Kawasan Konservasi Kecamatan Weda Tengah

162 pertambangan, namun kawasan ini memiliki terumbu karang yang masih baik dan kawasan tersebut merupakan daerah ruaya hewan hiu endemik. Zona inti ditetapkan pada terumbu karang yang terdapat di ujung Tanjung Ulie. Zona pemanfaatan terbatas berada ditetapkan di sekitar zona inti, zona pemanfaatan terbatas sebagai kawasan yang dimanfaatkan untuk kegiatan ekowisata selam dan ekowisata snorkeling. Zona perikanan berkelanjutan ditetapkan didepan zona pemanfaatan terbatas mengarah ke laut dari Tanjung Ulie sampai Lelilef Waibulan. Zona perikanan berkelanjutan ditetapkan sebagai kesesuai kawasan untuk kegiatan minawisata pancing. Kawasan konservasi di Kecamatan Weda Tengah dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah PAD, hal ini di dukung dengan keberadaan tempat wisata Weda Resort yang terdapat di Sawai Itepo yang berdekatan dengan Lelilef Waibulan. Dengan adanya tempat wisata tersebut dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat di sekitarnya untuk kegiatan wisata, karena hasil analisis menunjukkan bahwa nilai kunjungan wisata di kawasan konservasi lebih tinggi dibandingan dengan nilai produksi perikanan dan nilai kunjungan wisata dari kawasan konservasi yang lainnya.

6.3 Kawasan Konservasi Kecamatan Weda

Kawasan di Kecamatan Weda merupakan kawasan yang memiliki ekosistem yang lengkap, hal ini dapat dilihat dari hasil inventarisasi dan identifikasi ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil menunjukkan bahwa terdapat 24 dua puluh empat buah pulau kecil yang di kelilingi oleh mangrove, lamun dan terumbu karang. Kawasan yang tetapkan sebagai zona inti adalah kawasan pulau-pulau kecil yang lebih dekat ke daratan mainland. Hal ini menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan daerah pemeliharaan nursery ground, memijah spawning ground dan tempat mencari makan feeding ground bagi biota yang ada disekitarnya. Zona pemanfaatan terbatas berada di depan zona inti, yaitu zona yang dimafaatkan untuk kegiatan ekowisata selam, snorkeling, pantai, mangrove dan lamun. Adapun zona pemanfaatan perikanan berkelanjutan kawasan lebih luas lagi dan mengarah ke Weda Tengah, kawasan ini dimanfaatkan sebagai kegiatan minawisata pancing, budidaya rumput laut dan keramba jaring apung. Kawasan konservasi di Kecamatan Weda dapat meningkatkan pendapatan masyarakat disekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa nilai kunjungan wisata di kawasan konservasi lebih tinggi dibandingan dengan nilai produksi perikanan, dengan perbandingan yang demikian dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli daerah PAD di kawasan tersebut.

6.4 Kawasan Konservasi Kecamatan Weda Selatan

Kawasan di Kecamatan Weda Selatan merupakan kawasan yang memiliki ekosistem yang lengkap, namun hanya terdapat satu buah pulau kecil yang terletak di ujung Tanjung Tilope. Hasil inventarisasi dan identifikasi ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil menunjukkan bahwa ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang masih cukup baik. 163 Kawasan konservasi yang ditetapkan sebagai zona inti terdapat di pulau Mofi sampai Tanjung Tilope dan sebagian Tilope. Zona pemanfaatan terbatas terdapat di sekitar zona inti, yaitu ditetapkan untuk kegiatan ekowisata pantai, mangrove, lamun, snorkeling dan selam. Zona perikanan berkelanjutan ditetapkan sebagai kegiatan minawisata pancing, budidaya rumput laut dan keramba jaring apung. Kawasan konservasi di Kecamatan Weda Selatan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat disekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa nilai kunjungan wisata di kawasan konservasi lebih tinggi dibandingan dengan nilai produksi perikanan, dengan perbandingan yang demikian dapat memberikan peluang bagi masyarakat setempat untuk meningkatkan kreatifitas dan kualitas dalam menangani wisatawan yang datang berkunjung ke kawasan wisata, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli daerah PAD di kawasan tersebut.

6.5 Daya dukung

Daya dukung telah didefinisikan sebagai ukuran maksimum populasi atau kegiatan yang dapat dipertahankan tanpa mengalami penurunan produktivitas ekosistem di masa depan atau terhadap kesesuaian penggunaan Odum 1997. Daya dukung ekologi adalah sebagai batas alami dari populasi yang ditetapkan oleh sumber daya dalam lingkungan tertentu Caughley and Sinclair 1994. Daya dukung sebagai ukuran populasi maksimum yang dapat berkelanjutan pada beberapa tingkat hirarki yang terintegrasi dengan proses biologi dan proses lingkungan di daerah tertentu, dengan sumberdaya yang terbatas, baik secara spasial dan temporal Kessler 1994 and del Monte-Luna et al. 2004. Berdasarkan sejumlah pertimbangan MacLeod and Cooper 2005 mengemukakan bahwa : • Daya dukung fisik mengacu pada keterbatasan ruang, yaitu jumlah kegiatan suatu daerah dapat bertahan sebelum ada beberapa perubahan kualitas, misalnya, jumlah tempat berlabuh. • Daya dukung sosial mengacu pada kepadatan populasi manusia suatu wilayah dapat dipertahankan sebelum mulai terjadi penurunan secara aktual atau persepsi penurunan kenyamanan, seperti wisata pantai. • Daya dukung ekonomi mengacu pada sejauh mana suatu wilayah dapat menjadi berubah sebelum barang dan jasa ekonomi terpengaruh, misalnya, pembangunan pesisir yang berlebihan untuk pariwisata yang mengurangi keinginan daerah. Terkait dengan keberadaan kegiatan penambangan dan pembangunan di daratan Halmahera Tengah, perlu dilakukan analisis kapasitas asimilasi, daya dukung kawasan dan daya dukung pemanfaatan di Teluk Weda. Daya dukung kapasitas asimilasi dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat kerusakan lingkungan akibat penambangan dan limbah dari daratan yang akan merusak lingkungan perairan Teluk Weda. Lebih lanjut, kajian yang berkaitan dengan kegiatan budidaya keramba jaring apung dan rumput laut, diperlukan untuk mengetahui zat-zat kimia yang hanyut dan larut ke perairan laut sehingga tidak terkontaminasi terhadap ikan dan rumput laut yang dibudidayakan. Hal ini juga untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutan ekosistem yang ada di