121 yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat sepertihalnya pelayanan belanja
kesehatan. Tabel 29. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Belanja Langsung Pendidikan
Peubah Par. Dugaan
Pr |t| Elastisitas
Jk. Pendek Jk. Panjang
Intercept -85835.3
0.0331 LTPAD
0.01221 0.4264
0.0787 -
JSA 0.205724
0.0308 7.3603
- IDGE
-0.04839 0.26685
-0.3600 -
Fhit = 10.37 ProbF = 0.0002 Dw = 0.373747 Adj R
2
= 0.53946
6.2.4. Belanja Langsung Kesehatan
Belanja langsung kesehatan memiliki peran sangat signifikan sepertihalnya belanja pendidikan. Belanja kesehatan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dari sisi kesehatan jasmanai dan rohani mengkomplementasi peran belanja pendidikan yang berperan dalam meningkatkan kapasitas intlektual setiap
individu. Berdasarkan hasil estimasi persamaan regresi, besarnya belanja langsung untuk kesehatan dipengaruhi secara positif dan nyata oleh peubah
jumlah penduduk dan total penduduk miskin perdesaan dan perkotaan. Peningkatan jumlah penduduk meningkatkan kebutuhan pelayanan kesehatan baik
untuk kepentingan perawatan dan pengobatan berbagai macam penyakit maupun pelayanan persalinan, kesehatan ibu dan anak dan pelayanan kesehatan lainnya.
Tabel 30. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Belanja Langsung Kesehatan Peubah
Par. Dugaan Pr |t|
Elastisitas Jk. Pendek
Jk. Panjang Intercept
-63237.1 0.0137
POP 0.025377
0.00835 9.6703
10.1691 HTPOV
37277.39 0.03115
1.6666 1.7526
GEINF -0.01872
0.19185 -0.1787
-0.1879 LGEHEA
0.049052 0.43125
- -
Fhit = 6.25 ProbF = 0.0020 Dw = 1.900533 Adj R
2
= 0.46656 Kelompok penduduk miskin merupakan pelanggan utama dan penerima
subsidi layanan kesehatan yang disediakan pemerintah daerah disamping pegawai pemerintah daerah sendiri. Konsekuensinya tingkat kemiskinan yang lebih tinggi
di perdesaan dan perkotaan akan berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan
122 kapasitas pelayanan kesehatan oleh pemerintah daerah baik pelayanan di tingkat
perdesaan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat PUSKESMAS maupun pelayanan rumah sakit pemerintah daerah di tingkat kabupatenkota dan provinsi.
Jadi peningkatan jumlah penduduk dan penduduk miskin merupakan peubah penentu besarnya belanja langsung pemerintah yang diperlukan untuk pelayanan
kesehatan masyarakat. Peran jumlah penduduk sebagai penentu jumlah belanja langsung
kesehatan ditunjukkan oleh besarnya koefisien elastitas belanja kesehatan tersebut terhadap total penduduk. Peningkatan persentase jumlah penduduk dan penduduk
miskin direspon oleh pemerintah daerah dengan meningkatkan alokasi dana pembangunan pelayanan kesehatan pada tingkat kenaikan yang jauh lebih tinggi
dari persentase tingkat kenaikan jumlah penduduk dan penduduk miskin itu
sendiri. 6.2.5. Belanja Langsung Infrastruktur
Belanja langsung infrastruktur terdiri atas belanja untuk pembangunan jalan dan jembatan, pelabuhan, jaringan irigasi, energi listrik dan jaringan
telekomunikasi. Komponen belanja ini berperan untuk meningkatkan kapasitas perekonomian daerah karena berkaitan langsung dengan aktivitas ekonomi
produktif. Penyediaan infrastruktur secara lebih baik akan meningkatkan efisiensi transportasi, memperluas akses terhadap input, memperluas jangkauan pemasaran,
meningkatkan penyediaan input infrastruktur pengairan, energi listrik, kemudahan komunikasi, meningkatkan produktivitas input primer lahan, tenaga kerja dan
kapital serta menciptakan eksternalitas positif tethadap aktivitas ekonomi produktif.
Komponen belanja ini dipengaruhi secara positif dan nyata oleh luas tanam sawah SAWAH, penerimaan Pendapatan Asli Daerah periode sebelumnya
LTPAD, dan belanja langsung infrastruktur periode sebelumnya LGEINF. Luas tanam sawah yang berpengaruh positif dan nyata terhadap belanja
infrastruktur merupakan konsekuensi dari peningkatan alokasi dana yang ditujukan untuk pengembangan areal persawahan dan pemeliharaan areal sawah
yang telah ada. Hal ini sekaligus merefleksikan meningkatnya kebutuhan infrastruktur irigasi untuk mendukung program peningkatan prioduktivitas
123 tanaman bahan makanan, terutama tanaman padi. Akomodasi kepentingan ini
meningkatkan pengalokasian dana pembangunan irigasi yang terutama lebih banyak dilakukan oleh pemerintah kabupaten.
Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu sumber dana pembangunan pemerintah daerah Provinsi yang penggunaannya sangat otonom karena
bersumber dari pemerintah daerah sendiri sehingga dapat dimanfaatkan secara lebih leluasa untuk meningkatkan belanja infrastruktur. Peningkatan Pendapatan
Asli Daerah akan meningkatkan kemampuan daerah yang pada gilirannya akan meningkatkan kemandirian daerah dalam mendanai belanja infrastruktur. Oleh
sebab itu keberhasilan pemerintah daerah memobilisasi sumber dana yang berasal dari PAD secara lebih bijak dengan memperhatikan efek negatifnya terhadap
aktivitas ekonomi produktif, sangat menentukan besarnya kemampuan daerah meningkatkan belanja infrastruktur.
Tabel 31. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Belanja Langsung Infrastruktur Peubah
Par. Dugaan Pr |t|
Elastisitas Jk. Pendek
Jk. Panjang Intercept
-34302.4 0.20825
LTPAD 0.339623
0.01175 0.5218
0.7366 PJL
0.669380 0.4455
0.0931 0.1315
SAWAH 0.233105
0.0138 0.7206
1.0173 LGEINF
0.291663 0.057
- -
Fhit = 11.71 ProbF = 0.0001 Dw = 2.313078 Adj R
2
= 0.64094 Peubah penjelas panjang jalan di provinsi Jambi PJL juga berpengaruh
positif terhadap belanja langsung infrastruktur, sesuai dengan hipotesis yang diajukan dan selaras dengan teori ekonomi, namun koefisien regresinya tidak
nyata secara statistik. Tidak nyatanya pengaruh panjang jalan, diduga karena data panjang jalan kurang bervariatif. Disamping itu juga erat kaitannya dengan alokasi
dana untuk infrastruktur jalan dan jembatan yang masih relatif rendah yang mengakibatkan buruknya kondisi infrastruktur jalan dan jembatan di Provinsi
Jambi. Konsekuensinya, panjang jalan tidak mencerminkan pelayanan transportasi yang lebih baik bagi angkutan penumpang dan barang. Berdasarkan data Bappeda
dan BPS Provinsi Jambi tahun 2011, kondisi jalan di Provinsi Jambi cukup memprihatinkan, hanya 29.65 persen dalam kondisi baik, lebih kecil dari jalan
dalam kondisi rusak dan rusak berat yang proporsinya mencapai 32.62 persen..
124 Peubah belanja langsung infrastruktur periode sebelumnya LGEINF
berpengaruh positif dan nyata. Hal ini mengindikasikan bahwa belanja infrastruktur masih mengikuti trend pengeluaran tahun sebelumnya seperti halnya
sebagian besar komponen belanja lainnya. Jika pengeluaran tahun sebelumnya cukup tinggi, maka pengeluaran pembangunan untuk penyediaan infrastruktur
tahun sekarang juga lebih tinggi yang mencerminkan belum kuatnya dasar penetapan besaran belanja infrastruktur sesuai dengan kebutuhan masyarakat
terhadap berbagai jenis infrastruktur fisik produktif. Tabel 32. Jalan Nasional, Provinsi dan Kabupatenkota Menurut Kondisi di
Provinsi Jambi Tahun 2010 Km No.
Kondisi Panjang Km
Persentase 1 Baik
716.72 29.65
2 Sedang 911.95
37.73 3 Rusak
459.83 19.02
4 Rusak Berat 328.51
13.59 Jumlah
2 417.01 100.00
Sumber: Bappeda dan BPS Provinsi Jambi Tahun 2011 Diolah
6.2.6. Belanja Langsung Lainnya