Nilai ekonomi Development model for regional conservation of coastal and small islands case study of Weda Bay
138
menjelaskan keragaman variabel tak bebas, yaitu jumlah wisatawan yang berkunjung ke Teluk Weda sebesar 68.
Tabel 46 Asal negara, hari kunjungan, biaya perjalanan dan pendapatan wisatawan yang berkunjung ke Weda Resort di Teluk Weda
Asal Negara Hari Kunjungan
Y Biaya Perjalanan Rp
X
1
Pendapatan Rp X
2
Indonesia 3
3.450.495 34.646.285
Australia 4
6.351.160 387.453.725
Belanda 7
12.500.478 394.844.725
Amerika Serikat 10
12.750.498 468.229.575
Inggris 10
17.767.023 383.738.775
Amerika Serikat 10
11.652.988 468.229.575
Perancis 13
11.652.988 431.790.000
Swiss 13
12.500.478 426.956.675
Belanda 14
10.805.498 394.844.725
Jerman 14
11.652.988 433.297.375
Belanda 14
11.652.988 394.844.725
Belanda 14
11.653.988 394.844.725
Belanda 14
11.653.168 394.844.725
Denmark 15
12.500.478 353.367.600
Belanda 20
20.551.633 394.844.725
Total 175
179.096.843 5.756.777.935
Rata-rata 12
11.939.790 383.785.196
Surplus konsumen wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata Teluk Weda yaitu hasil pembagian jumlah kunjungan dengan parameter dari total biaya
perjalanan, diperoleh model surplus konsumen sebagai berikut :
→
Total nilai manfaat dari kawasan wisata diperoleh dari hasil perkalian Consumer Surplus Individu dengan jumlah pengunjung riil berdasarkan data
yang ada, sebagai berikut:
→
Derived demand diperoleh dengan melakukan regresi berganda pada variabel yang dinilai berpengaruh terhadap jumlah kunjungan. Pada variabel yang
dimasukkan dalam fungsi permintaan adalah variabel yang memiliki pengaruh yang sangat kuat, seperti yang dikemukakan oleh Christiernsson 2003 and
Grigalunas et al. 1998, variabel yang paling berpengaruh adalah biaya perjalanan TC dan pendapatan Y. Dalam model ini, pengunjung yang berasal
dari Negara yang berbeda, akan menghabiskan biaya perjalanan yang berbeda. Dan semakin tinggi biaya perjalanan, maka jumlah pengunjung akan menurun.
Kondisi ini menunjukkan bahwa kurva demand atas kunjungan wisata memiliki garis kemiringan negatif slope negative.
Berdasarkan hasil surplus konsumen individu wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata Teluk Weda maka diperoleh nilai tiap kunjungan wisata bagi
tiap kawasan wisata yang masuk pada kategori ekowisata selam dan ekowisata snorkeling disajikan pada Tabel 47.
139
Tabel 47 Nilai kunjungan wisata di kawasan konservasi Teluk Weda
No Kecamatan
Wisata Bahari
1 Weda Selatan
Rp 8.735.443.531,83 2
Weda Tengah Rp 10.788.271.236,77
3 Weda
Rp 1.349.156.851,58 4
Weda Utara Rp 2.382.487.614,02
Total Rp 23.255.359.234.20
Tabel 47 menjelaskan bahwa nilai kunjungan wisata di kawasan konservasi Weda Tengah memiliki nilai tertinggi dengan nilai sebesar Rp.10.788.271.236,77
yang berarti jika wisatawan datang ke lokasi tersebut dapat meningkatkan pendapatan asli daerah PAD bagi kabupaten Halmahera Tengah dari sektor
ekowisata bahari. Demikian pula jika nilai kunjungan wisata di kawasan konservasi Teluk Weda digalakkan untuk kegiatan yang produktif setiap tahun,
maka nilai ini akan lebih memberikan peluang yang besar untuk masyarakat di kawasan Teluk Weda dalam meningkatkan pendapatannya.
Selain nilai kunjungan wisata yang diperoleh dari ekowisata bahari di kawasan konservasi, juga terdapat nilai produksi perikanan yang diperoleh dari
hasil tangkapan perikanan di daerah yang diteliti, hal ini dapat dilihat dari nilai produksi perikanan yang disajikan pada Tabel 48.
Tabel 48 Nilai produksi perikanan Tahun 2012
No Kecamatan
Nilai Produksi Perikanan
1 Weda Selatan
Rp 66.661.946.010 2
Weda Tengah Rp 80.161.381.960
3 Weda
Rp 15.312.618.420 4
Weda Utara Rp 28.559.378.620
Total Rp 190.695.325.000
Berdasarkan hasil analisis nilai kunjungan wisata dan nilai produksi perikanan tahun 2012 BPS 2012, menunjukkan bahwa nilai kunjungan wisata
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai produksi perikanan di empat kecamatan yang menjadi lokasi penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan
ke kawasan konservasi Teluk Weda memberikan keuntungan lebih besar bagi peningkatan pendapatan asli daerah PAD dan pendapatan masyarakat.
5.7 Kelembagaan 5.7.1 Identifikasi Elemen
Sistem kelembagaan Teluk Weda dapat diuraikan atas elemen-elemen yang terdiri dari 1 Elemen pelaku masyarakat yang terpengaruh, 2 Elemen
kebutuhan dari program, 3 Elemen tujuan program, 4 Elemen kendala utama, 5 Elemen perubahan yang dimungkinkan, 6 Elemen tolok ukur untuk menilai
setiap tujuan, 7 Elemen aktivitas yang dibutuhkan guna perencanaan tindakan, 8 Ukuran aktivitas guna mengevaluasi hasil yang dicapai untuk setiap aktivitas,
dan 9 Lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program. Adapun pada penelitian ini dasar pertimbangan dalam pemilihan elemen dari program yang
ingin dicapai adalah elemen dominan yang sudah dikonsultasikan dengan pakar
140
dalam pengembangan kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil di Teluk Weda.
Sistem model pengembangan kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil di Teluk Weda Kabupaten Halmahera Tengah dapat diuraikan atas 5 elemen.
Perubahan masing-masing elemen sistem dalam upaya pengembangan pesisir dan pulau-pulau kecil di Teluk Weda terdiri dari sejumlah sub-elemen, meliputi: