan ekonomi ini, searah dengan
beberapa hasil penelitian penelitian: 1 Odior 2011 di Nigeria bahwa, realokasi pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan adalah signifikan dalam
menjelaskan pertumbuhan ekonomi, 2 Nurudeen and Usman 2010 juga di Nigeria, yang menyatakan bahwa, peningkatan pengeluaran pemerintah pada
sektor kesehatan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan 3 Fan and Rao 2003, bahwa di Afrika dan Amerika Latin, pengeluaran pemerintah pada sektor
kesehatan secara nyata memberikan pengaruh yang kuat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Penurunan rasio jumlah penduduk miskin perdesaan terhadap jumlah penduduk HRPOV lebih besar dibandingkan rasio jumlah penduduk miskin
perkotaan terhadap jumlah penduduk HUPOV, yaitu masing-masing sebesar 4.2035 persen dan 1.9002 persen. Penurunan rasio jumlah penduduk miskin
perkotaan dan perdesaan terhadap jumlah penduduk HTPOV adalah sebesar 3.0928 persen. Hasil ini menunjukkan, dari segi penurunan jumlah penduduk
miskin, skenario ini lebih baik dibandingkan dengan dua skenario sebelumnya. Tabel 48. Hasil Simulasi Skenario Kebijakan Ketiga
Nama Peubah Endogen Satuan
Nilai dasar
Nilai Simulasi
Perubahan persen
PDRB Perkapita Sektor Pertanian Persen
1.8485 1.8762
1.4985 PDRB Perkapita Sektor Industri
Persen 0.7717
0.7827 1.4254
PDRB Perkapita Sektor Jasa Persen
2.2899 2.3324
1.8560 PDRB Perkapita Sektor Lainnya
Persen 1.0328
1.0737 3.9601
PDRB Perkapita Persen
5.9429 6.0650
2.0546 Kemiskin Perkotaan
Persen 0.0421
0.0413 -1.9002
Kemiskin Perdesaan Persen
0.0452 0.0433
-4.2035 Kemiskin Perkotaan dan Perdesaan
Persen 0.0873
0.0846 -3.0928
Dengan skenario ini, menunjukkan bahwa peningkatan pengeluaran kesehatan lebih efektif dalam meningkatkan kinerja perekonomian, terutama
pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan, dibandingkan dengan peningkatan pengeluaran pada pertanian dan pendidikan. Hasil penelitian ini searah dengan
152 penelitian Sulistyowaty 2011 di Jawa Tengah, yang salah satu kesimpulan
penelitiannya adalah kebijakan peningkatan pengeluaran kesehatan ternyata lebih efektif dalam meningkatan kinerja perekonomian dan kesejahteraan masyarakat
dibanding kebijakan peningkatan pengeluaran pendidikan.
7.2.4. Peningkatan Pengeluaran Dana Pembangunan Untuk Infrastruktur