116 tangga dan aktivitas bisnis terutama dalam bidang transportasi meningkatkan
penggunaan kendaraan bermotor. Peningkatan penggunaan kendaaraan bermotor oleh masyarakat dan aktivitas bisnis akan memperluas basis penerimaan pajak
daerah. Implemementasi kebijakan desentralisasi fiskal sejak tahun 2001 yang
dinyatakan sebagai peubah boneka dummy berpengaruh positif dan nyata terhadap peneriman pajak daerah. Kebijakan otonomi daerah yang disertai
desentralisasi fiskal telah meningkatkan penerimaan pajak daerah secara nyata bila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pengenalan kebijakan
desentralisasi fiskal sesungguhnya lebih ditekankan pada tingkat pemerintah KabupatenKota, sehingga dampaknya semestinya lebih dirasakan oleh
pemerintah lokal. Akan tetapi implementasi kebijakan tersebut direspon oleh pemerintah provinsi dengan meningkatkan kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah
SKPD terkait untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD. Sebagai salah satu komponen PAD terbesar, peningkatan pajak daerah berperan penting
untuk meningkatkan kemandirian daerah dalam membiayai belanja tidak langsung dan belanja langsung. Hal ini telah memotiviasi Pemerintah Provinsi Jambi
meningkatkan mobilisasi pemungutan pajak daerah. Usaha-usaha yang dilakukan diantaranya adalah melakukan sosialisasi, kemudahan dan kecepatan pelayanan
pajak melalui penerapan pelayanan satu atap dan kebijakan pemutihan dalam upaya mendongkrak penerimaan pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
6.1.2. Retribusi Daerah
Hasil estimasi persamaan retribusi daerah menunjukkan bahwa semua peubah penjelas berpengaruh positif. Hal ini sesuai dengan teori ekonomi dan
hipotesis yang diajukan. Meskipun demikian, hanya peubah penjelas retribusi daerah periode sebelumnya LRD yang menunjukkan pengaruh nyata. Retribusi
daerah tidak respon dalam jangka pendek dan jangka panjang oleh PDRB per kapita sektor industri, jumlah wisatawan, belanja langsung infrastruktur, PMDN,
dummy pemberlakuan desentralisasi fiskal, dan lag retribusi daerah. Temuan ini menunjukkan bahwa potensi daerah yang berasal dari daerah tersebut bersifat
kurang mempengaruhi peningkatan retribusi daerah.
117
Penerimaan retribusi daerah di Provinsi Jambi, hanya mengikuti trend
periode sebelumnya, jika penerimaan retribusi daerah periode sebelumnya tinggi, maka penerimaan retribusi daerah satu periode berikutnya juga tinggi. Atau dapat
juga dikatakan, bahwa variabel-variabel ekonomi belum memberikan pengaruh yang berarti terhadap peningkatan retribusi daerah. Ada beberapa hal yang diduga
menjadi penyebab masalah tersebut, pertama: pemerintah Provinsi Jambi belum mampu menangkap peluang-peluang untuk meningkatkan retribusi daerahnya;
kedua: orientasi peningkatan penerimaan daerah, masih bertumpu pada pajak daerah, sehingga potensi-potensi pada retribusi daerah terabaikan; ketiga:
tersebarnya sumber-sumber penerimaan retribusi daerah pada berbagai dinasinstansi, sehingga menyulitkan monitoring penyetoran pada kas daerah;
keempat: inefisiensi karena tidak seimbangnya antara biaya dan manfaat yang diperoleh terhadap beberapa jenis retribusi daerah; dan kelima: masih belum
jelasnya batas kewenangan provinsi dengan kabupaten kota, berkaitan dengan penetapan perda tentang retribusi daerah.
Tabel 26. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Retribusi Daerah Peubah
Par. Dugaan Pr |t|
Elastisitas Jk. Pendek
Jk. Panjang Intercept
1171.287 0.36285
PDRBINDk 883.2644
0.47845 0.0613
0.1188 TOU
0.009747 0.35015
0.0949 0.1839
GEINF 0.013212
0.3016 0.1060
0.2054 INVD
0.000064 0.4655
0.0355 0.0687
DDF 1816.456
0.23385 0.0948
0.1838 LRD
0.48423 0.01815
- -
Fhit = 5.24 ProbF = 0.0028 Dw = 1.748031 Adj R
2
= 0.51431 Data menunjukkan, bahwa selama periode sepuluh tahun terakhir 2001-
2010, retribusi daerah hanya memberikan kontribusi sebesar 2.66 persen per
tahun terhadap penerimaan Provinsi Jambi, sedangkan pajak daerah adalah
sebesar 33.86 persen per tahun. Hal ini berarti retribusi daerah belum mendapat perhatian bagi pemerintah Provinsi Jambi dalam meningkatkan pendapatan
daerahnya, yang berarti pula masih terbuka kesempatan untuk menciptakan jasa- jasa atau pelayanan-pelayanan yang dapat diperdakan untuk meningkatkan
penerimaan daerah, terutama untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD.
118
6.2. Blok Pengeluaran Pemerintah Daerah 6.2.1. Belanja Tidak Langsung