152 penelitian Sulistyowaty 2011 di Jawa Tengah, yang salah satu kesimpulan
penelitiannya adalah kebijakan peningkatan pengeluaran kesehatan ternyata lebih efektif dalam meningkatan kinerja perekonomian dan kesejahteraan masyarakat
dibanding kebijakan peningkatan pengeluaran pendidikan.
7.2.4. Peningkatan Pengeluaran Dana Pembangunan Untuk Infrastruktur
dan Penurunan Belanja Tidak Langsung
Melalui simulasi keempat ini dilakukan, dengan meningkatkan pengeluaran dana pembangunan untuk infrastruktur sebesar 25 persen, yang
dananya dialokasikan dari penurunan belanja tidak langsung IDGE, dengan cara menurunkan belanja tidak langsung tersebut sebesar 12.35 persen. Dengan
skenario ini, maka peningkatan Pajak Daerah PD dan Retribusi Daerah RD yang dicapai adalah lebih tinggi dibandingkan dengan tiga skenario sebelumnya
yaitu masing-masing sebesar 9.8948 persen dan 4.8994 persen, sehingga peningkatan Total Pendapatan Asli Daerah TPAD yang dicapai adalah juga
lebih besar dari tiga skenario sebelumnya yaitu sebesar 8.5965 persen. Hal ini selanjutnya akan mempengaruhi peningkatan total penerimaan pemerintah daerah
TGR. Dapat dilihat dari tabel pada Lampiran 9b, TGR mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu sebesar 3.6457 persen, lebih tinggi dari yang dicapai tiga
skenario sebelumnya. Meningkatnya penerimaan pada blok penerimaan pemerintah daerah, akan
mempengaruhi peningkatan pengeluaran pada blok pengeluaran pemerintah daerah. Pada belanja langsung, dapat dilihat, bahwa belanja langsung untuk sektor
yang lainnya merupakan yang paling tinggi peningkatannya yaitu sebesar 6.1712 persen, sekaligus merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan tiga skenario
sebelumnya. Berikut diikuti oleh pengeluaran untuk belanja langsung sektor pendidikan GEEDU sebesar 4.9695 persen. Belanja langsung untuk sektor
pertanian GEAGR menempati urutan ketiga yaitu sebesar 3.9300 persen. Seperti pada skenario pertama dan kedua, belanja langsung sektor kesehatan juga
mengalami penurunan yaitu sebesar 9.1773 persen. Hal ini disebabkan oleh pengaruh secara langsung dari pengeluaran infrastruktur GEINF pada persamaan
belanja langsung kesehatan yang berhubungan secara negatif. Hal ini berarti, jika terjadi peningkatan belanja langsung infrastruktur, maka belanja sektor kesehatan
153 akan mengalami penurunan. Hal ini juga berkaitan dengan pilihan kebijakan
pemerintah daerah, artinya jika mau meningkatkan salah satu pengeluaran dengan jumlah dana yang tersedia tetap, maka harus mengurangi dana yang lainnya.
Secara total, belanja langsung pemerintah daerah TDGE masih menunjukkan peningkatan yang positif yaitu sebesar 10.6334 persen, sekaligus merupakan yang
tertinggi dibandingkan dengan tiga skenario sebelumnya. Tingginya penurunan belanja langsung sektor kesehatan, mengakibatkan, peningkatan pengeluaran total
pemerintah daerah TGE tidak begitu tinggi yaitu hanya sebesar 1.1411 persen, lebih rendah dibandingkan dengan skenario ketiga, namun masih lebih tinggi
dibandingkan dengan skenario pertama dan kedua. Skenario keempat ini juga mampu mendongkrak investasi, baik asing
maupun swasta dengan peningkatan yang lebih besar dari tiga skenario sebelumnya. Peningkatan investasi yang diakibatkan oleh skenario ini merupakan
ranking terbaik kesatu dari lima skenario kebijakan pemerintah daerah. Investasi domestik meningkat lebih tinggi dari investasi asing yaitu masing-masing sebesar
7.2613 persen dan 5.1618 persen. Dengan demikian, maka mengakibatkan meningkatnya realisasi investasi total sebesar 6.8924 persen.
Tabel 49. Hasil Simulasi Skenario Kebijakan Keempat Nama Peubah Endogen
Satuan Nilai
dasar Nilai
Simulasi Perubahan
persen PDRB Perkapita Sektor Pertanian
Persen 1.8485
1.9229 4.0249
PDRB Perkapita Sektor Industri Persen
0.7717 0.8074
4.6262 PDRB Perkapita Sektor Jasa
Persen 2.2899
2.3808 3.9696
PDRB Perkapita Sektor Lainnya Persen
1.0328 1.0833
4.8896 PDRB Perkapita
Persen 5.9429
6.1944 4.2319
Kemiskin Perkotaan Persen
0.0421 0.0395
-6.1758 Kemiskin Perdesaan
Persen 0.0452
0.0405 -10.3982 Kemiskin Perkotaan dan Perdesaan
Persen 0.0873
0.0800 -8.3620
Meningkatnya investasi ini, maka akan mempengaruhi peningkatan penyerapan tenaga kerja. Peningkatan penyerapan tenaga kerja total lebih tinggi
dibandingkan dengan tiga skenario sebelumnya yaitu sebesar 2.3262 persen. Peningkatan penyerapan tenaga kerja total juga merupakan yang tertinggi dari
seluruh skenario kebijakan dari alokasi dana pemerintah daerah skenario 1-5. Bila diamati pada seluruh sektor penyerapan tenaga kerja, maka hanya penyerapan
154 tenaga kerja sektor yang lainnya TKANO yang lebih rendah dari skenario
kebijakan ketiga yaitu hanya sebesar 0.0822 persen. Penyerapan tenaga kerja yang tertinggi dialami oleh sektor industri TKIND yaitu sebesar 5.5695 persen.
Penyerapan tenaga kerja sektor jasa TKSERV menempati urutan kedua, dengan peningkatan sebesar 4.0267 persen dan sektor pertanian pada urutan ketiga dengan
peningkatan sebesar 1.1990 persen. Peningkatan pengeluaran pemerintah daerah, investasi dan tenaga kerja,
maka dampak selanjutnya adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan perkapita. Skenario ini merupakan
peningkatan pendapatan perkapita tertinggi ketiga setelah skenario ketujuh dan keenam yaitu sebesar 4.2319 persen. Dilihat per sektornya, maka PDRB
perkapita sektor yang lainnya PDRBANOk merupakan yang paling tinggi mengalami peningkatan yaitu sebesar 4.8896 persen. PDRB perkapita sektor
industri PDRBINDk berada di urutan kedua, dengan peningkatan sebesar 4.6262 persen. Berikut PDRB perkapita sektor pertanian PDRBAGRk dan PDRB
perkapita sektor jasa PDRBSERk yang masing-masing mengalami peningkatan sebesar 4.0249 persen dan 3.9696 persen.
Dampak positif yang ditimbulkan oleh pengeluaran infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi ini, sejalan dengan penelitian Nurudeen and Usman 2010
di Nigeria, yang menemukan bahwa, peningkatan pengeluaran pemerintah pada transportasi dan komunikasi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Pentingnya infrastruktur juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Panjaitan 2006, yang salah satu kesimpulan penelitiannya, menunjukkan bahwa, kinerja
perekonomian ditentukan oleh kondisi infrastruktur dan investasi serta tingkat kepastian berusaha.
Skenario ini juga mampu menurunkan tingkat kemiskinan, baik di perkotaan mapun di perdesaan. Dari tujuh skenario yang dilakukan, skenario ini
menempati urutan ketiga dalam hal menurunkan kemiskinan total yaitu sebesar 6.1758 persen, berada dibawah skenario ketujuh dan keenam. Kemiskinan di
perdesaan turun lebih besar dibandingkan dengan perkotaan yaitu masing-masing sebesar 10.3982 persen dan 6.1758 persen.
155 Berdasarkan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang dicapai dan
penurunan kemiskinan, menunjukkan bahwa infrastruktur merupakan hal yang sangat penting didalam memacu pertumbuhan ekonomi dan menahan laju
kemiskinan. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah strategis untuk memacu pembangunan infrastruktur, dengan mengalokasikan dana dalam jumlah yang
memadai.
7.2.5. Peningkatan Pengeluaran Dana Pembangunan Untuk Pertanian,