Pengertian Kemiskinan TINJAUAN PUSTAKA

24 secara teknologi dilakukan di negara-negara maju, diamanatkan untuk menghemat tenaga kerja, bukan untuk menghemat modal. Pada negara-negara berkembang yang melimpah tenaga kerja, tetapi langka modal, kemajuan teknologi yang hemat modal merupakan sesuatu yang sangat diperlukan. Kemajuan teknologi ini akan menghasilkan metode produksi padat karya yang lebih efisien biaya rendah, misalnya mesin pemotong rumput berputar atau mesin pengayak dengan tangan, pompa penghembus dengan tenaga kaki, dan penyemprot mekanis di atas punggung untuk pertanian skala kecil. Pengembangan teknik produksi di negara-negara berkembang yang murah, efesien, dan padat karya hemat modal-atau teknologi tepat guna-merupakan salah satu unsur terpenting dalam strategi pembangunan jangka panjang yang berorientasi pada perluasan lapangan pekerjaan. Kemajuan teknologi juga dapat meningkatkan modal atau tenaga kerja. Kemajuan teknologi yang meningkatkan pekerja labor-augmenting technological progress terjadi apabila penerapan teknologi tersebut mampu meningkatkan kualitas atau keterampilan angkatan kerja secara umum. Misalnya, dengan menggunakan videotape, televisi, dan media komunikasi elektronik lainnnya di kelas, proses belajar bisa lebih lancar, sehinggga tingkat penyerapan bahan pelajaran juga menjadi lebih baik. Kemajuan teknologi yang meningkatkan modal capital-augmenting technological progress terjadi, apabila penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memanfaatkan barang modal yang ada secara lebih produktif. Misalnya, penggantian bajak kayu dengan bajak baja dalam produksi pertanian.

2.5. Pengertian Kemiskinan

Dalam mendefinisikan kemiskinan, Badan Pusat Statistik membedakan kemiskinan atas empat hal yaitu kemiskinan relatif, kemiskinan absolut dan kemiskinan struktural serta kemiskinan kultural BPS, 2008c. Kemiskinan relatif merupakan kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan. Standar minimum disusun berdasarkan kondisi hidup suatu negara pada waktu tertentu dan perhatian terfokus pada golongan penduduk “termiskin”, misalnya 20 persen atau 40 25 persen lapisan terendah dari total penduduk yang telah diurutkan menurut pendapatanpengeluaran. Kelompok ini merupakan penduduk relatif miskin. Dengan demikian, ukuran kemiskinan relatif sangat tergantung pada distribusi pendapatanpengeluaran penduduk sehingga dengan menggunakan definisi ini berarti “orang miskin selalu hadir bersama kita”. Kemiskinan secara absolut ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti pangan, sandang, kesehatan, perumahan dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja. Kebutuhan pokok minimum diterjemahkan sebagai ukuran finansial dalam bentuk uang. Nilai kebutuhan minimum kebutuhan dasar tersebut dikenal dengan istilah garis kemiskinan. Penduduk yang pendapatannya di bawah garis kemiskinan digolongkan sebagai penduduk miskin. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang ditengarai atau didalihkan bersebab dari kondisi struktur, atau tatanan kehidupan yang tak menguntungkan. Dikatakan tak menguntungkan, karena tatanan itu tak hanya menerbitkan, akan tetapi lebih lanjut dari itu juga melanggengkan kemiskinan di dalam masyarakat. Sedangkan kemiskinan kultural diakibatkan oleh faktor-faktor adat dan budaya suatu daerah tertentu yang membelenggu seseorang tetap melekat dengan indikator kemiskinan. Padahal indikator kemiskinan tersebut seyogyanya bisa dikurangi atau bahkan secara bertahap bisa dihilangkan dengan mengabaikan faktor-faktor adat dan budaya tertentu yang menghalangi seseorang melakukan perubahan-perubahan ke arah tingkat kehidupan yang lebih baik. Kemiskinan, karena tradisi sosio-kultural terjadi pada suku-suku terasing, seperti Badui di Cibeo Banten Selatan, suku Dayak di pedalaman Kalimantan, dan suku Kubu di Jambi. Menurut Todaro and Smith 2009 tinggi rendahnya tingkat kemiskinan di suatu negara tergantung pada dua faktor utama, yaitu : 1 tingkat pendapatan nasional rata-rata, dan 2 lebar sempitnya kesenjangan distribusi pendapatan. Untuk mengukur luas atau kadar parahnya tingkat kemiskinan di dalam suatu negara dan kemiskinan relatif antar negara, para ahli ekonomi pembangunan menentukannnya berdasarkan garis kemiskinan poverty line. Selanjutnya 26 ditemukan pula konsep kemiskinan absolut absolute poverty yang berguna untuk menentukan tingkat pendapatan minimum yang cukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik dasar setiap orang berupa kecukupan makanan, pakaian, serta perumahan sehingga dapat menjamin kelangsungan hidupnya. Untuk bisa diperbandingkan antar di negara, maka ditetapkan garis kemiskinan internasional international poverty line.

2.6. Pajak Daerah dan Reribusi Daerah

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Batu Bara

1 42 75

Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto , Investasi, Inflasi Dan Pengangguran Terhadap Pendapatan Daerah Di Provinsi Sumatera Utara

1 46 146

Analisa Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kab. Dairi

1 27 80

Elastisitas Pengeluaran Pemerintah Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Lampung Tahun 1990-2008

0 5 11

Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Produk Domestik Regional Bruto dan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bogor

1 10 104

Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Produk Domestik Regional Bruto dan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bogor

0 14 80

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO, SUKU BUNGA, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP INVESTASI DI ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO, SUKU BUNGA, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP INVESTASI DI INDONESIA TAHUN 1992-2012.

0 5 15

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Analisis Pengaruh Pajak Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Meningkatnya Belanja Daerah Di Kota Surakarta Tahun 1990-2011.

0 1 12

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) Analisis Pengaruh Pajak Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Meningkatnya Belanja Daerah Di Kota Surakarta Tahun 1990-201

0 1 15

Pengaruh Investasi, Pengeluaran Pemerintah dan Tenaga Kerja Terhadap Produk Domestik Regional Bruto dan Tingkat Kemiskinan pada Wilayah Sarbagita di Provinsi Bali.

0 0 22