Merkuri Hg Development model for regional conservation of coastal and small islands case study of Weda Bay

131 senyawa anorganik. Kekuatan ikatan senyawa antara sebagian senyawa anorganik dengan merkuri sangat kuat, sehingga memungkinkan senyawa ini tahan lama. Merkuri mengendap di sedimen laut, dalam kondisi anaerobic akan bereaksi dengan sulfid membentuk senyawa kompleks yang tidak terlarut dalam air Mokhtasor 2007. Merkuri adalah unsur renik pada kerak bumi, yakni hanya sekitar 0,08 mgkg Moore, 1991 in Effendi 2003. Pada perairan alami merkuri juga hanya ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil. Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berada dalam bentuk cairan pada suhu normal. Merkuri terserap dalam bahan-bahan particular dan mengalami presipitasi. Gambar 41 Kapasitas asimilasi Merkuri di Teluk Weda Kapasitas asimilasi merkuri ditentukan dengan persamaan regresi dengan koefisien determinasi artinya 99,90 variasi konsentrasi merkuri di pesisir dan pulau-pulau kecil dijelaskan oleh beban merkuri di estuari. Hasil perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu menghasilkan nilai kapasitas asimilasi sebesar 0,09 tontahun, sementara beban merkuri yang masuk ke perairan rata-rata sebesar 8,78 tontahun. Hasil analisis kapasitas asimilasi menunjukkan bahwa konsentrasi merkuri mgliter dengan beban pencemaran merkuri tontahun masih berada di bawah baku mutu biota laut, baku mutu wisata bahari dan baku mutu perairan pelabuhan. Merkuri mempunyai kemampuan yang tinggi untuk ikut proses bioakumulasi pada organisme laut. Hal ini menyebabkan merkuri akan terakumulasi pada jaringan mahluk hidup. Pada plankton, merkuri terkonsentrasi dari 2-10 ngg, walaupun pernah ditemukan konsentrasi sampai 170 ngg. Pada moluska dan udang-udangan konsentrasi ini meningkat menjadi 10-2.000 ngg, dimana senyawa merkuri terikat sebagai metal merkuri dalam protein tubuhnya. Pada ikan-ikan predator seperti tuna, pedang atau salmon, konsentrasi merkuri sekitar 1.000 ngg, sementara konsentrasi maksimum yang diizinkan adalah 500 ngg Mokhtasor 2007. 132

i. Nickel Ni

Kadar nikel Ni pada kerak bumi sekitar 75 mgkg Moore 1991. Pada proses pelapukan nikel membentuk mineral hidrolisat yang tidak larut. Di perairan nikel ditemukan dalam bentuk koloid, namun garam-garam nikel, misalnya nikel ammonium sulfat, nikel nitrat, dan nikel klorida bersifat larut dalam air. Pada kondisi aerob dan pH 9, nikel membentuk senyawa kompleks dengab hidroksida, karbonat dan sulfat. Pada pH 9, nikel membentuk senyawa kompleks dengan hidroksida dan karbonat, dan selanjutnya mengalami presipitasi. Pada kondisi anaerob, nikel bersifat tidak larut Moore 1991. Gambar 42 Kapasitas asimilasi Nickel di Teluk Weda Kapasitas asimilasi nickel ditentukan dengan persamaan regresi dengan koefisien determinasi artinya 99,90 variasi konsentrasi nikel di pesisir dan pulau-pulau kecil dijelaskan oleh beban nickel di estuari. Hasil perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu menghasilkan nilai kapasitas asimilasi sebesar 1,79 tontahun, sementara beban nickel yang masuk ke perairan rata-rata sebesar 167,45 tontahun. Hasil analisis kapasitas asimilasi menunjukkan bahwa konsentrasi nikel mgliter dengan beban pencemaran nikel tontahun masih berada di bawah baku mutu biota laut dan baku mutu wisata bahari. Kadar nikel pada perairan tawar alami adalah 0,001 – 0,003 mgliter Scoullos and Hatzianestis 1989 in Moore 1991, sedangkan pada perairan laut berkisar antara 0,005 – 0,007 mgliter McNeely et al. 1979. Untuk melindungi kehidupan organisme akuatik, kadar nikel sebaiknya tidak melebihi 0,025 mgliter. Kontak langsung dengan larutan yang mengandung garam-garam nikel dapat mengakibatkan dermatitis, sedangkan mengisap nikel terus-menerus dapat mengakibatkan kanker paru-paru. Effendi 2003. 133

j. Tembaga Cu

Tembaga atau copper Cu merupakan logam berat yang dijumpai pada perairan alami dan merupakan unsur yang esensial bagi tumbuhan dan hewan. Pada tumbuhan termasuk algae, tembaga berperan sebagai penyusun plastocyanin yang berfungsi dalam transport electron dalam proses fotosintesis Boney, 1989 in Effendi, 2003. Apabila masuk ke dalam perairan alami yang alkalis, ion tembaga akan mengalami presipitasi dan mengendap sebagai tembaga hidroksida dan tembaga karbonat. Kadar tembaga pada kerak bumi sekitar 50 mgkg Moore, 1991 in Effendi 2003. Gambar 43 Kapasitas asimilasi Tembaga di Teluk Weda Kapasitas asimilasi tembaga ditentukan dengan persamaan regresi dengan koefisien determinasi artinya 98,50 variasi konsentrasi tembaga di pesisir dan pulau-pulau kecil dijelaskan oleh beban tembaga di estuari. Hasil perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu menghasilkan nilai kapasitas asimilasi sebesar 1,04 tontahun, sementara beban tembaga yang masuk ke perairan rata-rata sebesar 115,56 tontahun. Hasil analisis kapasitas asimilasi menunjukkan bahwa konsentrasi tembaga mgliter dengan beban pencemaran tembaga tontahun masih berada di bawah baku mutu biota laut, baku mutu wisata bahari dan baku mutu perairan pelabuhan. Tembaga masuk ke laut melalui buangan limbah industri dan dari atmosfer yang tercemar oleh asam pabrik tembaga, pelapisan logam, tekstil, serta outfall dan pengecatan anti fouling pada kapal. Pencemaran tembaga ini mungkin berdampak kecil terhadap perairan laut, namun bisa berdampak serius pada perairan pantai Mokhtasor 2007.

k. Timbal Pb

Lead atau timbal atau timah Pb pada perairan ditemukan dalam bentuk terlarut dan tersuspensi. Kelarutan timbal cukup rendah sehingga kadar timbal di dalam air relatif sedikit. Kadar dan toksisitas timbal dipengaruhi oleh kesadahan, pH, alkalinitas, dan kadar oksigen. Timbal diserap dengan baik oleh tanah