Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
21
Diantara ekosistem dan sumberdaya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang berada dalam kondisi kritis adalah estuaria, mangrove, padang lamun dan terumbu
karang. Ekosistem dan sumberdaya tersebut berperan penting sebagai penyedia makanan, tempat perlindungan dan tempat berkembangbiak berbagai jenis ikan,
udang, kerang dan biota lainnya.
Salah satu upaya perlindungan yang dapat dilakukan adalah dengan menetapkan suatu kawasan di pesisir, laut dan pulau-pulau kecil sebagai kawasan
konservasi yang antara lain bertujuan untuk melindungi habitat-habitat kritis, mempertahankan
dan meningkatkan
kualitas sumberdaya,
melindungi keanekaragaman hayati dan melindungi proses-proses ekologi.
Kawasan konservasi yang didefinisikan sebagai suatu kawasan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang mencakup daerah intertidal, subtidal dan kolom air di
atasnya, dengan beragam flora dan fauna yang berasosiasi didalamnya yang memiliki nilai ekologis, ekonomis, sosial dan budaya.
Kawasan konservasi di pesisir, laut dan pulau-pulau kecil memiliki peran utama sebagai berikut Agardy 1997; Barr et al. 1997 :
a. Melindungi keanekaragaman hayati serta sturktur, fungsi dan integritas ekosistem.
Kawasan konservasi
dapat berkontribusi
untuk mempertahankan
keanekaragaman hayati pada semua tingkat tropik dari ekosistem, melindungi hubungan jaringan makanan, dan proses-proses ekologi dalam suatu ekosistem.
b. Meningkatkan hasil perikanan. Kawasan koservasi dapat melindungi daerah pemijahan, pembesaran dan
mencari makanan, meningkatkan kapasitas reproduksi dan stok sumberdaya ikan.
c. Menyediakan tempat rekreasi dan pariwisata. Kawasan konservasi dapat menyediakan tempat untuk kegiatan rekreasi dan
pariwisata alam yang bernilai ekologis dan estetika. Perlindungan terhadap tempat-tempat khusus bagi kepentingan rekreasi dan pariwisata seperti
pengaturan dermaga perahukapal, tempat berjangkar dan jalur pelayaran akan membantu mengamankan kekayaan dan keragaman daerah rekreasi dan
pariwisata yang tersedia di daerah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil.
d. Memperluas pengetahuan dan pemahaman tentang ekosistem. Kawasan konservasi dapat meningkatkan pemahaman dan kepedulian
masyarakat terhadap ekosistem pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, menyediakan tempat yang relatif tidak terganggu untuk observasi dan
monitoring jangka panjang, dan berperan penting bagi pendidikan masyarakat berkaitan dengan pentingnya konservasi laut dan dampak aktifitas manusia
terhadap keanekaragaman hayati laut.
e. Memberikan manfaat sosial-ekonomi bagi masyarakat pesisir, laut dan pulau- pulau kecil.
Kawasan konservasi dapat membantu masyarakat pesisir, laut dan pulau-pulau kecil dalam mempertahankan basis ekonominya melalui pemanfaatan
sumberdaya dan jasa-jasa lingkungan secara optimal dan berkelanjutan.
Sasaran utama penetapan kawasan konservasi pesisir, laut dan pulau-pulau kecil adalah untuk mengkonservasi ekosistem dan sumberdaya alam, agar proses-
proses ekologis di suatu ekosistem dapat terus berlangsung dantetap
22
dipertahankan produksi bahan makanan dan jasa-jasa lingkungan bagi kepentingan manusia secara berkelanjutan Agardy 1997.
Untuk dapat mencapai sasaran tersebut di atas, maka penetapan kawasan konservasi di pesisir, laut dan pulau-pulau kecil harus ditujukan untuk Kelleher
and Kenchington 1992; Jones 1994; Barr et al. 1997; Salm et al. 2000: Melindungi habitat-habitat kritis
Mempertahankan keanekaragaman hayati Mengkonservasi sumberdaya ikan
Melindungi garis pantai Melindungi lokasi-lokasi yang bernilai sejarah dan budaya
Menyediakan lokasi rekreasi dan pariwisata alam Merekolonosasi daerah-daerah yang tereksploitasi
Mempromosikan pembangunan kelautan berkelanjutan Dalam rencana pengalokasian kawasan konservasi, diperlukan sedikitnya 4
empat tahapan dalam proses pemilihan lokasi Agardy 1997 : 1. Identifikasi habitat atau lingkungan kritis; distribusi sumberdaya ikan ekologis
dan ekonomis penting, dan bila memungkinkan lokasi proses-proses ekologis kritis, dan dilanjutkan dengan memetakan informasi-informasi tersebut dengan
menggunakan Sistem Informasi Geografis.
2. Teliti tingkat pemanfaatan sumberdaya dan identifikasi sumber-sumber degradasi di kawasan; petakan konflik pemanfaatan sumberdaya, berbagai
ancaman langsung over-eksploitasi dan tidak langsung pencemaran terhadap ekosistem dan sumberdaya.
3. Tentukan lokasi dimana perlu dilakukan konservasi lokasi yang diidentifikasi oleh pengambil kebijakan menjadi prioritas untuk dilindungi.
4. Kaji kelayakan suatu kawasan prioritas yang dapat dijadikan kawasan konservasi, berdasarkan proses perencanaan lokasi.
Secara umum terdapat 2 dua kategori ukuran kawasan konservasi, yakni : kategori disagregasi sekelompok kawasan konservasi yang berukuran kecil, dan
kategori agregasi satu kawasan konservasi yang berukuran besar. Setiap kategori ukuran memiliki keunggulan tersendiri. Kawasan konservasi yang berukuran kecil
dapat mendukung kehidupan lebih banyak jenis biota dengan relung yang berbeda-beda, serta tidak merusak semua kawasan konservasi secara bersamaan
bila terdapat bencana. Kawasan konservasi yang berukuran besar menuntut adanya zonasi kawasan untuk mendukung pengelolaan yang efektif bagi berbagai
pemanfaatan secara berkelanjutan.
Teluk yang akan menjadi prioritas dalam penyusunan perencanaan kawasan konservasi dapat dilakukan dengan mengikuti kriteria yang telah ditetapkan dalam
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Undang-Undang
Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi
Sumber Daya Ikan, Permen KP RI Nomor 16 Tahun 2008 tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau
–Pulau Kecil, Permen KP RI Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Akreditasi Terhadap Program Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau –Pulau Kecil, Permen KP RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang
23
Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau –Pulau Kecil, dan Permen
KP RI Nomor 02 Tahun 2009 Tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Konservasi Perairan, dan Permen KP RI Nomor 30 Tahun 2010 Tentang Tata
Cara Penetapan Status Perlindungan Jenis Ikan, serta Kepmen KP RI Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Pedoman Umum Pengelolaan Terumbu Karang.
Pengelolaan zona dalam kawasan konservasi didasarkan pada luasnya berbagai pemanfaatan sumberdaya kawasan. Aktifitas di dalam setiap zona
ditentukan oleh tujuan konservasi, sebagaimana ditetapkan dalam rencana pengelolaan. Zona-zona tertentu menuntut pengelolaan yang intensif, sementara
zona lainnya tidak perlu.
Sistem zonasi pada kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil terdiri dari : a zona inti; b zona pemanfaatan terbatas; danatau c zona lainnya sesuai
dengan peruntukan kawasan. Zona inti wajib dimiliki oleh setiap jenis kawasan konservasi pesisir dan
pulau-pulau kecil. Setiap jenis kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil dapat memiliki satu atau lebih zonasi sesuai dengan luasan dan karakter biofisik
serta sosial ekonomi dan budaya kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil.
Zona inti antara lain diperuntukkan : a. perlindungan mutlak habitat dan populasi ikan, serta alur migrasi biota laut;
b. perlindungan ekosistem pesisir yang unik danatau rentan terhadap perubahan; c. perlindungan situs budayaadat tradisional;
d. penelitian; danatau e. pendidikan
Zona pemanfaatan terbatas antara lain diperuntukkan : a. perlindungan habitat dan populasi ikan;
b. pariwisata dan rekreasi; c. penelitian dan pengembangan; danatau
d. pendidikan.
Zona lainnya merupakan zona di luar zona inti dan zona pemanfaatan terbatas yang karena fungsi dan kondisinya ditetapkan sebagai zona tertentu
antara lain zona rehabilitasi. Konservasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil berdasarkan Kepmen KP
RI Nomor 17 Tahun 2008, adalah upaya perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil serta ekosistemnya untuk
menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan
keanekaragamannya.
Tujuan ditetapkannya konservasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yaitu untuk memberikan acuan atau pedoman dalam melindungi, melestarikan, dan
memanfaatkan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil serta ekosistemnya. Sasaran pengaturan kawasan konservasi wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil ditujukan untuk perlindungan, pelestarian, dan pemanfatan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil serta ekosistemnya untuk menjamin keberadaan,
ketersediaan, dan kesinambungan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil dengan
tetap memelihara
dan meningkatkan
kualitas nilai
dan keanekaragamannya. Penzonasian kawasan konservasi disajikan pada Tabel 5.
24
Tabel 5 Penzonasian Kawasan Konservasi
Kawasan Zona
Sub Zona Penjelasan
Kawasan Konservasi
Konservasi A
Konservasi Perairan
Wilayah yang mempunyai cirri khas tertentu sebagai satu kesatuan ekosistem yang dilindungi, dilestarikan danatau
dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk mewujudkan pengeloalan wilayah tersebut secara berkelanjutan
A1 Taman Nasional Perairan
Kawasan konservasi perairan yang mempunyai ekosistem asli, yang
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, kegiatan yang menunjang perikanan berkelanjutan,
wisata perairan dan rekreasi
A2 Taman Wisata Perairan
Kawasan konservasi perairan dengan tujuan dimanfaatkan bagi
kepentingan wisata perairan dan rekreasi
A3 Suaka Alam Perairan Kawasan konservasi perairan
dengan ciri khas tertentu untuk perlindungan keanekaragaman jenis
ikan dan ekosistemnya
A4 Suaka Perikanan Kawasan perairan tertentu, baik air
tawar, payau, maupun laut dengan kondisi dan cirri tertentu sebagai
tempat berlindungberkembang biak jenis sumberdaya ikan tertentu,
yang berfungsi sebagai daerah perlindungan
Konservasi B
Koservasi Pesisir dan
Pulau- Pulau
Kecil Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang mempunyai cirri
khas tertentu sebagai satu kesatuan ekosistem yang dilindungi, dilestarikan danatau dimanfaatkan secara
berkelanjutan untuk mewujudkan pengelolaan wilayah tersebut secara berkelanjutan
B1 Suaka Pesisir Merupakan wilayah pesisir yang
menjadi tempat hidup dan perkembangbiakan habitat.
Mempunyai keterwakilan ekosistem di wilayah pesisir yang masih asli,
luas wilayah pesisir yang cukup untuk menjamin kelangsungan
habitat, danatau mempunyai kondisi fisik wilayah mampu
mengurangi dampak bencana
25
Tabel 5 Lanjutan
Kawasan Zona
Sub Zona Penjelasan
Kawasan Konservasi
B2 Suaka Pulau Kecil Merupakan pulau kecil yang
menjadi tempat hidup dan perkembangbiakan habitat,
mempunyai keterwakilan ekosistem di pulau kecil yang
masih asli danatau alami, luas wilayah pulau kecil yang
cukup untuk menjamin kelangsungan habitat, danatau
mempunyai kondisi fisik wilayah pulau kecil yang
mampu mengurangi dampak bencana
B3 Taman Pesisir Merupakan wilayah pesisir
yang mempunyai daya tarik sumberdaya alam hayati, dan
kondisi lingkungan disekitarnya mendukung upaya
pengembangan wisata bahari dan rekreasi
B4 Taman Pulau Kecil Merupakan wilayah pulau
kecil yang mempunyai daya tarik sumberdaya alam hayati,
dan kondisi lingkungan disekitarnya mendukung upaya
pengembangan wisata bahari dan rekreasi
Konservasi C Konservasi Maritim
Wilayah konservasi dengan situs budaya atau tempat kapal tenggelam
C1 Daerah Perlindungan Adat
Maritim C2 Daerah
Perlindungan Budaya Maritim
Sumber : Permen KP RI Nomor 17 Tahun 2008 Kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil terdiri dari 4 jenis yaitu:
a. suaka pesisir b. suaka pulau kecil
c. taman pesisir d. taman pulau kecil
Kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai suaka pesisir memiliki kriteria sebagai berikut :
a. merupakan wilayah
pesisir yang
menjadi tempat
hidup dan
berkembangbiaknya habitat suatu jenis atau sumberdaya alam hayati yang khas, unik, langka dan dikhawatirkan akan punah, danatau merupakan tempat
26
hidup bagi jenis-jenis biota migrasi tertentu yang keberadaannya memerlukan upaya perlindungan, danatau pelestarian;
b. mempunyai keterwakilan dari satu atau beberapa ekosistem di wilayah pesisir yang masih asli danatau alami;
c. mempunyai luas wilayah pesisir yang cukup untuk menjamin kelangsungan habitat jenis sumberdaya ikan yang perlu dilakukan upaya konservasi dan dapat
dikelola secara efektif; dan d. mempunyai kondisi fisik wilayah pesisir yang rentan terhadap perubahan
danatau mampu mengurangi dampak bencana. Kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai suaka pulau kecil
memiliki kriteria sebagai berikut : a. merupakan pulau kecil yang menjadi tempat hidup dan berkembangbiaknya
habitat suatu jenis atau beberapa sumberdaya alam hayati yang khas, unik, langka, dan dikhawatirkan akan punah, dan atau merupakan tempat kehidupan
bagi jenis-jenis biota migrasi tertentu yang keberadaannya memerlukan upaya perlindungan, danatau pelestarian;
b. mempunyai keterwakilan dari satu atau beberapa ekosistem di pulau kecil yang masih asli danatau alami;
c. mempunyai luas wilayah pulau kecil yang cukup untuk menjamin kelangsungan habitat jenis sumberdaya ikan yang perlu dilakukan upaya
konservasi dan dapat dikelola secara efektif; dan d. mempunyai kondisi fisik wilayah pulau kecil yang rentan terhadap perubahan
danatau mampu mengurangi dampak bencana. Kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai taman pesisir
memiliki kriteria sebagai berikut : a. merupakan wilayah pesisir yang mempunyai daya tarik sumberdaya alam
hayati, formasi geologi, danatau gejala alam yang dapat dikembangkan untuk kepentingan pemanfaatan pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian,
pendidikan dan peningkatan kesadaran konservasi sumberdaya alam hayati, wisata bahari dan rekreasi;
b. mempunyai luas wilayah pesisir yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya tarik serta pengelolaan pesisir yang berklanjutan; dan
c. kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan wisata bahari dan rekreasi.
Kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai taman pulau kecil memiliki kriteria sebagai berikut :
a. merupakan pulau kecil yang mempunyai daya tarik sumberdaya alam hayati, formasi geologi, danatau gejala alam yang dapat dikembangkan untuk
kepentingan pemanfaatan pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, pendidikan dan peningkatan kesadaran konservasi sumberdaya alam hayati,
wisata bahari dan rekreasi;
b. mempunyai luas wilayah pulau kecilgugusan yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya tarik serta pengelolaan pulau kecil yang
berkelanjutan; dan c. kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan wisata
bahari dan rekreasi. Identifikasi dan pemilihan lokasi potensial untuk kawasan konservasi di
pesisir, laut dan pulau-pulau kecil menuntut penerapan kriteria. Kriteria berfungsi
27
untuk mengkaji kelayakan suatu lokasi bagi kawasan konservasi. Penerapan kriteria sangat membantu dalam mengidentifikasi dan memilih lokasi
perlindungan secara obyektif, yaitu secara mendasar terdiri atas kelompok kriteria ekologi, sosial dan ekonomi Salm et al. 2000.
Kriteria ekologi adalah nilai suatu ekosistem dan jenis biota di pesisir, laut
dan pulau-pulau kecil dapat dilihat pada criteria sebagai berikut : a. Keanekaragaman hayati : didasarkan pada keragaman atau kekayaan
ekosistem, habitat, komunitas dan jenis biota. Lokasi yang sangat beragam, harus memperoleh nilai paling tinggi.
b. Kealamian : didasarkan pada tingkat degradasi. Lokasi yang terdegradasi mempunyai nilai yang rendah, misalnya bagi perikanan atau wisata, dan sedikit
berkontribusi dalam proses-proses biologis. c. Ketergantungan : didasarkan pada tingkat ketergantungan spesies pada lokasi,
atau tingkat dimana ekosistem tergantung pada proses-proses ekologis yang berlangsung di lokasi.
d. Keterwakilan : didasarkan pada tingkat dimana lokasi mewakili suatu tipe habitat, proses ekologis, komunitas biologi, ciri geologi atau karakteristik alam
lainnya. e. Keunikan : didasarkan keberadaan suatu spesies endemic atau yang hampir
punah. f. Integritas : didasarkan pada tingkat dimana lokasi merupakan suatu unit
fungsional dari entitas ekologi. g. Produktifitas : didasarkan pada tingkat dimana proses-proses produktif di
lokasi memberikan manfaat atau keuntungan bagi biota atau manusia. h. Kerentanan : didasarkan pada kepekaan lokasi terhadap degradasi baik oleh
penagruh alam atau akibat aktiftas manusia.
Kriteria sosial
adalah manfaat sosial dan budaya pesisir dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut :
a. Penerimaan sosial : didasarkan pada tingkat dukungan masyarakat lokal. b. Kesehatan masyarakat : didasarkan pada tingkat dimana penetapan kawasan
konservasi dapat membantu mengurangi pencemaran atau penyakit yang berpengaruh pada kesehatan masyarakat.
c. Rekreasi : didasarkan pada tingkat dimana lokasi dapat digunakan untuk rekreasi bagi penduduk sekitar.
d. Budaya : didasarkan pada nilai sejarah, agama, seni atau nilai budaya lain dari lokasi.
e. Estetika : didasarkan pada nilai keindahan dari lokasi. f. Konflik kepentingan : didasarkan pada tingkat dimana kawasan konservasi
dapat berpengaruh pada aktifitas masyarakat lokal. g. Keamanan : didasarkan pada tingkat bahaya dari lokasi bagi manusia karena
adanya arus kuat, ombak besar dan hambatan lainnya. h. Aksesibilitas : didasarkan pada kemudahan mencapai lokasi baik dari darat
maupun laut. i. Kepedulian masyarakat : didasarkan pada tingkat dimana monitoring,
penelitian, pendidikan atau pelatihan di dalam lokasi dapat berkontribusi pada pengetahuan, apresiasi nilai-nilai lingkungan dan tujuan konservasi.
j. Konflik dan kompatibilitas : didasarkan pada tingkat dimana lokasi dapat membantu menyelesaikan konflik antara kepentingan sumberdaya alam dan
28
aktifitas manusia, atau tingkat dimana kompatibilitas antara sumberdaya alam dan manusia dapat dicapai.
Kriteria ekonomi adalah manfaat ekonomi pesisir dapat dilihat dari kriteria
sebagai berikut : a. Spesies penting : didasarkan pada tingkat dimana spesies penting komersial
tergantung pada lokasi. b. Kepentingan perikanan : didasarkan pada jumlah nelayan yang tergantung pada
lokasi dan ukuran hasil perikanan. c. Bentuk ancaman : didasarkan pada luasnya perubahan pola pemanfaatan yang
mengancam keseluruhan nilai lokasi bagi manusia. d. Manfaat ekonomi : didasarkan pada tingkat dimana perlindungan lokasi akan
berpengaruh pada ekonomi lokal dalam jangka panjang. e. Pariwisata : didasarkan pada nilai keberadaan atau potensi lokasi untuk
pengembangan pariwisata.