48
3.1.2.1. Teori Pertumbuhan Harrod-Domar.
Model ekonomi makro Keynesian yang menjelaskan stabilitas pendapatan nasional pada kondisi kesempatan kerja penuh, termasuk penggunaan kapasitas
yang terpasang, dalam jangka pendek, telah dikembangkan menjadi analisis kondisi dan persyaratan yang diperlukan agar proses pertumbuhan ekonomi dapat
berlangsung pada ekuilibrium yang stabil dalam jangka panjang. Pengembangan ini menghasilkan teori pertumbuhan ekonomi Keynesian. Model pertumbuhan
Harrod 1939 dan Domar 1946 atau sering disingkat dengan model pertumbuhan Harrod-Domar Harrod-Domar Model merupakan model
pertumbuhan Keynesian yang telah dikenal dan diaplikasikan secara luas dalam proses pembangunan negara-negara sedang berkembang.
Domar 1946 mengkonstruksi teorinya dengan menekankan pada peran ganda yang dimainkan oleh investasi dalam proses pertumbuhan ekonomi.
Investasi pada satu sisi mempengaruhi permintaan agregat lewat proses invesment multiplier, namun pada sisi lain investasi dalam persfektif waktu yang lebih
panjang, merupakan proses akumulasi modal yang akan menambah stok kapital seperti pabrik-pabrik, infrastruktur, dan perumahan dan meningkatkan kapasitas
produksi sehingga investasi juga mempengaruhi penawaran agregat. Dalam kaitan ini Domar mempertanyakan, pada laju berapakah investasi harus meningkat agar
peningkatan permintaan agregat sama dengan kenaikan kapasitas produksi, sehingga pemanfaatan kapasitas penuh dapat dipertahankan Jhingan, 1996.
Dalam model yang dikembangkannya, dikemukakan bahwa pertumbuhan permintaan agregat sama dengan investasi I dikalikan dengan besaran multiplier
1s. Sedangkan, pertumbuhan kapasitas produksi penawaran agregat sama dengan investasi I dibagi rasio kapital output capital output ratio=k. Melalui
manipulasi matematis diperoleh laju pertumbuhan investasi yang diperlukan agar dapat menyamakan laju pertumbuhan permintaan agregat dengan laju
pertumbuhan penawaran, yaitu sebesar rasio MPS Marginal Propensity to Save=s terhadap COR Capital Output Ratio=k, atau :
k s
I I
K K
Y Y
= ∆
= ∆
= ∆
.....................................................................................3.1
49 dimana :
∆YY = laju pertumbuhan permintaan agregat atau ouput, ∆KK= laju
peningkatan stok kapital penawaran agregat, dan ∆II= laju peningkatan
investasi. Harrod 1939 mengembangkan teorinya mendahului teori pertumbuhan
Domar, namun kedua teori ini memiliki banyak kesamaan dan sampai pada kesimpulan yang sama. Pertumbuhan ekonomi menurut Harrod, dapat dibedakan
atas pertumbuhan aktual, pertumbuhan yang diinginkan, dan pertumbuhan alamiah. Pertumbuhan aktual the actual growth=
∆YY, adalah laju pertumbuhan sesungguhnya atau terrealisir yang besarnya ditentukan oleh rasio tabungan-
output SY dan rasio tambahan kapital-output ∆K∆Y. Kedua besaran ini
dianggap bersifat konstan dan melalui manipulasi matematis investasi akan sama dengan tabungan. Pada tingkat laju pertumbuhan aktual, output aktual tidak selalu
sama dengan output potensial yaitu output yang dapat diproduksi apabila seluruh kapasitas pabrik dalam perekonomian terpakai secara penuh. Apabila permintaan
agregat relatif kecil, ouput aktual akan lebih kecil dari output potensial sehingga sebagian kapasitas pabrik tidak terpakai. Dengan demikian, laju pertumbuhan
aktual menunjukkan variasi siklis jangka pendek dalam laju pertumbuhan ekonomi.
Laju pertumbuhan yang diinginkan adalah laju pertumbuhan yang dianggap memadai oleh para pengusahainvestor sehingga dapat menjamin
tercapainya kapasitas penuh atau terciptanya keseimbangan permintaan pendapatan dan produksi dalam jangka panjang the warranted rate of growth.
Pada laju pertumbuhan ini, permintaan agregat dianggap cukup tinggi oleh para pengusaha sehingga dapat menjamin terjualnya seluruh produk yang dihasilkan
dengan memanfaatkan seluruh kapasitas pabrik yang ada. Dengan kata lain ouput aktual akan dapat menyamai output potensial sehingga tidak ada variasi siklis
dalam pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ini tercapai apabila output aktual dan potensial, permintaan agregat, stok kapital, dan investasi tumbuh
pada tingkat yang sama yaitu sebesar warranted rate of growth. Perekonomian akan berada dalam posisi keseimbangan ketika laju
pertumbuhan aktual sama dengan laju pertumbuhan yang menjamin kapasitas penuh yang tidak lain adalah merupakan laju pertumbuhan ekuilibrium dalam
50 jangka panjang. Apabila laju pertumbuhan aktual lebih kecil dari laju
pertumbuhan yang menjamin kapasitas penuh, perekonomian akan mengalami kelebihan kapasitas yang semakin lama semakin parah sehingga perekonomian
akan masuk ke dalam jurang depresi jangka panjang. Sebaliknya jika permintaan agregat tumbuh sangat cepat sehingga laju pertumbuhan aktual melebihi laju
pertumbuhan yang menjamin kapasitas penuh, perekonomian akan mengalami inflasi kronis dalam jangka panjang. Ketika perekonomian mengalami
disequilibrium, baik berupa depresi atau inflasi, tidak akan ada mekanisme otomatis yang akan membawa perekonomian kembali ke posisi keseimbangannya.
Pertumbuhan alamiah the natural rate of growth adalah laju pertumbuhan output potensial yang dilihat dari sisi tenaga kerja yang tersedia.
Setiap pertambahan penduduk akan meningkatkan jumlah tenaga kerja dan setiap kemajuan teknologi akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga
keduanya akan meningkatkan output potensial. Pertumbuhan yang kontinyu dalam posisi ekuilibrium jangka panjang
hanya akan tercapai apabila perekonomian tumbuh pada jalur warranted rate of growth dan sekaligus jalur natural rate of growth. Pada posisi ini output aktual,
output potensial dari sisi kapasitas pabrik dan sisi tenaga kerja, permintaan agregat, stok kapital, investasi dan kesempatan kerja, tumbuh pada tingkat yang
sama yaitu pada laju pertumbuhan kedua jalur tersebut. Dengan kata lain perekonomian mencapai ekuilibrium secara simultan atau posisi keseimbangan
umum general equilibrium yang disebut steady state growth. Akan tetapi posisi keseimbangan ideal tersebut jarang sekali terjadi karena
faktor-faktor yang menentukan warranted rate of growth berbeda dari faktor- faktor yang menentukan natural rate of growth. Oleh sebab itu, Harrod sampai
pada kesimpulan teorema ketidakseimbangannya disekuilibrium theorem yang menyatakan bahwa di dalam proses pertumbuhan ekonomi terkandung secara
inheren unsur ketidakstabilan yang sewaktu-waktu dapat mengganggu keadaan ekuilibrium. Selama proses pertumbuhan ekonomi berlangsung, tidak ada
kekuatan-kekuatan yang secara otomatis dapat membawa penyimpangan- penyimpangan kembali ke dalam jalur ekuilibrium. Stabilitas pertumbuhan
ekonomi dalam jangka panjang hanya dapat tercapai melalui intervensi
51 pemerintah lewat kebijakan fiskal dan moneter untuk menanggulangi gangguan
penyimpangan dan ketidakstabilan Boediono, 1992 dan Djojohadikusumo, 1994. Uraian di atas memperlihatkan bahwa teori makro dan model pertumbuhan
Keynesian sangat menonjolkan pentingnya kebijakan ekonomi makro untuk menciptakan stabilitas pertumbuhan. Stabilitas ekonomi menurut paham
Keynesian sangat ditentukan oleh stabilitas pengeluaran agregat beserta komponen-komponenya. Pengeluaran pemerintah merupakan bagian yang
mendapat perhatian utama dalam model Keynesian. Oleh sebab itu kebijakan fiskal mendapat forsi yang lebih besar untuk menstabilkan variabel-variabel
ekonomi makro. Pengeluaran pemerintah lebih banyak dilihat dari sisi permintaan, tetapi tidak dilihat dari sisi suplai. Padahal peningkatan pengeluaran pemerintah,
terutama untuk penyediaan infrastruktur akan berdampak langsung terhadap peningkatan kapasitas produksi yang akan menjamin keberlanjutan proses
pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.
3.1.2.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Solow