Kawasanan Kecamatan Weda dan Weda Tengah .1 Ekosistem pulau-pulau kecil

87 Tabel 40 Ekosistem pulau-pulau kecil di kawasan Weda dan Weda Tengah No Nama Pulau Posisi Luas Lintang Bujur M 2 Ha 1 P. Anjing 0º18’17.4 127º52’26.9 1809.01 0.18 2 P. Bajo 0º21’29.8 127º54’19.9 8689.11 0.87 3 P. BelingsiliBelilsili 0º21’2.9 127º54’9.8 12303.61 1.23 4 P. Fanaf Leyap 0º23’10.0 127º54’28.7 11440.74 1.14 5 P. Gengon 0º18’19.3 127º52’23.3 459.67 0.05 6 P. Gengsili 0º23’23.3 127º54’19.2 9055.57 0.91 7 P. Golisilengnya 0º23’1.2 127º54’11.3 69673.31 6.97 8 P. Imam P. Kuleyevo 0º19’54.4 127º53’7.5 108626.56 10.86 9 P. Leksileng 0º23’17.6 127º54’17.6 25936.07 2.59 10 P. MdiliPado 0º20’42.4 127º53’20.3 17725.05 1.77 11 P. Mutyel 0º21’35.0 127º54’11.9 26990.59 2.70 12 P. Nenas 0º23’54.6 127º54’44.3 17341.20 1.73 13 P. Pieng 0º22’40.5 127º54’11.0 913.90 0.09 14 P. Sabubu 0º21’13.6 127º53’8.2 2417.21 0.24 15 P. Sang 0º23’48.0 127º54’47.4 10002.94 1.00 16 P. Saridaun 0º22’18.4 127º54’21.1 297.01 0.03 17 P. Selweme 0º22’42.3 127º54’6.2 9645.97 0.96 18 P. Sueng Sili 0º22’51.7 127º54’14.8 12415.90 1.24 19 P. Suengmnya 0º22’50.0 127º54’20.4 1348.43 0.13 20 P. Tengtong 0º21’8.8 127º54’13.8 14310.99 1.43 21 P. Tilang Mdi Batu 0º20’22.0 127º54’2.6 587.46 0.06 22 P. Ustel 0º21’37.8 127º54’5.3 20459.19 2.05 23 P. Yagi 0º18’14.1 127º52’28.3 6074.07 0.61 24 P. Yefi 0º21’21.3 127º53’35.4 1027638.27 102.76 2 Pulau Bajo Pulau Bajo secara administrative wilayahnya termasuk ke dalam Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau Bajo terletak 127º54.19.9 BT dan 0º21.29.8 LU. Pulau Bajo terletak di Kecamatan Weda dengan luas pulau 0.87. Pulau ini terletak agak sedikit ke arah luar dari pulau-pulau yang lainnya. Pulau Bajo berjajar dengan dua pulau lainnya yaitu Pulau Mutyel dan Pulau Ustel. Pulau Bajo dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama kurang lebih 25 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6-7 knot dan kondisi arus agak berombak. Nama yang resmi digunakan secara nasional dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat adalah Pulau Bajo yang berasal dari Bahasa Weda yang memiliki arti Pulau Tempat Singgah Orang Bajo. Sejarah penamaan pulau tersebut didasarkan pada kondisi pulau dimana di pulau tersebut dulunya digunakan sebagai tempat persinggahan orang Bajo, sehingga masyarakat menyebutnya sebagai Pulau Bajo. Jenis pantai di Pulau Bajo yaitu pantai berpasir dan tanahkarang. Vegetasi yang dominan yaitu pohon bakau yang tumbuh di sekeliling pulau. Pada bagian daratannya terdapat vegetasi semak dan pohon-pohon yang berukuran cukup 88 besar. Pulau ini terbentuk dari pulau dataran yang berupa pulau karang. Daerah sekitar pulau ini terdapat padang lamun dan menjadi tempat makan ikan, sehingga banyak nelayan yang menangkap ikan di daerah ini. 3 Pulau BelingsiliBelilsili Pulau Belingsili secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Desa Nusliku, Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau Belingsili terletak pada 127º54.9.8 BT dan 0º21.2.9 LU. Pulau Belingsili terletak di Kecamatan Weda dengan luas pulau 1.23 Ha. Pulau Belingsili dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama kurang lebih 20 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6- 7 knot dan kondisi arus agak berombak. Nama yang resmi digunakan secara nasional yaitu Pulau Belingsili, sedangkan nama yang digunakan oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat adalah Pulau Belilsili yang berasal dari Bahasa WedaTidore yang memiliki arti Pulau Tempat Bambu. Sejarah penamaan pulau tersebut didasarkan pada kondisi pulau dimana di pulau tersebut banyak terdapat tanaman Bambu China bambu bergaris, sehingga masyarakat menyebutnya sebagai Pulau Belilsili. Jenis pantai di Pulau Belingsili yaitu ada yang curamterjal dan ada yang terendam air laut dengan substrat pasir sedikit lumpur. Vegetasi yang dominan yaitu mangrove, bambu dan belukar. Sekeliling pulau terdapat terumbu karang yang masih cukup baik kondisinya. Pulau ini merupakan pulau dataran karang yang terangkat dan membentuk pulau. Lokasi sekitar pulau juga menjadi areal tangkap ikan bagi nelayan dari Weda. 4 Pulau Fanaf Leyap Pulau Fanaf Leyap secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau Fanaf Leyap terletak pada 127º54.28.7 BT dan 0º23.10.0 LU. Pulau Fanaf Leyap terletak di Kecamatan Weda dengan luas pulau 1.14 Ha. Pulau Fanaf Leyap dapat ditempuh dengan kapal motor temple selama kurang lebih 45 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6-7 knot dan kondisi arus agak berombak. Nama yang resmi digunakan secara nasional dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat adalah Pulau Fanaf Leyap yang berasal dari Bahasa Weda yang memiliki arti Pulau Batu Lubang. Sejarah penamaan pulau tersebut didasarkan pada kondisi pulau dimana di pulau tersebut terdapat batu berlubang ada lubang, sehingga masyarakat menyebutnya sebagai Pulau Fanaf Leyap. Jenis pantai di Pulau Fanaf Lenyap yaitu pantai batu karang. Vegetasi yang dominan yaitu belukar. 5 Pulau Gengon Pulau Gengon secara administrative wilayahnya termasuk ke dalam Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau Gengon terletak pada 127º52.23.3 BT dan 0º18.19.3 LU. Pulau Gengon terletak di Kecamatan Weda dengan luas pulau 0.05 Ha. Pulau Gengon dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama kurang lebih 15 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6-7 knot dan kondisi arus agak berombak. 89 Nama yang resmi digunakan secara nasional dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat adalah Pulau Gengon yang berasal dari Bahasa Weda yang memiliki arti Pulau Tempat Pembelian. Sejarah penamaan pulau tersebut didasarkan pada kondisi pulau dimana pada zaman dulu pulau tersebut digunakan sebagai tempat jual-beli, sehingga masyarakat menyebutnya sebagai Pulau Gengon. Jenis pantai di Pulau Gengon yaitu pantai lumpur berpasir. Pulau Gengon merupakan pulau dengan vegetasi utama pohon bakau mangrove. Sekeliling pulau terdapat lamun dan terumbu karang yang masih dalam kondisi baik. Perairan ini juga sampai sekarang menjadi daerah penangkapan ikan bila musim gelombang tiba. Perairan di pulau ini merupakan daerah yang terlindung dari ombak dan gelombang, kondisi alamnya masih alami sehingga dapat dikembangkan pemanfaatan untuk pariwisata yang berbasis konservasi. 6 Pulau Gengsili Pulau Gengsili secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau Gengsili terletak pada 127º54.19.2 BT dan 0º23.23.3 LU. Pulau Gengsili terletak di Kecamatan Weda dengan luas pulau 0.91 Ha. Pulau Gengsili dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama kurang lebih 45 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6-7 knot dan kondisi arus agak berombak. Nama yang resmi digunakan secara nasional dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat adalah Pulau Gengsili yang berasal dari Bahasa Weda yang memiliki arti Pulau Dorang Ada di Situ. Jenis pantai di Pulau Gengsili yaitu pantai batu karang. Vegetasi yang dominan yaitu belukar. 7 Pulau Golisilengnya Pulau Golisilengnya secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau Golisilengnya terletak pada 127º54.11.3 BT dan 0º23.1.2 LU. Pulau Golisilengnya terletak di Kecamatan Weda dengan luas pulau 6.97 Ha. Pulau Golisilengnya dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama kurang lebih 40 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6-7 knot dan kondisi arus agak berombak. Nama yang resmi digunakan secara nasional dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat adalah Pulau Golisilengnya yang berasal dari Bahasa Weda yang memiliki arti Pulau Selat Kecil. Jenis pantai di Pulau Golisilengnya yaitu pantai batu karang. Vegetasi yang dominan yaitu pohon bakau mangrove. 8 Pulau ImamKuleyevo Pulau Imam secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Desa Weda, Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau Imam terletak pada 127º53.7.5 BT dan 0º19.54.4 LU. Pulau Imam terletak di Kecamatan Weda dengan luas pulau 0.86 Ha. Pulau Imam dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama kurang lebih 5 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6-7 knot dan kondisi arus agak berombak. Pulau Imam merupakan pulau yang paling dekat jaraknya dengan daratan utama Pulau Halmahera karena tepat berhadapan dengan Pelabuhan Weda. 90 Nama yang resmi digunakan secara nasional dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat adalah Pulau ImamKuleyevo yang berasal dari Bahasa Weda yang memiliki arti Pulau KeramatSuci. Sejarah penamaan pulau tersebut didasarkan pada kondisi pulau dimana masyarakat setempat menganggap pulau tersebut keramatsuci, sehingga masyarakat menyebutnya sebagai Pulau ImamKuleyevo. Jenis pantai di Pulau Imam yaitu pantai pasir putih dan sedikit curam serta daratannya berupa tanah keras. Vegetasi yang dominan yaitu pohon bakau dan kelapa. Vegetasi lainnya yang terdapat di pulau ini yaitu semak belukar dan pohon-pohon hutan berukuran besar. Pada bagian perairan selain ada mangrove, di sekelilingi pulau banyak terdapat lamun. Pulau ini terbentuk dari dataran terumbu karang yang terangkat. Pulau ini digunakan oleh masyarakat setempat sebagai lokasi kuburanpemakaman bagi penduduk Weda. 9 Pulau Leksileng Pulau Leksileng secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau Leksileng terletak pada 127º54.17.6 BT dan 0º23.17.6 LU. Pulau Leksileng terletak di Kecamatan Weda dengan luas pulau 2.59 Ha. Pulau Leksileng dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama kurang lebih 45 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6-7 knot dan kondisi arus agak berombak. Nama yang resmi digunakan secara nasional dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat adalah Pulau Leksileng yang berasal dari Bahasa Weda yang memiliki arti Pulau Tempat Teringat Sesuatu. Jenis pantai di Pulau Leksileng yaitu pantai batu karang. Vegetasi yang dominan yaitu belukar. 10 Pulau MdiliPado Pulau MdiliPado secara administrative wilayahnya termasuk ke dalam Desa Weda, Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau MdiliPado terletak pada 127º53.20.3 BT dan 0º20.42.4 LU. Pulau MdiliPado terletak di Kecamatan Weda dengan luas pulau 1.77 Ha. Pulau MdiliPado dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama kurang lebih 10 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata- rata 6 . 7 knot dan kondisi arus agak berombak. Nama yang resmi digunakan secara nasional dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat adalah Pulau MdiliPado yang berasal dari Bahasa Weda yang memiliki arti Pulau Orang Lepra Pengasingan. Sejarah penamaan pulau ini didasarkan pada kondisi pulau, dimana menurut cerita masyarakat setempat pulau ini sering digunakan sebagai tempat untuk pengasingan, sehingga masyarakat menyebutnya Pulau MdiliPado. Jenis pantai di Pulau MdiliPado yaitu pantai batu karang tanah tandus. Sekeliling pulau ada vegetasi mangrove dan pada bagian bukitnya hanya vegetasi rumput alang-alang dan sedikit semak. Di pulau ini terdapat bekas menara komunikasi SSB yang sudah tidak terpakai. Pulau ini dahulunya sebagai tempat pengasingan bagi orang yang berpenyakit lepra, tetapi tidak lagi untuk sekarang. 91 11 Pulau Mutyel Pulau Mutyel secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau Mutyel terletak pada 127º54.11.9 BT dan 0º21.35.0 LU. Pulau Mutyel terletak di Kecamatan Weda dengan luas pulau 2.70 Ha. Pulau Mutyel terletak sejajar dengan Pulau Bajo dan Pulau Ustel. Pulau Mutyel dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama kurang lebih 25 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6-7 knot dan kondisi arus agak berombak. Nama yang resmi digunakan secara nasional dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat adalah Pulau Mutyel yang berasal dari Bahasa Weda yang memiliki arti Pulau Membawa Perahu. Pulau Mutyel memiliki tipe pantai bersubstrat lumpur dan berpasir sebagai substrat utama vegetasi mangrove. Selain mangrove, pada perairan sekelilingnya juga terdapat lamun yang cukup luas dan kondisi perairannya tenang. Perairan di pulau ini juga menjadi tempat menangkap ikan para nelayan dengan menggunakan alat pancing dan jaring insang hanyut. 12 Pulau Nenas Pulau Nenas secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Desa Kobe, Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau Nenas terletak pada 127º54.44.3 BT dan 0º23.54.6 LU. Pulau Nenas terletak di Kecamatan Weda Tengah dengan luas pulau 1.73 Ha. Pulau Nenas dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama kurang lebih 60 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6-7 knot dan kondisi arus agak berombak. Nama yang resmi digunakan secara nasional dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat adalah Pulau Nenas yang berasal dari Bahasa Indonesia yang memiliki arti Pulau Berbentuk Buah Nenas. Sejarah penamaan pulau ini didasarkan pada kondisi bentuk pulau tersebut yang menyerupai tanaman nenas, sehingga masyarakat menyebutnya Pulau Nenas. Jenis pantai di Pulau Nenas yaitu pantai batu karang. Vegetasi yang dominan yaitu pohon bakau dan belukar. 13 Pulau Pieng Pulau Pieng secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau Pieng terletak pada 127º54.11.0 BT dan 0º22.40.5 LU. Pulau Pieng terletak di Kecamatan Weda dengan luas pulau 0.09 Ha. Pulau Pieng dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama kurang lebih 35 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6-7 knot dan kondisi arus agak berombak. Nama yang resmi digunakan secara nasional dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat adalah Pulau Pieng yang berasal dari Bahasa Weda yang memiliki arti Pulau Berbentuk Piring. Sejarah penamaan pulau ini didasarkan pada kondisi bentuk pulau tersebut yang menyerupai piring, sehingga masyarakat menyebutnya Pulau Pieng. Jenis pantai di Pulau Pieng yaitu pantai batu karang. Vegetasi yang dominan yaitu belukar. 92 14 Pulau Sabubu Pulau Sabubu secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Desa Weda, Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau Sabubu terletak pada 127º53.8.2 BT dan 0º21.13.6 LU. Pulau Sabubu terletak di Kecamatan Weda dengan luas pulau 0.24 Ha. Pulau Sabubu dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama kurang lebih 10 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6- 7 knot dan kondisi arus agak berombak. Nama yang resmi digunakan secara nasional dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat adalah Pulau Sabubu yang berasal dari Bahasa Weda yang memiliki arti Pulau Tempat Memancing. Sejarah penamaan pulau ini didasarkan pada kondisi bentuk pulau tersebut yang sering digunakan oleh masyarakat setempat sebagai tempat untuk memancing, sehingga masyarakat menyebutnya Pulau Sabubu. Jenis pantai di Pulau Sabubu yaitu pantai batu karang. Vegetasi yang dominan yaitu pohon bakau dan belukar. Pulau ini merupakan pulau yang tidak berpenduduk, sehingga belum tersedia saranaprasarana seperti pelabuhan TPI, air bersih, pendidikan, listrik, komunikasi dan lain-lain. Pulau ini merupakan pulau mangrove karena hanya terdiri dari pohon bakau dan tidak ada daratan. Di sekeliling Pulau Sabubu juga terdapat terumbu karang yang tampak masih cukup baik kondisinya. Pulau ini sepatutnya dijaga kondisi vegetasinya karena jika pohon bakaunya ditebang, maka Pulau Sabubu akan hilang karena pulau ini daratannya hanya berupa vegetasi mangrove. 15 Pulau Sang Pulau Sang secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau Sang terletak pada 127º54.47.4 BT dan 0º23.48.0 LU. Pulau Sang terletak di Kecamatan Weda dengan luas pulau 1.00 Ha. Pulau Sang dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama kurang lebih 60 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6-7 knot dan kondisi arus agak berombak. Nama yang resmi digunakan secara nasional dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat adalah Pulau Sang yang berasal dari Bahasa Tidore yang memiliki arti Pulau Bia Kima. Jenis pantai di Pulau Sang yaitu pantai batu karang. Vegetasi yang dominan yaitu rumput dan ilalang. 16 Pulau Saridaun Pulau Saridaun secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Desa Weda, Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau Saridaun terletak pada 127º54.21.1 BT dan 0º22.18.4 LU. Pulau Saridaun terletak di Kecamatan Weda dengan luas pulau 0.03 Ha. Pulau Saridaun dapat ditempuh dengan kapal motor temple selama kurang lebih 40 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6- 7 knot dan kondisi arus agak berombak. Nama yang resmi digunakan secara nasional dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat adalah Pulau Saridaun yang berasal dari Bahasa Weda yang memiliki arti Pulau Mencari Daun Ramuan Obat. Sejarah penamaan pulau didasarkan pada cerita masyarakat setempat dimana pulau tersebut dijadikan tempat untuk mencari daun ramuan obat, sehingga masyarakat menyebutnya 93 Pulau Saridaun. Jenis pantai di Pulau Saridaun yaitu pantai tanah karang. Vegetasi yang dominan yaitu tanaman sirih dan belukar. 17 Pulau Selweme Pulau Selweme secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Desa Weda, Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau Selweme terletak pada 127º54.6.2 BT dan 0º22.42.3 LU. Pulau Selweme terletak di Kecamatan Weda dengan luas pulau 0.96 Ha. Pulau Selweme dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama kurang lebih 35 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6- 7 knot dan kondisi arus agak berombak. Nama yang resmi digunakan secara nasional dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat adalah Pulau Selweme yang berasal dari Bahasa Weda yang memiliki arti Pulau Tempat Berlindung. Sejarah penamaan pulau didasarkan pada kondisi pulau tersebut yang sering dijadikan tempat untuk berlindung bagi para nelayan, sehingga masyarakat menyebutnya Pulau Selweme. Jenis pantai di Pulau Selweme yaitu pantai batu karang. Vegetasi yang dominan yaitu belukar. 18 Pulau Sueng Sili Pulau Sueng Sili secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau Sueng Sili terletak pada 127º54.14.8 BT dan 0º22.51.7 LU. Pulau Sueng Sili terletak di Kecamatan Weda dengan luas pulau 1.24 Ha. Pulau Sueng Sili dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama kurang lebih 40 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6-7 knot dan kondisi arus agak berombak. Nama yang resmi digunakan secara nasional dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat adalah Pulau Sueng Sili yang berasal dari Bahasa Weda yang memiliki arti Pulau Semang Perahu. Sejarah penamaan pulau didasarkan pada kondisi pulau tersebut yang berbentuk seperti semang sayap perahu, sehingga masyarakat menyebutnya Pulau Sueng Sili. Jenis pantai di Pulau Sueng Sili yaitu pantai berpasir. Vegetasi yang dominan yaitu pohon bakau. 19 Pulau Suengmnya Pulau Suengmnya secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau Suengmnya terletak pada 127º54.20.4.0 BT dan 0º22.50.0 LU. Pulau Suengmnya terletak di Kecamatan Weda dengan luas pulau 0.13 Ha. Pulau Suengmnya dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama kurang lebih 40 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata- rata 6-7 knot dan kondisi arus agak berombak. Nama yang resmi digunakan secara nasional dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat adalah Pulau Suengmnya yang berasal dari Bahasa Weda yang memiliki arti Pulau Pantangan Kecil. Jenis pantai di Pulau Suengmnya yaitu pantai batu karang. Vegetasi yang dominan yaitu pohon bakau. 20 Pulau Tengtong Pulau Tengtong secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Desa Weda, Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau Tengtong terletak pada 127º54.13.8 BT dan 0º21.8.8 LU. Pulau Tengtong terletak di Kecamatan Weda 94 dengan luas pulau 1.43 Ha. Pulau Tengtong dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama kurang lebih 20 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6- 7 knot dan kondisi arus agak berombak. Nama yang resmi digunakan secara nasional dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat adalah Pulau Tengtong yang berasal dari Bahasa Weda yang memiliki arti Pulau Tempat Toleng-Toleng Duduk-Duduk. Sejarah penamaan pulau ini didasarkan pada cerita masyarakat setempat dimana pulau tersebut sering digunakan sebagai tempat untuk istirahat duduk-duduk, sehingga masyarakat menyebutnya Pulau Tengtong. Jenis pantainya ada yang pasir berlumpur dan ada juga yang berbatu. Pulau ini sama seperti pulau Belilsili yang memiliki vegetasi utama berupa pohon bakau mangrove dan lahan daratnya hanya berupa semak belukar. Sekeliling pulau masih terdapat terumbu karang yang masih dalam kondisi cukup baik. Perairan pulau ini juga masih merupakan daerah penangkapan ikan bagi nelayan setempat. 21 Pulau Tilang MdiBatu Kapal Pulau Tilang MdiBatu Kapal secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Desa Weda, Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau Tilang MdiBatu Kapal terletak pada 127º54.2.6BT dan 0º20.22.0LU. Pulau Tilang MdiBatu Kapal terletak di Kecamatan Weda dengan luas pulau 0.06 Ha. Pulau Tilang MdiBatu Kapal dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama kurang lebih 15 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6-7 knot dan kondisi arus agak berombak. Nama yang resmi digunakan secara nasional dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat adalah Pulau Tilang MdiBatu Kapal yang berasal dari Bahasa WedaBahasa Indonesia yang memiliki arti Pulau Berbentuk Kapal. Sejarah penamaan pulau ini didasarkan pada kondisi pulau yang berbentuk seperti kapal, sehingga masyarakat menyebutnya Pulau Tilang MdiBatu Kapal. Pulau ini memiliki jenis pantai yang tebing curam dengan vegetasi mangrove yang tidak tebal dan semak belukar pada bagian lahan daratnya. Sekeliling pulau terdapat terumbu karang dan lokasi ini masih termasuk dalam daerah penangkapan ikan bagi para nelayan. 22 Pulau Ustel Pulau Ustel secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau Ustel terletak pada 127º54.5.3 BT dan 0º21.37.8 LU. Pulau Ustel terletak di Kecamatan Weda dengan luas pulau 2.05 Ha. Pulau Ustel dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama kurang lebih 25 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6-7 knot dan kondisi arus agak berombak. Nama yang resmi digunakan secara nasional dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat adalah Pulau Ustel yang berasal dari Bahasa Weda yang memiliki arti Pulau Tiga Rupa. Pulau Ustel memiliki tipe pantai lumpur berpasir. Vegetasi yang dominan yaitu pohon bakau. Sekeliling pulau juga terdapat terumbu karang dan lamun sehingga cukup banyak terdapat ikan dan menjadi tempat menangkap ikan bagi nelayan dengan alat tangkap pancing dan jaring insang hanyut. Lokasi diantara ketiga pulau yaitu Pulau Bajo, Pulau Mutyel dan Pulau Ustel dapat dimanfaatkan 95 sebagai lokasi untuk budidaya rumput laut. Hal ini karena lokasi tersebut merupakan daerah yang terlindung dari gelombang, dan ditunjang dengan kondisi alamiah yang belum tersentuh dengan pencemaran. 23 Pulau Yagi Pulau Yagi secara administrative wilayahnya termasuk ke dalam Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau Yagi terletak pada 127º52.28.3 BT dan 0º18.14.1 LU. Pulau Yagi terletak di Kecamatan Weda dengan luas pulau 0.61 Ha, yaitu di antara Pulau Anjing dan Pulau Gengon. Pulau Yagi dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama kurang lebih 15 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6-7 knot dan kondisi arus agak berombak. Nama yang resmi digunakan secara nasional dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat adalah Pulau Yagi yang berasal dari Bahasa Weda yang memiliki arti Pulau Tempat Menagih Hutang. Kondisi Pulau Yagi sama dengan Pulau Sabubu yaitu hanya merupakan kumpulan pohon bakau dengan substrat dasar berupa lumpur dan dikelilingi oleh lamun dan terumbu karang. Perairan sekitar pulau ini juga menjadi tempat menangkap ikan jika musim gelombang tiba. 24 Pulau Yef Pulau Yef secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Kecamatan Weda. Secara astronomis Pulau Yefi terletak pada 127º53.35.4 BT dan 0º21.21.3 LU. Pulau Yefi terletak di Kecamatan Weda dengan luas pulau 102.76 Ha. Pulau Yefi dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama kurang lebih 10 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6-7 knot dan kondisi arus agak berombak. Nama yang resmi digunakan secara nasional yaitu Pulau Yef, sedangkan nama yang digunakan oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat adalah Pulau Yefi yang berasal dari Bahasa Weda yang memiliki arti Pulau Ini. Pulau Yef memiliki beberapa tipe pantai walaupun dalam areal yang sangat kecil, ada bagian yang berpasir, ada bagian yang terjal dan ada bagian yang ditutupi mangrove. Vegetasi pulau ini berupa mangrove yang mengelilingi pulau, pohon kelapa serta bagian daratannya masih berupa semak belukar dan hutan dengan pohon-pohon yang berukuran besar dimana merupakan tempat hidup kelelawar yang banyak kelihatan pada sore hari. Sekeliling pulau masih terdapat terumbu karang yang kelihatan jelas dari permukaan air.

5.2.2 Ekosistem mangrove

Distribusi atau penyebaran hutan mangrove di Kecamatan Weda dan Weda Tengah merata di setiap wilayah pesisir dan umumnya berada di daerah teluk. Hasil studi pada tiap stasiun diperoleh 5 Famili Verbenaceae, Rhizophoraceae, Areaceae, Sonneratiaceae dan Meliaceae dengan 9 jenis yaitu Avicennia alba, Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops decandra, Nypa fruticans, Rhizophora apiculata, R.mucronata, R. stylosa, Sonneratia alba dan Xylocarpus granatum. Khsusnya Nypa frutincans hanya ditemukan di Desa Goeng, hal ini karena adanya aliran sungai yang menyebabkan jenis ini dapat tumbuh. Jenis-jenis mangrove yang ditemukan tiap stasiun dapat dilihat pada Tabel 39. 96 Zonasi hutan mangrove setiap stasiun pengambilan sampel umumnya sama mulai dari arah laut ke darat yaitu Rhizophora sp, Bruguiera sp, dan Ceriops sp, Avicennia sp, Sonneratia sp, Xylocarpus sp dan Nypa fruticans. Jenis substrat yang ditemukan yaitu pasir, lumpur, lumpur berpasir dan pasir bercampur pecahan karang. Fauna yang ditemukan terdiri dari fauna lautan berupa gastropoda dan fauna daratan yaitu burung elang, burung bangau dan biawak. Kondisi hutan mangrove di wilayah ini pada tiap stasiunnya masih baik, namun di beberapa tempat seperti di Ibu Kota Kecamatan sangat memprihatinkan karena mangrove dimanfaatkan sebagai kayu bakar untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk dijual, selain itu lahan mangrove juga dikonversi menjadi lahan pertanian dan pengembangan kota kabupaten. Namun sekarang penebangan mangrove sebagai kayu bakar oleh masyarakat hanya dilakukan di zona belakang sedangkan di zona depan sudah dilarang oleh pemerintah. Ketebalan hutan mangrove berkisar antara 30 –100 meter. Identifikasi hutan mangrove yang dilakukan di Wdda Tengah dan Weda diperoleh hasil distribusi kelas ukuran mangrove seperti yang terlihat pada Gambar 20, 21,dan 22. Gambar 20 Distribusi kelas ukuran spesies mangrove di Desa Goeng Gambar 21 Distribusi kelas ukuran spesies mangrove di Pulau Dua Gambar 22 Distribusi kelas ukuran spesies mangrove di Tanjung Kobe 97 Gambar 20, 21 dan 22 menunjukkan bahwa komunitas vegetasi hutan mangrove yang ditemukan pada ketiga lokasi di Kecamatan Weda terdiri dari 9 spesies dengan total 1.701 individu, yang terdiri dari 187 individu kategori pohon, 468 individu kategori anakan dan 1.046 individu kategori semaian, sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa regenerasi hutan mangrove sangat tinggi di Kecamatan Weda. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa regenerasi hutan mangrove sangat tinggi karena dari 1.701 individu kategori pertumbuhan pohon 10,99, kategori anakan 27,51 dan kategori semaian 61,49.

5.2.3 Ekosistem lamun

Kecamatan Weda dan Weda Tengah ditemukan pesies lamun yang berjumlah 8 spesies, masing-masing 5 spesies dari famili Potamogetonaceae serta 3 spesies yang tergolong dalam famili Hydrocaritaceae Hamparan lamun di wilayah ini ditemukan secara luas dan berasosiasi dengan terumbu karang serta hutan mangrove. Hamparan yang luas tersebut tersebar mulai dari wilayah Nusliku sampai Kobe, spesies yang umumnya ditemukan yaitu Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii.

5.2.4 Ekosistem terumbu karang

Kecamatan Weda dan Weda Tengah ditemukan bentuk pertumbuhan lifeform sebagai berikut : Acropora digitate ACD, Acropora submassive ACS, Acropora tabulate ACT, Coral massive CM, Coral submassive CS, Coral heliopora CHL, Soft coral SC, Turf algae TA, Other OT, Algae, Dead coral DC, dan Rubbles. 5.3 Kawasan Kecamatan Weda Selatan 5.3.1 Ekosistem pulau-pulau kecil Pulau MofMofi secara administratif wilayahnya termasuk ke dalam Kecamatan Weda Selatan. Secara astronomis Pulau MofMofi terletak pada 127º55.20.6 BT dan 0º10.30.8 LU. Pulau MofMofi terletak di Kecamatan Weda Selatan dengan luas pulau 45.71 Ha. Pulau MofMofi dapat ditempuh dengan kapal motor tempel selama kurang lebih 150 menit dari Pelabuhan Weda kecepatan rata-rata 6-7 knot dan kondisi arus agak berombak. Nama yang resmi digunakan secara nasional yaitu Pulau Mof, sedangkan nama yang digunakan oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat adalah Pulau Mofi yang berasal dari Bahasa Weda yang memiliki arti Pulau Tanjung Putus. Sejarah penamaan pulau ini didasarkan pada cerita masyarakat setempat yang menyebutkan bahwa pulau tersebut dulunya merupakan sebuah tanjung, tetapi karena peristiwa alamiah terjangan ombakgelombang tanjung tersebut terpisah dari daratan induknya Pulau Halmahera. Oleh karena hal tersebut, maka masyarakat setempat menyebutnya Pulau Mofi. Jenis pantai di Pulau MofMofi yaitu pantai lumpur berpasir. Vegetasi yang dominan yaitu pohon bakau. 98

5.3.2 Ekosistem mangrove

Distribusi hutan mangrove di wilayah ini tidak merata dan terputus-putus di wilayah pesisirnya dan umumnya berada pada daerah yang terlindung. Hasil kajian di setiap stasiun pengamatan diperoleh jenis mangrove terdiri dari 4 Famili yaitu Rhizophoraceae, Myrsinaceae, Combretaceae dan Sonneratiaceae dengan jenis yang umumnya ditemukan yaitu Aegiceras corniculatum, Bruguiera gymnorrhiza. B. cylindrica, Rhizophora apiculata, R. mucronata dan Sonneratia alba. Khususnya jenis Bruguiera cylindrica dan Aegiceras corniculatum hanya ditemukan di Desa Loleo dengan jenis substrat lumpur berpasir. Zonasi yang terbentuk adalah zona depan ditumbuhi Rhizophora sp, zona tengah oleh Bruguiera sp, Aegiceras sp dan zona belakang oleh Sonneratia sp. Ketebalan hutan mangrove berkisar antara 50-100 m. Fauna yang ditemukan terdiri dari fauna lautan berupa gastropoda bia kodok dan siput dan fauna daratan yaitu burung elang, burung bangau. Keberadaan mangrove di Teluk Weda disajikan pada Gambar 23 dan 24. Tingkat pemanfaatan hutan mangrove oleh masyarakat selain sebagai kayu bakar juga lahannya dikonversi menjadi jalan penghubung antar desa dan ini terjadi di Desa Loleo. Gambar 23 Distribusi kelas ukuran spesies mangrove di Desa Loleo Gambar 24 Distribusi kelas ukuran spesies mangrove di Tanjung Tilope Gambar 23 dan 24 tersebut menunjukkan bahwa komunitas vegetasi hutan mangrove yang ditemukan Kecamatan Weda Selatan terdiri dari 6 spesies dengan total 1.600 individu, yang terdiri dari 112 individu dikategorikan pohon, 344 individu anakan dan 1.144 kategori semaian. Berdasarkan data tersebut dapat