128
terikat di sedimen dapat mengalami dekomposisi dengan bantuan bakteri maupun melalui proses abiotik menghasilkan senyawa fosfat terlarut yang dapat
mengalami difusi kembali ke kolom air Paytan and McLaughlin 2007.
e. Arsen As
Arsen membentuk senyawa arsenat AsO
4 3-
atau arsenit AsO
3 3-
di perairan. Senyawa anorganik arsen dapat diubah secara biologis menjadi senyawa
organo arsen yang bersifat tiksik. Kadar arsen pada kerak bumi earth crust sekitar 2-5 mgkg. Sumber arsen di perairan adalah logam arsenida dan sulfida.
Selain itu, pelapukan batuan juga melepaskan arsen dalam bentuk oksida As
2
O
3
dan senyawa sulfur AsS dan As
2
S
3
, Effendi 2003.
Gambar 38 Kapasitas asimilasi Arsen di Teluk Weda Kapasitas asimilasi arsen ditentukan dengan persamaan regresi
dengan koefisien determinasi artinya
99,60 variasi konsentrasi arsen di pesisir dan pulau-pulau kecil dijelaskan oleh beban arsen di estuari. Hasil perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu
menghasilkan nilai kapasitas asimilasi sebesar 0,60 tontahun, sementara beban arsen yang masuk ke perairan rata-rata sebesar 57,21 tontahun.
Hasil analisis kapasitas asimilasi menunjukkan bahwa konsentrasi arsen mgliter dengan beban pencemaran arsen tontahun masih berada di bawah
baku mutu biota laut dan baku mutu wisata bahari. Kadar arsen yang tinggi dapat merusak klorofil. Pada perairan yang
diperuntukkan bagi kepentingan pertanian, kadar arsen sebaiknya kurang dari 0,1 mgliter. Konsentrasi arsen yang mematikan bagi microalgae lethal berkisar
antara 2,0 – 10,0 mgliter. Kadar arsen yang melebihi 10 mgliter bersifat toksik
bagi ikan. Kadar arsen yang aman pada perairan laut adalah sebesar 0,01 mgliter McNeely et al. 1979 in Effendi 2003.
f. Kadmium Cd
Kadmium merupakan logam yang hingga saat ini belum diketahui dengan jelas peranannya bagi tumbuhan dan mahluk hidup lain. Di dalam air, kadmium
129
terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit renik dan bersifat tidak larut dalam air. Kadar kadmium pada kerak bumi sekitar 0,2 mgkg Moore 1991, selanjutnya
untuk melindungi kehidupan pada ekosistem akuatik, perairan sebaiknya memiliki kadar kadmium sekitar 0,0002 mgliter.
Gambar 39 Kapasitas asimilasi Kadmium di Teluk Weda Kapasitas asimilasi kadmium ditentukan dengan persamaan regresi
dengan koefisien determinasi artinya
99,80 variasi konsentrasi kadmium di pesisir dan pulau-pulau kecil dijelaskan oleh beban kadmium di estuari. Hasil perpotongan garis regresi dengan garis baku
mutu menghasilkan nilai kapasitas asimilasi sebesar 5,29 tontahun, sementara beban kadmium yang masuk ke perairan rata-rata sebesar 490,02 tontahun.
Hasil analisis kapasitas asimilasi menunjukkan bahwa konsentrasi kadmium mgliter dengan beban pencemaran kadmium tontahun masih berada di bawah
baku mutu biota laut, baku mutu wisata bahari dan baku mutu perairan pelabuhan. Limbah yang banyak mengandung unsur kadmium umumnya berasal dari
limbah industri electro-plating, kendaraan, pigmen, peleburan logam, baterai, dan pestisida. Kandungan cadmium di laut terbuka dilaporkan berkisar 0,01
– 0,05 mgliter, sementara di pantai berkisar 0,05
– 1,0 mgliter. Pada perairan tercemar mencapai 10 mgliter Bishop 1983. Faktor konsentrasi dari air laut ke plankton
di laut umumna berkisar antara 100-1000. Fitoplankton di air yang tidak tercemar mengandung cadmium 300-1000 ngg berat kering, sementara pada perairan yang
tercemar dilaporkan mencapai 220.000 ngg. Mengkonsumsi ikan yang tercemar cadmium dapat menyebabkan kerusakan hati Mokhtasor 2007.
g. Kromium Cr
Kromium merupakan unsur yang jarang ditemukan di perairan alami. Kerak bumi mengandung kromium sekitar 100 mgkg Moore 1991. Kromium yang
ditemukan di perairan adalah kromium trivalen dan kromium heksavalen, namun pada perairan yang memiliki pH 5, kromium trivalent tidak ditemukan. Apabila