Permasalahan Development model for regional conservation of coastal and small islands case study of Weda Bay

2 ini, potensi sumberdaya alam daerah ini dimanfaatkan oleh masyarakat dan pihak- pihak lain yang berusaha di daerah ini untuk dieksploitasi secara besar-besaran untuk pembangunan. Hal ini jika tidak dilakukan penataan kelolaan dengan baik akan menimbulkan dampak negatif bagi teluk Weda akibat kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dan kerusakan akibat eksploitasi sumberdaya alam. Untuk memperkecil dampak negatif yang ditimbulkan, perlu dilakukan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil di Teluk Weda secara terpadu, sedangkan sampai saat ini belum dilakukan dan masih bersifat sektoral terutama pemanfaatan potensi perikanan dan pariwisata. Selanjutnya dengan adanya pemekaran di Kabupaten Halmahera Tengah tentunya penduduknya akan semakin bertambah dan aktivitas pembangunan akan semakin tinggi, sehingga cenderung memberikan tekanan terhadap ekosistem dan sumberdaya yang ada. Dengan demikian, dapat dipastikan dalam beberapa tahun kedepan hampir seluruh lahan akan terpakai untuk berbagai aktivitas pembangunan, apalagi Teluk Weda memiliki banyak pulau-pulau kecil yang lebih dekat dengan daratan mainland, juga potensi yang ada di daratan mainland terutama estuaria yang terdapat di daerah tersebut dikuatirkan akan terjadi kerusakan lingkungan akibat pembangunan dan eksploitasi sumberdaya alam. Salah satu bentuk pengelolaan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil di Teluk Weda secara terpadu yaitu dengan melakukan pembagian kawasan berdasarkan pemanfaatannya. Pemanfaatan kawasan ini dilakukan berdasarkan peruntukan kawasan tersebut sesuai dengan penataan ruang wilayah pengelolaan yang telah ditetapkan pada Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten Halmahera Tengah. Adapun penataan ruang pesisir dan pulau-pulau kecil dapat dilakukan dengan penzonasian kawasan pada zona pengelolaannya. Zona pengelolaan pada rencana detail tata ruang dapat dibagi menjadi beberapa kawasan sesuai deliniasi kawasan yang diperuntukkan. Hasil deliniasi tersebut dapat berupa kawasan pemanfaatan umum, kawasan konservasi, kawasan strategi nasional tertentu dan kawasan alur. Oleh karena itu diperlukan penelitian yang mendasar tentang peƱata kelolaan di Teluk Weda dengan model pengembangan kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil berbasis zonasi.

1.3 Kerangka Pemikiran

Pengembangan suatu wilayah teluk memerlukan upaya pengelolaan yang sangat penting untuk memacu perkembangan sosial-ekonomi, mengurangi kesenjangan, dan menjaga kelestarian lingkungan hidup pada suatu wilayah, hal ini sangat diperlukan karena realitas sosial-ekonomi, budaya dan geografis yang sangat berbeda antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Dengan kata lain, pembangunan tidak dapat disamaratakan pada seluruh wilayah, akan tetapi harus disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat. Inilah sesungguhnya yang merupakan argumentasi akan perlunya suatu pengembangan wilayah. Logika di atas tentang pengembangan wilayah berbeda dengan pembangunan sektoral, karena yang pertama sangat berorientasi pada permasalahan issues pokok wilayah secara saling terkait, sementara yang disebutkan terakhir sesuai dengan tugasnya, bertujuan untuk mengembangkan sektor itu, tanpa terlalu memperhatikan keterkaitannya dengan sektor-sektor lain. 3 Namun demikian, walaupun berbeda dalam orientasi tapi keduanya saling melengkapi; dalam arti bahwa pengembangan wilayah tidak mungkin terwujud tanpa pembangunan sektoral, sementara pembangunan sektor tanpa berorientasi pada pengembangan wilayah akan berujung pada tidak optimalnya pembangunan sektor itu sendiri. Bahkan hal ini dapat menciptakan perselisihan konflik kepentingan antar sektor-sektor tersebut, yang pada gilirannya akan kontra- produktif dengan pengembangan wilayah. Realitas menunjukkan bahwa Kabupaten Halmahera Tengah sebagai kabupaten memiliki teluk yang luas serta memiliki potensi sumberdaya dan jasa kelautan serta perikanan yang prospektif untuk mendukung proses pembangunan wilayah yang optimal. Dengan perkataan lain, dari sisi kemampuan memproduksi supply capacity barang dan jasa kelautan dan perikanan, sesungguhnya Kabupaten Halmahera Tengah memiliki potensi pembangunan yang masih besar dan terbuka lebar untuk berbagai pilihan pembangunan. Dengan demikian, penting untuk dipahami seberapa besar dukungan keberadaan teluk terhadap keberlangsungan sumberdaya kelautan secara umum. Konsep pemanfaatan sumberdaya dan jasa-jasa kelautan serta perikanan di wilayah yang banyak memiliki ekosistem yang lengkap seperti di teluk Weda ini, hal yang tepat untuk dilakukan dengan pendekatan keterpaduan. Minimal keterpaduan ini dapat mengintegrasikan kegiatan perikanan dan wisata bahari yang dikembangkan pada wilayah berpotensi. Identifikasi dan inventarisasi potensi pemanfaatan sumberdaya di teluk yaitu dengan mengidentifikasi dan inventarisasi : sumberdaya perikanan dan biota lainnya, ekosistem mangrove, ekosistem lamun, ekosistem terumbu karang, estuaria, dan pulau-pulau kecil. Sedangkan fungsi tujuan pengelolaan, memaksimalkan keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan sumberdaya perikanan dan biota lainnya yaitu pemanfaatan sumberdaya perikanan secara berkelanjutan dengan pemanfaatan sumberdaya perikanan yang efisien. Hasil identifikasi dan inventarisasi potensi pemanfaatan sumberdaya tersebut, kemudian dilakukan analisis kesesuaian kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil berdasarkan kriteria ekologi, ekonomi, sosial budaya dan kelembagaan yang digunakan sebagai kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil. Kawasan konservasi yang telah dihasilkan tersebut dilakukan pembagian zonasi zona inti dan pemanfaatan terbatas. Zonasi yang terbentuk tersebut kemudian dilakukan analisis kesesuaian pemanfaatan pada zona pemanfaatan terbatas dengan menggunakan kriteria : ekowisata selam, ekowisata snorkeling, ekowisata pancing, ekowisata pantai, ekowisata mangrove, ekowisata lamun, budidaya keramba jaring apung dan budidaya rumput laut. Hasil kesesuaian pemanfaatan ini kemudian dilakukan analisis daya dukung berdasarkan kapasitas asimilasi, daya dukung kawasan dan pemanfaatan. Pengelolaan kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil yang dihasilkan dapat berkelanjutan, dilakukan analisis keberlanjutan, sesuai kondisi ekologi, ekonomi, sosial dan budaya serta kelembagaan. yang terkait dengan pengembangan kawasan konservasi. Diagram alir kerangka pendekatan masalah dari model pengembangan kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil berbasis zonasi, dapat dilihat pada Gambar 1.