75 Tabel 9. Perbandingan Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Atas Dasar
Harga Konstan Tahun 2000 Provinsi Jambi dengan Provinsi Lainnya di Sumatera, Tahun 2006-2010 Ribu Rupiah
No. Provinsi 2006
2007 2008
2009 2010
2006- 2010
Rank 1. Aceh
8 873 8 528
7 908 7 312
7 358 7 996
6 2. Sumut
7 393 7 927
8 344 8 676
9 139 8 296
4 3. Sumbar
6 681 7 050
7 438 7 657
8 018 7 369
7 4. Riau
16 832 17 225
17 576 17 480 17 641
17 351 2
5. Kep. Riau 24 302
23 768 24 158 23 841
24 467 24 107
1 6. Jambi
4 957 4 963
5 188 5 384
5 648 5 228
8 7. Sumsel
7 548 7 815
8 065 8 248
8 555 8 046
5
8. Kep.
Bangka Belitung
8 301 8 457
8 579 8 630
8 883 8 570
3 9. Bengkulu
4 154 4 300
4 475 4 687
4 856 4 494
10 10. Lampung
4 293 4 449
4 631 4 813
5 035 4 644
9 Sumatera
9 333 9 448
9 636 9 673
9 960 9 610
Indonesia 7 982
8 255 8 602
8 877 9 289
8 601 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010a dan 2011b
4.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder runtut waktu time series tahun 1985-2010 di provinsi Jambi. Data yang diperlukan terdiri
dari: 1 Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD provinsi Jambi yang bersumber dari BiroBagian Keuangan dan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Bappeda, 2 Produk Domestik Regional Bruto PDRB provinsi Jambi yang bersumber dari Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Jambi
dan Bappeda Provinsi Jambi 3 Investasi swasta PMA dan PMDN yang bersumber dari Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah BAPEMPRODA
Provinsi Jambi, BPS dan Bappeda Provinsi Jambi, 4 Jumlah penduduk dan penduduk miskin yang bersumber dari BPS dan Bappeda Provinsi Jambi,
5 Jumlah murid yang terdaftar pada Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP, dan Sekolah Menengah Atas SMA, serta Sekolah Menengah
Kejuruan SMK diperoleh dari Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, 6 Angka Melek Huruf AMH diperoleh dari BPS Provinsi Jambi, 7 Suku bunga, tingkat
inflasi dan Indek Harga Konsumen dapat diperoleh dari Bank Indonesia Cabang
76 Jambi dan BPS Provinsi Jambi, dan 8 Tenaga kerja dan tingkat upah dapat
diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja dan BPS Provinsi Jambi. Data yang diperoleh sebagian dalam bentuk tahun anggaran dan sebagian
dalam bentuk tahun takwim. Untuk keperluan analisis, terutama untuk meregresi, maka perlu diadakan penyamaan data. Dalam penelitian ini seluruh data yang
digunakan adalah dalam bentuk tahun takwim. Data-data yang berbentuk tahun anggaran dirubah bentuknya menjadi tahun takwim dengan menggunakan rumus
yang diturunkan dari rumus yang dikemukakan oleh Insukindro 1984: Q
1
= ¼{Q
t
- 4,512 Q
t
- Q
t-1
Q }
2
= ¼{Q
t
- 1,512 Q
t
- Q
t-1
Q }
3
= ¼{Q
t
+ 1,512 Q
t
- Q
t-1
Q }
4
= ¼{Q
t
+ 4,512 Q
t
- Q
t-1
dari rumus tersebut, maka didapat rumus tahun takwim yaitu : }
TT = TA
t
– Q
4
TA
t
+ Q
4
TA dimana :
t-1
TT = Tahun takwim
TA
t
Q = Tahun Anggaran tertentu
4
TA
t
Q = Kuartal keempat tahun anggaran tertentu
4
TA
t-1
= Kuartal keempat tahun anggaran sebelumnya Seluruh variabel yang digunakan dalam studi ini dinyatakan dalam ukuran
rill. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan efek kenaikan harga yang terkandung dalam kenaikan nilai nominal variabel pengamatan. Penyesuaian data nominal ke
data rill dilakukan dengan pendeflasian data menggunakan indeks deflator untuk data PDRB dan komponen-komponennya dan data lainnya dideflasikan dengan
menggunakan Indeks Harga Konsumen. Semua angka deflator dan indeks harga menggunakan tahun dasar 2000.
4.3. Kerangka Pemikiran