Kualitas Perairan Development model for regional conservation of coastal and small islands case study of Weda Bay

60 Nilai konstanta pasang surut yang terjadi di perairan sekitar Halmahera Tengah Teluk Salolo memberikan makna bahwa pasang surut yang terjadi di sekitar Teluk Weda juga berpola semidiurnal. Pada bagian lain keterbukaan wilayah Teluk Salolo yang lebih kecil dibandingkan dengan Teluk Weda maka dapat dikatakan bahwa sistem pertukaran transpor massa air di Teluk Weda lebih besar dibandingkan dengan Teluk Salolo yang berada di perairan Teluk Buli. Dengan demikian bahwa nilai tunggang air pada Teluk Weda jauh lebih besar fluktuasinya dibandingkan dengan Teluk Salolo DKP 2008. Tabel 21 Hasil pengamatan kualitas perairan Tahun 2012 No. Parameter kualitas perairan Minimal Maksimal Rata-rata 1 TSS mm 21,00 108,00 58,00 2 TDS mgl 10.224,00 22.190,00 15.707,00 3 pH 8,00 9,00 8,25 4 DO mgl 3,38 5,07 4,32 5 Suhu o C 29,00 31,00 30,00 6 Konduktifitas Sm 31,00 513,50 146,41 7 Turbiditas m 11.260,00 26.470,00 19.780,00 8 Salinitas o oo ppm 20,00 35,00 31,00 9 Nitrat mgl 0,001 0,010 0,004 10 Nitrit mgl 0,001 0,002 0,002 11 Fosfat mgl 0,001 0,009 0,005 12 Aluminium Al mgl 0,05 0,05 0,05 13 Arsen As mgl 0,0005 0,0007 0,00054 14 Barium Ba mgl 0,01 0,16 0,116 15 Boron B mgl 0,1 7,6 4,8 16 Kadmium Cd mgl 0,005 0,005 0,005 17 Kalcium Ca mgl 0,05 503,00 357,41 18 Kromium Cr mgl 0,002 0,002 0,002 19 Kobalt Co mgl 0,001 0,001 0,001 20 Tembaga Cu mgl 0,001 0,001 0,001 21 Besi Fe mgl 0,004 0,01 0,0062 22 Timbal Pb mgl 0,001 0,001 0,001 23 Magnesium Mg mgl 0,05 1.470,00 1.050,01 24 Mangan Mn mgl 0,001 0,007 0,0034 25 Raksa Hg mgl 0,00005 0,00012 0,000084 26 Nickel Ni mgl 0,001 0,004 0,0016 27 Kalium K mgl 0,05 389,00 280,41 28 Selenium Se mgl 0,0005 0,0005 0,0005 29 Natrium Na mgl 0,05 11.100,00 7.808,01 30 Seng Zn mgl 0,005 0,005 0,005 Sumber : Hasil Lapangan 2012 dan PT. Weda Bay Nickel 2012 61 Tabel 22 Konstanta harmonik pasang surut di beberapa wilayah sekitar Kabupaten Halmahera Tengah Lokasi NIL S o M 2 S 2 N 2 K 1 O 1 M 4 MS 4 K 2 P 1 Z o F Tidore A 99 41 40 36 24 47 13 12 11 8 152 0,88 g o - 244 216 87 137 207 27 200 216 137 Ternate A 27 22 5 14 10 - - 8 6 90 0,48 g o - 185 148 210 91 112 - - 142 81 Sorong A - 41 18 7 23 13 - - 5 8 100 - g o - 165 150 185 134 187 - - 150 134 Teluk Salolo A 193 49 27 9 14 12 - 1 7 5 102 0,34 g o - 152 219 87 232 119 107 339 219 232 Lelei A 150 59 15 52 22 15 2 3 4 7 150 0,51 g o - 109 286 306 295 106 166 198 286 295 - Sumber : DKP Provinsi 2008

b. Suhu

Nilai parameter suhu perairan dari hasil pengukuran, secara umum menunjukkan fenomena alami, dimana makin tinggi pergerakan matahari memberikan nilai yang lebih besar. Suhu diperairan Teluk Weda berkisar antara 29 o C – 31 o C. Parameter suhu perairan secara spasial menunjukkan fenomena alami, dimana suhu di sekitar muara sungai lebih rendah dibandingkan pada selain daerah tersebut. Secara global parameter kualitas perairan umumnya dipengaruhi oleh massa air laut terbuka pasifik yang dicirikan oleh nilai suhu yang lebih tinggi atau dalam kategori perairan hangat. Umumnya bahwa sebaran komunitas mangrove memberikan nilai kualitas perairan yang lebih stabil terhadap suhu perairan yang dipengaruhi oleh pergerakan tinggi matahari . Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang latitude, ketinggian dari permukaan laut altitude, waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan dan aliran serta kedalaman badan air. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi badan air. Suhu juga sangat berperan dalam mengendalikan kondisi ekosistem perairan. Oganisme akuatik memiliki kisaran suhu tertentu batas atas dan bawah yang disukai bagi pertumbuhannya Effendi 2003.

c. Sirkulasi air laut

Sirkulasi dari arus laut terbagi atas dua kategori yaitu sirkulasi di permukaan laut surface circulation dan sirkulasi di dalam laut intermediate or deep circulation. Arus pada sirkulasi di permukaan laut didominasi oleh arus yang ditimbulkan oleh angin sedangkan sirkulasi di dalam laut didominasi oleh arus termohalin. Arus termohalin timbul sebagai akibat adanya perbedaan densitas karena berubahnya suhu dan salinitas massa air laut. Perlu diingat bahwa arus termohalin dapat pula terjadi di permukaan laut demikian juga dengan arus yang ditimbulkan oleh angin dapat terjadi hingga dasar laut. Sirkulasi yang digerakan oleh angin terbatas pada gerakan horisontal dari lapisan atas air laut. Berbeda dengan sirkulasi yang digerakan angin secara horisontal, sirkulasi termohalin mempunyai komponen gerakan vertikal dan merupakan agen dari pencampuran massa air di lapisan dalam Nining 2002 dalam Azis 2006. Arus permukaan laut umumnya digerakan oleh stress angin yang bekerja pada permukaan laut. Angin cenderung mendorong lapisan air di permukaan laut 62 dalam arah gerakan angin. Arus yang terjadi diteluk Weda dengan kecepatan berkisar 0,07 – 0,49 mdetik dengan kecepatan arus rata-rata 0,26 mdetik. Tetapi karena pengaruh rotasi bumi atau pengaruh gaya Coriolis, arus tidak bergerak searah dengan arah angin tetapi dibelokan ke arah kanan dari arah angin di belahan bumi utara dan arah kiri di belahan bumi selatan. Jadi angin dari selatan di belahan bumi utara akan membangkitkan arus yang bergerak ke arah timur laut. Arus yang dibangkitkan angin ini kecepatannya berkurang dengan bertambahnya kedalaman dan arahnya berlawanan dengan arah arus di permukaan. Arus laut dapat juga terjadi akibat adanya perbedaan tekanan antara tempat yang satu dengan tempat yang lain. Perbedaan tekanan ini terjadi sebagai hasil adanya variasi densitas air laut dan slope permukaan laut. Densitas air laut bervariasi dengan suhu dan salinitas. Air tawar yang hangat adalah ringan, sementara air laut yang dingin adalah berat. Pada kedalaman yang besar di bawah 2000 m,densitas air laut hampir uniform konstan jadi variasi densitas umumnya terbatas pada lapisan dekat dengan permukaan Azis 2006. Perairan yang densitasnya rendah hangat mempunyai permukaan laut yang lebih tinggi daripada perairan yang densitasnya tinggi dingin akibatnya terdapat slope kemiringan permukaan laut antara daerah densitas rendah dan tinggi, karena adanya slope permukaan laut juga adanya slope isobar di lapisan-lapisan dalam tekanan air di daerah densitas rendah lebih besar daripada tekanan air di daerah densitas tinggi. Perbedaan tekanan ini menggerakan massa air di daerah tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Tetapi air tidaklah benar-benar bergerak menuruni slope permukaan laut, akibat pengaruh rotasi bumi atau gaya coriolis gerakan air ini dibelokan ke arah kanan di belahan bumi utara dan ke arah kiri di belahan bumi selatan. Gaya akibat perbedaan tekanan disebut gaya gradien tekanan dan gaya ini diimbangi oleh gaya coriolis yang timbul akibat rotasi bumi. Arus yang timbul sebagai akibat kesetimbangan gaya gradien tekanan dan gaya coriolis disebut arus geostropik. Kecepatan arus geostropik berkurang dengan bertambahnya kedalaman Azis 2006. Seperti dijelaskan sebelumnya, disamping arus laut yang bergerak di permukaan terdapat juga arus yang bergerak di lapisan dalam. Sirkulasi ini dikenal dengan nama sirkulasi termohalin. Arus di lapisan dalam ini bergerak lebih lambat daripada arus permukaan, namun arus ini memainkan peranan yang penting dalam pertukaran massa air di laut Azis 2006. Pada teras pertama Teluk Weda kedalaman lapisan campuran Mixed Layer Depth atau MLD bervariasi dari 22 meter menjadi 50 meter. Kedalaman MLD dengan ketebalan lebih dari 50 meter diamati pada stasiun 9, dan 12, sedangkan yang dangkal diamati pada Stasiun 10, 11 dan 20 Gambar 10. Profil suhu vertikal dan salinitas di stasiun teras pertama ditunjukkan pada Gambar 11 a b. Pada angka tersebut jelas menunjukkan adanya penurunan panas pada semua kolom air tepat di bawah MLD ke bawah. Pada permukaan MLD suhu berkisar pada suhu 27.72 o C Stasiun 12 pada pesisir barat dari teluk ke Stasiun 1 sampai suhu 28,20 o C di bagian utara. Pada batas terendah dari lapisan campuran atau di bagian atas termoklin suhu bervariasi antara 27,33-27,68 o C. Salinitas tercatat lebih tinggi dari 34 o oo pada semua stasiun menunjukkan bahwa teluk ini sangat dipengaruhi oleh Laut Halmahera. Rendahnya nilai salinitas tercatat di stasiun 10, 11 dan 20 menunjukkan bahwa pengaruh dari sungai lebih sedikit