Kondisi Sosial Development model for regional conservation of coastal and small islands case study of Weda Bay
74
Tabel 31 Jumlah SMASMKMadrasah Aliyah Kabupaten Halmahera Tengah
Sekolah Negeri
Swasta
SMA 9
- SMK
7 1
Madrasah Aliyah 2
1 Total
18 2
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Tengah 2012
Tabel 32 Program Studi yang ada di SMK Kabupaten Halmahera Tengah
Program Studi Jumlah SMK yang
ada prodi tersebut Jumlah orang
Teknik Komputer dan Jaringan
1 119
Agrobisnis tanaman pangan dan hortikultura
2 205
Agrobisnis perikanan 3
281 Nautika Kapal penangkap
ikan 1
156 Geologi Pertambangan
1 95
Akuntansi 1
127 Total
9 983
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Tengah 2012
Doa et al. 2007, menyatakan bahwa Kabupaten Halmahera Tengah merupakan daerah pantai karena sekitar 80 wilayahnya berada di daerah pantai
sedangkan 20 lainnya di daerah pegunungan. Namun demikian, kontributor terbesar ada di pertambangan non migas. Sejauh ini, pertambangan yang
dieksploitasi adalah nikel. Pertambangan nikel yang berada di Kabupaten Halmahera Tengah yaitu PT. Weda Bay Nickel WBN dan di Pulau Gebe
dikelola oleh PT. Aneka Tambang ANTAM. Oleh karena itu peningkatan kesadaran pendidikan sangat diperlukan untuk peningkatan SDM di daerah
tersebut.
Peningkatan SDM, tidak kalah pentingnya adalah peningkatan kebutuhan tenaga kerja yang sesuai keahlian yang dibutuhkan untuk pekerjaan yang sesuai
dengan pengelolaan sumberdaya alam yang dimanfaatkan selama untuk peningkatan pendapat dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Hal ini sejalan dengan sebagian besar penduduk yang berumur 15 tahun ke atas yang terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja
adalah penduduk yang bekerja serta penduduk yang sedang mencari pekerjaan. Sedangkan bukan angkatan kerja adalah mereka yang bersekolah, mengurus
rumah tangga atau melakukan kegiatan lainnya. Adapun usia produktif yang belum bekerja, kebutuhan tenaga kerja berdasarkan level pendidikan dan
kebutuhan tenaga kerja berdasarkan bidang kompetensi disajikan pada Tabel 33 - 35.
Tabel 33 Tingkat Pengangguran usia produktif yang belum bekerja Kabupaten Halmahera Tengah
Jumlah usia produktif yang belum bekerja orang
2008 2009
2010 2011
2012 3.345
2.126 1.513
7.223 7.223,40
Sumber : BAPPEDA dan BPS Halmahera Tengah 2012
75
Tabel 34 Kebutuhan tenaga kerja berdasarkan level pendidikan 5 tahun terakhir Kabupaten Halmahera Tengah
Level Pendidikan
Jumlah orang 2008
2009 2010
2011 2012
SDSMP 12445
18562 27128
30112 36361
SMA 6341
7276 8014
8501 9537
SMK 5131
6843 7715
8843 9121
D1 743
814 987
1156 1732
D2 727
883 934
1072 1552
D3 1143
1647 2145
2145 2145
D4S1 3748
3748 3748
3748 3748
=S2 204
214 245
311 350
Sumber : BAPPEDA dan BPS Halmahera Tengah 2012
Tabel 35 Kebutuhan tenaga kerja berdasarkan bidang kompetensi Kabupaten Halmahera Tengah
Bidang Kompetensi Jumlah orang
2011 2012
2013 2014
2015
Teknologi Informatika
10 20
30 40
44 Listrikjaringan
30 100
200 250
250 Mesinmekanik
47 100
200 250
250 Sipilperumahan
10 20
40 40
50 Pertaniankehutanan
10 30
30 60
111 Peternakanmasak
10 20
40 50
104 Perikanan
10 20
40 60
129 Pertambangan
20 30
60 60
182 Finance Account
20 40
50 60
211 Dan lain-lain
10 30
50 50
110 Sumber : Data diolah 2012
Bentuk kebudayaan yang masih dipegang teguh oleh masyarakat terdapat di Kabupaten Halmahera Tengah antara lain : 1 tari-tarian daerah untuk
penyambutan tamu dan hiburan masyarakat dalam pada waktu tertentu. 2 Pulau Imam terdapat kuburan penduduk dan kuburan leluhur yang dikeramatkan oleh
masyarakat Weda. 3 Ikan-ikan yang dilarang ditangkap dan tidak boleh dimakan oleh masyarakat setempat.
- Infrastruktur listrik, air bersih dan kesehatan
Infrastruktur listrik memegang peranan penting untuk keberlangsungan kegiatan pembangunan di Kabupaten Halmahera Tengah. Pemakaian listrik dari
Perusahaan Listrik Negara telah mengalami peningkatan di Kabupaten Halmahera Tengah pada tahun 2011 adalah 1.411 pelanggan dibandingkan tahun
2010 sebanyak 1.327 pelanggan. Besarnya daya yang dibangkitkan adalah 3.496.607 kWh dan enegri terjual sebesar 2.801.847 kWh.
Air bersih merupakan infrastuktur yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat di Kabupaten Halmahera Tengah. Penggunaan air yang diperoleh dari KPAM
belum merata dan belum memenuhi kebutuhan masyarakat secara keseluruhan. Padahal hampir di setiap kecamatan terdapat muara sungai yang airnya sangat
baik untuk dikelola oleh KPAM kemudian didistribusikan ke seluruh pelanggan.
76
Gambar 12 Fasilitas Air bersih PDAM Halmahera Tengah Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kabupaten Halmahera Tengah pada
tahun 2011 yaitu, 1 Rumah Sakit Umum Weda, 8 Puskesmas yang tersebar di 8 kecamatan, 62 Posyandu, 7 poskesdes, serta 4 Polindes. Untuk menunjang
keberhasilan program Keluarga Berencana KB di Halmahera Tengah, terdapat 61 Pelayanan Keluarga Berencana Desa PKBD dan 16 klinik KB.
- Infrastruktur transportasi
Infrastruktur transportasi darat yang terdapat di Kabupaten Halmahera Tengah pada tahun 2011 adalah jalan sepanjang 508,40 km. Dilihat dari statusnya,
jalan di Kabupaten Halmahera Tengah sepanjang 44,08 km merupakan jalan Negara, sedangkan 52,00 km merupakan jalan provinsi, dan 412,32 km
merupakan jalan kabupaten.
Infrastruktur transportasi laut adalah pelabuhan Weda yang terdapat di desa Fidi Jaya. Pada tahun 2011, jumlah penumpang yang berangkat dari pelabuhan
Weda adalah sebanyak 867 orang dan yang datang sebanyak 888 orang. Sedangkan jumlah barang yang dibongkar tercatat sebesar 11.673 ton dan yang
dimuat sebanyak 113.671 ton dari kapal motor laut dan kapal barang.
Infrastruktur selain pelabuhan Weda, juga memiliki darmaga penyeberangan feri yang menghubungkan antar kecamatan dan antar pulau. Adapun rute
perjalanan kapal penyeberangan feri adalah dari Kecamatan Weda ke Kecamatan Patani dilanjutkan ke Kecamatan Gebe dan kemudian menyeberang ke
Kabupaten Waisai Kota di Raja Ampat dengan lama perjalanan ± 2 minggu pergi- pulang dan seterusnya.
Infrastruktur transportasi udara terdapat di Desa Lelilef Kecamatan Weda Tengah Lokasi PT Weda Bay Nickel, pesawat yang digunakan adalah pesawat
berukuran kecil dan helikopter.
- Infrastruktur telekomunikasi
Infrastruktur telekomunikasi
sangat diperlukan
untuk menunjang
komunikasi dan informasi baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Infrastruktur telekomunikasi yang terdapat di Kabupaten Halmahera Tengah
terdiri dari Kantor Pos, JNE, TiKi, PT. Telkom, Telkomsel, Indosat dan XL.
Jumlah surat yang diterima di dalam negeri melalui Kantor Pos di Kabupaten Halmahera Tengah pada tahun 2011 tercatat 2.946 lembar yang
dikirim dengan fasilitas biasa dan 3.024 lembar dikirim dengan fasilitas kilat
77
khusus. Sedangkan surat dari dalam negeri yang dikirim Kantor Pos Kabupaten Halmahera Tengah tercatat sebanyak 132 lembar surat biasa dan 147 lembar surat
kilat khusus. Di samping melayani pengiriman surat di dalam negeri, kantor pos juga melayani pengiriman pos ke luar negeri. Kantor Pos Kabupaten Halmahera
Tengah menerima surat dari luar negeri sebanyak 2 lembar di tahun 2011. Selain jasa pengiriman surat, beberapa jasa pelayanan lain yang telah banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat adalah pengiriman uang wesel. Wesel pos yang dikirim dari Halmahera Tengah pada tahun 2011 bernilai sekitar Rp.11.246,01
juta. Sedangkan wesel pos yang diterima bernilai sekitar Rp.4.159,65 juta.
Jasa JNE dan TiKi juga memgang peranan dalam pengirim barang dan jasa dari dalam negeri dan luar negeri. Sedangkan Jasa PT. Telkom berjasa dalam
komunikasi internet yaitu warung telekomunikasi wartel dan instansi-instansi terkait yang mengakses komunikasi dengan internet. Adapun Telkomsel, Indosat
dan XL telah berdiri towernya terutama kecamatan yang memiliki akses pertambangan, dan untuk Telkomsel sendiri sudah menjangkau daerah-daerah
terpencil.
- Infrastruktur pariwisata
Objek wisata di Kabupaten Halmahera Tengah antara lain : Talaga Nusliko di Kecamatan Weda 1,5 km dari ibukota kabupaten; Pulau Imam dan Pulau Dua
di depan darmaga Kecamatan Weda 0,5 km dari ibukota kabupaten; Taman Laut Tanjung Oelie di Lelilef Sawai Kecamatan Weda Tengah 27 km dari ibukota
kabupaten; Taman Laut Pasi Gurango, Talaga Legaye Lol Yanelo dan Goa Boki Maruru di Kecamatan Weda Utara 40, 41 dan 44 km dari ibukota
kabupaten.
Akomodasi hotelpenginapanresort, kamar dan tempat tidur di Kabupaten Halmahera Tengah pada tahun 2011, adalah sebanyak 8 unit, 105 kamar, dan 105
tempat tidur.
Gambar 13 Infrastruktur transportasi darat, laut dan udara Kabupaten Halmahera Tengah
78
Gambar 14 Ekowisata di Teluk Weda
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekosistem Pesisir dan pulau-pulau kecil di Teluk Weda Kabupaten Halmahera Tengah merupakan ekosistem yang lengkap, sehingga keberadaannya
memiliki peranan penting bagi kelangsungan mahluk hidup yang terdapat disekitarnya. Untuk mengetahui keberadaannya, maka perlu dilakukan identifikasi
dan invetarisasi dari ekosistem tersebut.
Hasil identifikasi berdasarkan penamaan secara toponimi, maka pulau-pulau kecil yang diidentifikasi pada penelitian ini sebanyak 28 buah pulau yang tidak
berpenduduk, sehingga belum tersedia saranaprasarana seperti pelabuhan TPI, air bersih, pendidikan, listrik, komunikasi dan lain-lain. Adapun keberadaan
pulau-pulau kecil di Teluk Weda dibatasi pada Kecamatan Weda Utara, Kecamatan Weda, Kecamatan Weda Tengah dan Kecamatan Weda Selatan,
disajikan pada Lampiran 3. Pulau-pulau kecil yang membentuk gugus pulau terdapat di Kecamatan Weda dan Kecamatan Weda Tengah.
Penyebaran mangrove merupakan indikator penting dalam menentukan keberadaan suatu komunitas hutan mangrove. Pada umumnya di wilayah pesisir
dapat ditemukan sejumlah pohon bakau yang tumbuh dan menyebar pada daerah teluk ataupun daerah terlindung dari pengaruh fisik ombak secara permanen.
Penyebaran hutan mangrove di setiap kecamatan dalam wilayah Kabupaten Halmahera Tengah dapat dilihat pada Tabel 36.
Tabel 36 Ekosistem mangrove di Teluk Weda
Keterangan :
Aa :
Avicennia alba Ra
: Rhizophora apiculata
Ac :
Aegiceras corniculatum Rm
: Rhizophora mucronata
Ai :
Achantus ilicifolius Rs
: Rhizophora stylosa
Bg :
Bruguiera gymnorrhiza Sa
: Sonneratia alba
Bc :
Bruguiera cylindrica Xg
: Xylocarpus granatum
Bs :
Bruguiera sexangula +
: Ada
Cd :
Ceriops decandra -
: Tidak ada
Nf :
Nypa fruticans
80
Jenis lamun yang ditemukan di Teluk Weda lebih banyak jika dibandingkan dengan jenis lamun yang ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia.
Takaendengan dan Azkab 2009 mengemukakan bahwa di pulau Talise Sulawesi Utara ditemukan 7 jenis lamun yang tergolong kedalam 5 marga yaitu Enhalus,
Thalassia, Halophila, Halodule, dan Cymodoceae. Jenis lamun yang ditemukan pada penelitian ini memiliki jumlah yang sama dengan yang ditemukan di
Tanjung Merah, Selat Lembeh Bitung. Susetiono 2004 mengemukakan bahwa terdapat 8 jenis lamun yang ditemukan di padang lamun Tanjung Merah selat
Lembeh Bitung. Berdasarkan Susetiono 2007, jenis lamun yang ditemukan di lokasi penelitian ternyata lebih sedikit jika dibandingkan dengan jenis lamun yang
ditemukan di Teluk Kuta Lombok dengan 10 jenis lamun.
Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii merupakan jenis lamun yang ditemukan di semua lokasi penelitian pada Tabel 37. Kondisi seperti ini tidak
hanya terjadi di kawasan Teluk Weda, Kepel dan Baulu 2011 pada penelitian yang dilakukan di perairan pesisir pulau Yamdena kabupaten Maluku Tenggara
Barat mengemukakan bahwa Enhalus acoroides dan Thalassia sp merupakan jenis lamun dengan nilai kelimpahan yang tinggi. Kemampuan hidup pada semua
substrat dan mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan, diduga merupakan penyebab dari tingginya kelimpahan dari jenis lamun tersebut Kepel dan Baulu
2011.
Tabel 37 Ekosistem lamun Di Teluk Weda
Keterangan : Ea = Enhalus acoroides
Th = Thallasia hemprichii Hp = Halodule pinifolia
Hu = Halodule uninervis Si = Sryngodium isoetifolium
Cs = Cymodocea serrulata Cr = Cymodocea rotundata
Ho = Halophila ovalis Hm = Halophila minor
Hd = Halophila decipiens + = ada
- = tidak ada
81
Ekosistem terumbu karang banyak ditemukan disetiap pesisir dan pulau- pulau kecil di Teluk Weda Kabupaten Halmahera Tengah. Bentuk pertumbuhan
lifeform terumbu karang dikategorikan berdasarkan karakteristik morfologi Tabel 38 antara lain : Acropora digitate ACD, Acropora submassive ACS,
Acropora tabulate ACT, Coral massive CM, Coral submassive CS, Coral heliopora CHL, Coral millepora CME, Soft coral SC, Sponge SP, Turf
algae TA, Other OT, Algae, Dead coral DC, dan Rubbles Khouw 2009.
Tabel 38 Ekosistem terumbu karang di Teluk Weda
Keterangan : ACD = Acropora digitate
ACS = Acropora submassive ACT = Acropora tabulate
CM = Coral massive CS = Coral submassive
CHL = Coral heliopora CME = Coral millepora
SC = Soft coral SP = Sponge
TA = Turf algae OT = Other
Alg = Algae DC = Dead coral
Ru = Rubbles
Marsuki et al. 2013 melanjutkan bahwa kondisi lingkungan yang berada tidak jauh dari garis pantai yang mempengaruhi dominannya Coral massive CM,
dimana daerah ini biasanya mendapat tekanan lingkungan lebih tinggi seperti arus dan hempasan ombak yang kuat serta polusi dari darat ke laut. Namun Dead coral
DC dan Rubbles Ru juga memiliki nilai tutupan karang yang besar bila dilihat secara keseluruhan, hal ini menandakan bahwa tekanan lingkungan di daerah
rataan terumbu di perairan Pulau Indo cukup tinggi.
Dari hasil penelitian diketahui tipe hamparan karang dominan berada pada daerah fringing serta barrier dan umumnya berada pada dasar perairan dengan
tipe topografi dasar berbentuk slope dan drop off. Hal ini tidak hanya terjadi di perairan Teluk Weda, seperti yang dikemukakan Yaser 2013 bahwa hamparan
terumbu karang di perairan pesisir Kecamatan Sangkulirang dan Sandaran juga berada pada profil dasar laut yang berbentuk droff off dengan sudut kemiringan
yang sangat besar sehingga berbentuk seperti tebing dasar laut. Yaser 2013 melanjutkan bahwa tipe formasi terumbu karang yang terdapat di perairan pesisir
Kecamatan Sangkulirang dan Sandaran juga berupa tipe fringing reef.
82
Dari hasil identifikasi dari genus karang yang dijumpai pada perairan Teluk Weda menunjukkan bahwa genus terbanyak dijumpai adalah dari genus Porites
disusul oleh genus Acropora dan Montifora. Genus dominan tersebut merupakan kelompok genus karang batu dengan penyebaran di sekitar daerah sebelum tubir.
Ketiga genus karang tersebut juga merupakan jenis-jenis karang yang terdapat di perairan Pulau Panjang Jepara, seperti yang diungkapkan Indarjo et al. 2004
pada penelitian yang dilakukan pada bulan Juli-Agustus tahun 2002. Indarjo et al 2004 melanjutkan bahwa Porites merupakan jenis karang yang paling bertahan
terhadap sedimentasi serta mampu hidup diperairan yang dangkal.
5.1 Kawasan Kecamatan Weda Utara 5.1.1 Ekosistem Pulau-Pulau Kecil
Keberadaan pulau-pulau kecil di Kecamatan Weda Utara terdiri dari tiga buah pulau kecil yang disajikan pada Tabel 39. Hasil identifikasi dan inventarisasi
pulau-pulau kecil adalah :
1 Pulau Tete
Pulau Tete secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Desa Messa, Kecamatan Weda Utara. Secara astronomis Pulau Tete terletak pada 128º18.9.9
BT dan 0º27.10.0 LU. Pulau Tete terletak di Kecamatan Weda Utara dengan luas pulau 0.69 Ha. Pulau Tete dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama
kurang lebih 300 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6-7 knot dan kondisi arus agak berombak.
Nama yang resmi digunakan baik secara nasional maupun oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat adalah Pulau Tete yang berasal dari Bahasa
Weda yang memiliki arti Pulau Pelindung tempat berlindung. Sejarah penamaan pulau ini didasarkan pada kondisi pulau dimana di pulau ini sering digunakan oleh
masyarakat setempat nelayan untuk berlindung jika terjadi gelombangombak besar, sehingga masyarakat setempat menyebutnya Pulau Tete. Jenis pantai di
Pulau Tete yaitu pantai berpasir. Vegetasi yang dominan yaitu pohon bakau.
Tabel 39 Ekosistem pulau-pulau kecil di kawasan Weda Utara
No Nama Pulau
Posisi Luas
Lintang Bujur
M
2
Ha
1 P. Tete
o
2707.1 128
o
0920.9 306905.76
30.69 2
P. Mesa
o
2359.3 128
o
1735.5 8949.50
0.89 3
P. Tumnya
o
2411.3 128
o
1540.8 1982.65
0.20
2 Pulau MesaMintu
Pulau Mesa secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Desa Mesa, Kecamatan Weda Utara. Secara astronomis Pulau Mesa terletak pada
128
o
1735.5 BT dan 0
o
2359.3 LU. Pulau Mesa terletak di Kecamatan Weda Utara dengan luas pulau 0.89 Ha. Pulau Mesa dapat ditempuh dengan kapal motor
tempel selama kurang lebih 420 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6-7 knot dan kondisi arus agak berombak.
83
Nama yang resmi digunakan secara nasional yaitu Pulau Mesa, sedangkan nama yang digunakan oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat adalah
Pulau Mintu yang berasal dari Bahasa Weda yang memiliki arti Pulau Tempat Kelelawar. Sejarah penamaan pulau ini didasarkan pada kondisi pulau dimana di
pulau ini banyak terdapat kelelawar, sehingga masyarakat setempat menyebutnya Pulau Mintu. Jenis pantai di Pulau Mesa yaitu pantai pasir putih. Vegetasi yang
dominan yaitu pohon bakau jenis Api-Api.
3 Pulau Tumnya
Pulau Tumnya secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Desa Mesa, Kecamatan Weda Utara. Secara astronomis Pulau Mesa terletak pada
128º17.24.0 BT dan 0º23.42.0 LU. Pulau Tumnya terletak di Kecamatan Weda Utara dengan luas pulau 0.20 Ha. Pulau Tumnya dapat ditempuh dengan kapal
motor tempel selama kurang lebih 420 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6-7 knot dan kondisi arus agak berombak.
Nama yang resmi digunakan baik secara nasional maupun oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat adalah Pulau Tumnya yang berasal dari Bahasa
Weda yang memiliki arti pulau kecil tempat menyelam. Sejarah penamaan pulau ini didasarkan pada kondisi pulau dimana di pulau ini banyak terdapat karang,
sehingga masyarakat setempat menyebutnya Pulau Tumnya. Jenis pantai di Pulau Tumnya yaitu pantai pasir putih. Vegetasi pulau ini yaitu semak.