Teori Pertumbuhan Endogen Teori Pertumbuhan Ekonomi

57 beberapa persyaratan dasar yang memungkinkan terjadinya arus perpindahan kapital antar negara. Alokasi investasi untuk menyediakan infrastruktur yang lebih berkualitas merupakan salah satu persyaratan yang diperlukan untuk mendorong peningkatan investasi swasta baik domestik maupun asing.

3.1.3. Teori Pertumbuhan Endogen

Teori pertumbuhan endogen pada dasarnya lahir untuk mengkritisi model pertumbuhan Solow. Setelah mengamati ketimpangan pendapatan antar negara. Teori pertumbuhan endogen ini berupaya untuk menjelaskan berbagai faktor yang menentukan besar kecilnya tingkat pertumbuhan GDP. Salah satu tujuan dari teori pertumbuhan adalah menjelaskan kenaikan yang berkelanjutan dalam standar kehidupan. Model pertumbuhan Solow menunjukkan, bahwa pertumbuhan berkelanjutan itu harus berasal dari kemajuan teknologi, tetapi dari mana kemajuan teknologi berasal, masih menjadi tanda tanya. Dalam model Solow, hal tersebut, hanya diasumsikan saja. Model teori pertumbuhan endogen, menolak asumsi model Solow tentang perubahan teknologi yang berasal dari luar eksogen Mankiw, 2007. Selain itu, menurut Todaro and Smith 2009, perilaku aliran modal negara-negara berkembang yang aneh dari negara miskin ke negara kaya juga turut memicu hadirnya teori pertumbuhan endogen endogenous growth atau sering juga disebut teori pertumbuhan baru new growth theory. Todaro and Smith 2009, selanjutnya menjelaskan, bahwa teori pertumbuhan baru ini memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis pertumbuhan endogen, yaitu pertumbuhan GNP yang persisten, yang ditentukan oleh sistem yang mengatur proses produksi dan bukan oleh kekuatan-kekuatan di luar sistem. Berlawanan dengan teori neo kalsik tradisional, model-model ini menganggap, bahwa pertumbuhan GNP merupakan konsekuensi alamiah dari keseimbangan jangka panjang. Motivasi utama dari teori baru ini adalah untuk menjelaskan perbedaan tingkat pertumbuhan antar negara maupun faktor-faktor yang memberi proporsi lebih besar dalam pertumbuhan yang diobservasi. Secara ringkas, dapat dikatakan bahwa, teori pertumbuhan endogen berusaha untuk menjelaskan faktor- faktor yang menentukan besara λ, yaitu tingkat pertumbuhan GDP yang tidak dijelaskan dan dianggap sebagai variabel eksogen dalam perhitungan teori pertumbuhan neoklasik Solow residu Solow. 58 Untuk menjelaskan teori ini, dimulai dengan fungsi produksi sederhana: ...................................................................................................3.5 dimana: Y = output, K = persediaan modal, dan A = konstanta yang mengukur jumlah output yang diproduksi untuk setiap unit modal. Dari fungsi produksi tersebut dapat dilihat, bahwa fungsi produksi tersebut tidak menunjukkan muatan dari pengembalian modal marginal product of capital yang akan semakin menurun diminishing return to scale. Satu unit modal tambahan memproduksi unit output tambahan sebesar A, tanpa memperhitungkan berapa banyak modal yang ada. Ketiadaan pengembalian modal marginal product of capital yang akan semakin menurun diminishing return to scale ini merupakan perbedaan penting antara model pertumbuhan endogen dan model Solow Mankiw, 2007. Selanjutnya kita amati bagaimana fungsi produksi tersebut berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi. Kita asumsikan sebagian pendapatan ditabung dan diinvestasikan, maka akumulasi modal dapat dijelaskan melalui persamaan berikut: .......................................................................................3.6 Persamaan tersebut menyatakan perubahan persediaan modal sama dengan investasi dikurangi depresiasi . Menggabungkan persamaan ini dengan fungsi produksi , maka diperoleh: ...................................................................................3.7 Persamaan tersebut menunjukkan apa yang menentukan tingkat pertumbuhan output . Perhatikan, selama , pendapatan perekonomian tumbuh selamanya, meskipun tanpa asumsi kemajuan teknologi eksogen. Dengan demikian, dengan melakukan perobahan secara sederhana terhadap fungsi produksi dapat mengubah secara dramatis prediksi tentang pertumbuhan ekonomi. Dalam model Solow, tabungan akan mendorong pertumbuhan untuk sementara, tetapi pengembalian modal marginal product of capital yang akan semakin menurun diminishing return to scale pada akhirnya akan mendorong perekonomian mencapai kondisi mapan di mana pertumbuhan hanya bergantung pada kemajuan teknologi eksogen. Sebaliknya, dalam model pertumbuhan endogen, tabungan dan investasi bisa mendorong pertumbuhan berkesinambungan. Model pertumbuhan ini menganggap perubahan teknologi 59 sebagai sebuah hasil endogen dari investasi publik dan swasta dalam sumberdaya manusia dan industri padat pengetahuan. Untuk menolak asumsi pengembalian modal marginal product of capital yang akan semakin menurun diminishing return to scale pada model Solow, maka dalam model pertumbuhan endogen, K dalam fungsi produksi , tidak hanya mencakup persediaan pabrik dan peralatan perekonomian, tetapi harus lebih luas dari itu yaitu dengan memandang atau memasukkan ilmu pengetahuan sebagai modal. Ilmu pengetahuan adalah input penting dalam produksi perekonomian, baik produksi barang dan jasanya maupun produksi ilmu pengetahuan barunya. Model pertumbuhan endogen mendorong peran aktif kebijakan publik dalam merangsang pembangunan ekonomi melalui investasi langsung maupun tidak langsung dalam pembentukan sumberdaya manusia dan mendorong investasi swasta asing dalam berbagai industri padat pengetahuan seperti industri perangkat lunak komputer dan telekomunikasi. Berkaitan dengan ini, maka pemerintah dapat mengambil peran, dengan menyediakan barang-barang publik infrastruktur atau dapat juga dengan mendorong atau menarik investasi swasta untuk menanamkan modalnya pada industri-industri yang padat pengetahuan knowledge-intensive industries, dimana sumberdaya manusia dapat diakumulasikan dan akhirnya diperoleh skala hasil yang semakin meningkat increasing returns to scale.

3.2. Keterkaitan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

dan Kemiskinan Keterkaitan antara pengeluaran pemerintah, pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan dapat dimati Gambar 3, yang digambarkan oleh Wilhelm and Fiestas 2005. Pengeluaran pemerintah atau publik akan sangat tergantung kepada motivasi secara politik, ekonomi dan sosial. Pengeluaran pemerintah juga sangat terkait dengan ketersediaan anggaran, keterbatasan kapasitas dan institusi. Adanya keterbatasan anggaran, maka perlu dibuat skala prioritas dalam mengalokasikan pengeluaran tersebut. Anggaran perlu dialokasikan pada sektor-sektor yang produktif yang mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pendapatan.

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Batu Bara

1 42 75

Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto , Investasi, Inflasi Dan Pengangguran Terhadap Pendapatan Daerah Di Provinsi Sumatera Utara

1 46 146

Analisa Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kab. Dairi

1 27 80

Elastisitas Pengeluaran Pemerintah Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Lampung Tahun 1990-2008

0 5 11

Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Produk Domestik Regional Bruto dan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bogor

1 10 104

Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Produk Domestik Regional Bruto dan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bogor

0 14 80

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO, SUKU BUNGA, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP INVESTASI DI ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO, SUKU BUNGA, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP INVESTASI DI INDONESIA TAHUN 1992-2012.

0 5 15

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Analisis Pengaruh Pajak Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Meningkatnya Belanja Daerah Di Kota Surakarta Tahun 1990-2011.

0 1 12

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) Analisis Pengaruh Pajak Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Meningkatnya Belanja Daerah Di Kota Surakarta Tahun 1990-201

0 1 15

Pengaruh Investasi, Pengeluaran Pemerintah dan Tenaga Kerja Terhadap Produk Domestik Regional Bruto dan Tingkat Kemiskinan pada Wilayah Sarbagita di Provinsi Bali.

0 0 22