98
5.3.2 Ekosistem mangrove
Distribusi hutan mangrove di wilayah ini tidak merata dan terputus-putus di wilayah pesisirnya dan umumnya berada pada daerah yang terlindung. Hasil
kajian di setiap stasiun pengamatan diperoleh jenis mangrove terdiri dari 4 Famili yaitu Rhizophoraceae, Myrsinaceae, Combretaceae dan Sonneratiaceae dengan
jenis yang umumnya ditemukan yaitu Aegiceras corniculatum, Bruguiera gymnorrhiza. B. cylindrica, Rhizophora apiculata, R. mucronata dan Sonneratia
alba. Khususnya jenis Bruguiera cylindrica dan Aegiceras corniculatum hanya ditemukan di Desa Loleo dengan jenis substrat lumpur berpasir. Zonasi yang
terbentuk adalah zona depan ditumbuhi Rhizophora sp, zona tengah oleh Bruguiera sp, Aegiceras sp dan zona belakang oleh Sonneratia sp. Ketebalan
hutan mangrove berkisar antara 50-100 m. Fauna yang ditemukan terdiri dari fauna lautan berupa gastropoda bia kodok dan siput dan fauna daratan yaitu
burung elang, burung bangau. Keberadaan mangrove di Teluk Weda disajikan pada Gambar 23 dan 24.
Tingkat pemanfaatan hutan mangrove oleh masyarakat selain sebagai kayu bakar juga lahannya dikonversi menjadi jalan penghubung antar desa dan ini
terjadi di Desa Loleo.
Gambar 23 Distribusi kelas ukuran spesies mangrove di Desa Loleo
Gambar 24 Distribusi kelas ukuran spesies mangrove di Tanjung Tilope Gambar 23 dan 24 tersebut menunjukkan bahwa komunitas vegetasi hutan
mangrove yang ditemukan Kecamatan Weda Selatan terdiri dari 6 spesies dengan total 1.600 individu, yang terdiri dari 112 individu dikategorikan pohon, 344
individu anakan dan 1.144 kategori semaian. Berdasarkan data tersebut dapat
99
dikatakan bahwa regenerasi hutan mangrove sangat tinggi karena dari 1600 individu kategori pertumbuhan pohon 7,0, kategori anakan 21,5 dan kategori
semaian 71,5.
5.3.3 Ekosistem lamun
Spesies lamun yang ditemukan di Kecamatan Weda Selatan, terdiri dari 6 spesies yang terdistribusi pada famili Potamogetonaceae sejumlah 4 spesies dan
famili Hydrocaritaceae sebanyak 2 spesies. Di lokasi Loleo ditemukan 6 spesies yang teridiri dari Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Halodule pinifolia,
Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis dan Thalassia hemprichii. Komunitas lamun di wilayah ini menempati ruang yang cukup luas dan berada diantara
komunitas mangrove dan terumbu karang dengan tipe substrat terdiri dari pasir berlumpur, pasir bercampur hancuran karang mati. Sendangkan di Tjg. Tilope
hanya ditemukan 2 spesies yang terdiri dari E. acoroides dan T. hemprichii dengan tipe substrat terdiri dari lumpur berpasir dan bongkahan karang mati.
5.3.4 Ekosistem terumbu karang
Kecamatan Weda Selatan ditemukan bentuk pertumbuhan lifeform sebagai berikut: Acropora digitate ACD, Acropora submassive ACS, Coral massive
CM, Coral submassive CS, Coral heliopora CHL, Coral millepora CME, Sponge SP, Turf algae TA, Dead coral DC, dan Rubbles.
5.4 Deliniasi dan kesesuaian kawasan konservasi
Perencanaan pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil sangat diperlukan dalam meningkatkan pengelolaan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau
kecil yang berkelanjutan di kawasan Teluk Weda. Sumberdaya pesisir dan pulau- pulau kecil tersebut yang terdiri dari ekosistem pulau-pulau kecil, ekosistem
mangrove, ekosistem lamun, dan ekosistem terumbu karang.
Hasil deliniasi di kawasan Teluk Weda maka dapat ditentukan kawasan konservasi berdasarkan kriteria yang disajikan pada Lampiran 1 dan 2, sedangkan
pewarnaan untuk menetapkan kawasan konservasi, zonasi sesuai peruntukkan dan kesesuaian kawasan, disajikan pada Lampiran 34. Adapun luasan kawasan yang
diperuntukan sebagai kawasan konservasi di Teluk Weda terbagi dalam empat kawasan yaitu, kawasan Weda Selatan, Weda, Weda Tengah dan Weda Utara.
Luasan zonasi pada kawasan konservasi dari masing-masing kawasan disajikan pada Tabel 41. Peta deliniasi kawasan konservasi disajikan pada Lampiran 5.
Deliniasi kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil berdasarkan penetapan kawasan konservasi menunjukkan bahwa empat zonasi yang terbentuk
dapat dikategorikan sebagai kawasan konservasi yang terdiri dari sub zona taman pesisir dan taman pulau kecil. Sub zona taman pesisir terdapat di kawasan Weda
Selatan, sub zona suaka pesisir terdapat di Weda Tengah, sub zona taman pulau kecil terdapat di kawasan Weda dan Weda Utara.
Kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai sub zona taman pesisir di kawasan Weda Selatan memiliki kriteria sebagai berikut :
a. merupakan wilayah pesisir yang mempunyai daya tarik sumberdaya alam hayati, formasi geologi, danatau gejala alam yang dapat dikembangkan untuk
kepentingan pemanfaatan pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian,
100
pendidikan dan peningkatan kesadaran konservasi sumberdaya alam hayati, wisata bahari dan rekreasi;
b. mempunyai luas wilayah pesisir yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya tarik serta pengelolaan pesisir yang berkelanjutan; dan
c. kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan wisata bahari dan rekreasi.
Kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai sub zona suaka pesisir di kawasan Weda Tengah memiliki kriteria sebagai berikut :
a. merupakan wilayah
pesisir yang
menjadi tempat
hidup dan
berkembangbiaknya habitat suatu jenis atau sumberdaya alam hayati yang khas, unik, langka dan dikhawatirkan akan punah, danatau merupakan tempat
hidup bagi jenis-jenis biota migrasi tertentu yang keberadaannya memelukan upaya perlindungan, danatau pelestarian;
b. mempunyai keterwakilan dari satu atau beberapa ekosistem di wilayah pesisir yang masih asli danatau alami;
c. mempunyai luas wilayah pesisir yang cukup untuk menjamin kelangsungan habitat jenis sumberdaya ikan yang perlu dilakukan upaya konservasi dan dapat
dikelola secara efektif; dan d. mempunyai kondisi fisik wilayah pesisir yang rentan terhadap perubahan
danatau mampu mengurangi dampak bencana. Kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai sub zona taman
pulau kecil di kawasan Weda dan Weda Utara memiliki kriteria sebagai berikut : a. merupakan pulau kecil yang mempunyai daya tarik sumberdaya alam hayati,
formasi geologi, danatau gejala alam yang dapat dikembangkan untuk kepentingan pemanfaatan pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian,
pendidikan dan peningkatan kesadaran konservasi sumberdaya alam hayati, wisata bahari dan rekreasi;
b. mempunyai luas wilayah pulau kecilgugusan yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya tarik serta pengelolaan pulau kecil yang
berkelanjutan; dan c. kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan wisata
bahari dan rekreasi. Hasil pemetaan kawasan konservasi kemudian dilakukan penzonasian sesuai
peruntukan dengan menentukan zona inti, zona pemanfaatan terbatas dan zona lainnya perikanan berkelanjutan. Peta hasil zonasi kawasan konservasi disajikan
pada Lampiran 6,7,8, dan 9.
Tabel 41 Luasan zonasi pada kawasan konservasi hasil deliniasi
No Zona
Kawasan
Weda Utara Weda Tengah
Weda Weda Selatan
Ha Ha
Ha Ha
1 Inti
79,44 13,39 58,33
8,04 383,37 11,42
288,34 19,66 2
Pemanfaatan terbatas
59,05 9,95
79,72 10,98 782,75 23,30
219,39 14,96 3
Perikanan berkelanjutan
454,87 76,66 587,90 80,98 2.192,96 65,28 958,66 65,38
Total 593,36
100 725,95 100 3.359,08
100 14.466,39 100