Nickel Ni Development model for regional conservation of coastal and small islands case study of Weda Bay

133

j. Tembaga Cu

Tembaga atau copper Cu merupakan logam berat yang dijumpai pada perairan alami dan merupakan unsur yang esensial bagi tumbuhan dan hewan. Pada tumbuhan termasuk algae, tembaga berperan sebagai penyusun plastocyanin yang berfungsi dalam transport electron dalam proses fotosintesis Boney, 1989 in Effendi, 2003. Apabila masuk ke dalam perairan alami yang alkalis, ion tembaga akan mengalami presipitasi dan mengendap sebagai tembaga hidroksida dan tembaga karbonat. Kadar tembaga pada kerak bumi sekitar 50 mgkg Moore, 1991 in Effendi 2003. Gambar 43 Kapasitas asimilasi Tembaga di Teluk Weda Kapasitas asimilasi tembaga ditentukan dengan persamaan regresi dengan koefisien determinasi artinya 98,50 variasi konsentrasi tembaga di pesisir dan pulau-pulau kecil dijelaskan oleh beban tembaga di estuari. Hasil perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu menghasilkan nilai kapasitas asimilasi sebesar 1,04 tontahun, sementara beban tembaga yang masuk ke perairan rata-rata sebesar 115,56 tontahun. Hasil analisis kapasitas asimilasi menunjukkan bahwa konsentrasi tembaga mgliter dengan beban pencemaran tembaga tontahun masih berada di bawah baku mutu biota laut, baku mutu wisata bahari dan baku mutu perairan pelabuhan. Tembaga masuk ke laut melalui buangan limbah industri dan dari atmosfer yang tercemar oleh asam pabrik tembaga, pelapisan logam, tekstil, serta outfall dan pengecatan anti fouling pada kapal. Pencemaran tembaga ini mungkin berdampak kecil terhadap perairan laut, namun bisa berdampak serius pada perairan pantai Mokhtasor 2007.

k. Timbal Pb

Lead atau timbal atau timah Pb pada perairan ditemukan dalam bentuk terlarut dan tersuspensi. Kelarutan timbal cukup rendah sehingga kadar timbal di dalam air relatif sedikit. Kadar dan toksisitas timbal dipengaruhi oleh kesadahan, pH, alkalinitas, dan kadar oksigen. Timbal diserap dengan baik oleh tanah 134 sehingga pengaruhnya terhadap tanaman relatif kecil. Kadar timbal pada kerak bumi sekitar 15 mgkg. Sumber alami utama timbal adalah galena PbS, gelesite PbSO4 dan cerrusite PbCO3 Novotny and Olem 1994; Moore 1991 in Effendi 2003. Gambar 44 Kapasitas asimilasi Timbal di Teluk Weda Kapasitas asimilasi timbal ditentukan dengan persamaan regresi dengan koefisien determinasi artinya 99,90 variasi konsentrasi timbal di pesisir dan pulau-pulau kecil dijelaskan oleh beban timbal di estuari. Hasil perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu menghasilkan nilai kapasitas asimilasi sebesar 1,05 tontahun, sementara beban timbal yang masuk ke perairan rata-rata sebesar 97,86 tontahun. Hasil analisis kapasitas asimilasi menunjukkan bahwa konsentrasi timbal mgliter dengan beban pencemaran timbal tontahun masih berada di bawah baku mutu biota laut, baku mutu wisata bahari dan baku mutu perairan pelabuhan. Pencemaran timbal ke laut juga berasal dari buangan di wilayah pesisir dari daratan dan dari atmosfer. Limbah yang mengandung unsur Pb umumnya berasal dari limbah industri cat, baterai, bahan bakar mobil, dan pigmen. Timbal akan mengendap di sedimen dan dapat mengalami bioakumulasi pada organisme laut. Plankton mempunyai kemampuan meningkatkan konsentrasi Pb dari air laut di dalam selnya. Rata-rata konsentrasi Pb dalam sedimen laut dalam adalah 27-45 mgg, sementara di laut Irlandia, yang tercemar oleh buangan industri, konsentrasi Pb mencapai 600 mgg sedimen Mukhtasor 2007.

l. Seng Zn

Unsur seng merupakan unsur logam berat yang kurang beracun bila dibandingkan dengan unsure logam berat lainnya. Kandungan seng di perairan laut yang tercemar mencapai 100 ppm di perairan pantai dan sedimennya. Namun konsentrasi ini menurun ketika mengikuti proses rantai makanan. Limbah yang banyak mengandung unsur seng umumnya berasal dari limbah industry baterai, campuran logam galvanisir, karet dan limbah pertambangan Mokhtasor 2007.