124
zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada danunsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air; b baku mutu air limbah adalah ukuran
batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepaskan
ke dalam sumber air dari suatu usaha atau kegiatan; dan c baku mutu air laut adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain yang ada
atau harus ada dan zat atau bahan pencemar yang ditenggang adanya di dalam air laut.
a. Amonia NH
3
Amonia NH
3
dan garam-garam bersifat mudah larut dalam air. Ion amonium adalah bentuk transisi dari amonia. Amonia banyak digunakan dalam
produksi urea, industri bahan kimia asam nitrat, amonium fosfat, amonium nitrat, dan amonium sulfat, serta industri bubur kertas pulp dan paper. Sumber
amonium di perairan adalah pemecahan nitrogen organic protein dan urea dan nitrogen anrganik yang terdapat di dalam tanah dan air,yang berasal dari
dekomposisi bahan organik tumbuhan dan biota akuatik yang telah mati oleh mikroba dan jamur. Amonia yang terukur di perairan berupa amonia total NH
3
dan NH
4 +
. Amonia bebas tidak dapat terionisasi, sedangkan amonium NH
4 +
dapat terionisasi. Amonia bebas yang tidak terionisasi unionized bersifat toksit terhadap organism akuatik. Toksisitas amonia terhadap organism akuatik akan
meningkat jika terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, pH dan suhu Effendi 2003.
Gambar 34 Kapasitas asimilasi Amonia di Teluk Weda Kapasitas asimilasi ammonia ditentukan dengan persamaan regresi
dengan koefisien determinasi artinya
99,40 variasi konsentrasi ammonia di pesisir dan pulau-pulau kecil dijelaskan oleh beban ammonia di estuaria, hal ini dapat dijelaskan bahwa . Hasil
perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu menghasilkan nilai kapasitas
125
asimilasi sebesar 21,09 tontahun, sementara beban ammonia yang masuk ke perairan rata-rata sebesar 2.047,57 tontahun.
Hasil analisis kapasitas asimilasi menunjukkan bahwa konsentrasi ammonia mgliter dengan beban pencemaran ammonia tontahun masih berada di bawah
baku mutu biota laut dan baku mutu perairan pelabuhan. Kadar amonia pada perairan alami biasanya kurang dari 0,1 mgliter
McNeely et al. 1979 in Effendi 2003. Kadar amonia bebas yang tidak terionisasi NH
3
pada perairan tawar sebaiknya tidak lebih dai 0,02 mgliter. Jika kadar amonia bebas lebih dari 0,2 mgliter, perairan bersifat toksit bagi beberapa jenis
ikan Sawyer and McCarty 1978 in Effendi 2003. Kadar ammonia yang tinggi merupakan indikasi adanya pencemaran bahan organik yang berasal dari limbah
domestik, industri, dan limpasan run-off dari pupuk pertanian. Kadar ammonia yang tinggi dapat juga ditemukan pada dasar danau yang mengalami kondisi tanpa
oksigen anoxic.
b. Nitrit NO
2
Di perairan alami, nitrit NO
2
biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit, lebih sedikit daripada nitrat, karena bersifat tidak stabil dengan
keberadaan oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan intermediate antara amonia dan nitrat nitrifikasi, dan antara nitrat dan gas nitrogen denitrifikasi.
Denitrifikasi berlangsung pada kondisi anaerob. Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik. Kadar nitrit pada perairan relatif kecil
karena segera dioksidasi menjadi nitrat.
Gambar 35 Kapasitas asimilasi Nitrit di Teluk Weda Kapasitas asimilasi nitrit ditentukan dengan persamaan regresi
dengan koefisien determinasi artinya
99,90 variasi konsentrasi nitrit di pesisir dan pulau-pulau kecil dijelaskan oleh beban nitrit di estuari. Hasil perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu
menghasilkan nilai kapasitas asimilasi sebesar 1,66 tontahun, sementara beban nitrit yang masuk ke perairan rata-rata sebesar 152,49 tontahun.