52
4. Elemen kendala utama
Sub elemen dari kendala adalah sebagai berikut: 1. Nelayan kurang berdaya dalam penentuan harga perikanan
2. Nelayan kurang konsisten menjaga mutu perikanan tangkap 3. Lemahnya nelayan dalam mengakses modal pada lembaga keuangan dan
bank 4. Lemahnya kemampuan masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam
5. Kurangnya pembinaan terhadap nelayan 6. Lemahnya sistem kelembagaan
7. Lemahnya koordinasi antar pihak terkait 8. Tingginya kebutuhan ekspor perikanan tangkap
9. Peraturan investasi daerah yang kurang mendukung 10. Kebijakan pemerintah yang tidak konsisten
5. Elemen aktivitas yang dibutuhkan guna perencanaan tindakan
Sub elemen dari aktivitas yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: 1. Memfasilitasi akses modal pengembangan
2. Memfasilitasi pelaksanaan pendidikan 3. Menfasilitasi tersedianya infrastruktur yang memadai
4. Memberikan pengawasan pemanfaatan sumberdaya alam 5. Melaksanakan promosi keanekaragaman hayati
6. Mendirikan sarana pelayanan 7. Memfasilitasi penyediaan data dan informasi
8. Membuat kebijakan yang konsisten 9. Memfasilitasi penelitian dan pengembangan bekerjasama dengan
perguruan tinggi 10. Melakukan koordinasi antar instansi terkait
Gambar 5 Diagram alir analisis kelembagaan dengan metode ISM
53
3.3.6 Analisis keberlanjutan
Model yang dibangun dalam pengelolaan kawasan konservasi berbasis zonasi di Teluk Weda adalah teknik RAPFISH Rapid Appraisal for Fisheries.
Teknik ini dikembangkan sebagai alat analisis dalam pengambilan kebijakan untuk memformulasikan pemanfaatan ruang kawasan konservasi secara
berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi, sosial dan budaya serta kelembagaan yang disesuaikan dengan kondisi kawasan dan
mengacu pada beberapa parameter ilmiah dari hasil penelitian dan referensi terkait.
Keberlanjutan sustainability merupakan kunci kebijakan yang dibutuhkan untuk perikanan di seluruh dunia. Sampai saat ini masih sulit untuk menghitung
sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan, khususnya ketika dihubungkan dengan informasi dari aspek ekologi, sosial dan ekonomi. Teknik
RAPFISH Rapid Appraisal for Fisheries adalah suatu metode multi disiplin terkini yang digunakan untuk mengevaluasi perbandingan pesisir dan pulau-pulau
kecil secara berkelanjutan berdasarkan jumlah atribut yang banyak tetapi mudah untuk dinilai. Ordinasi RAPFISH dibentuk oleh aspek ekologi, ekonomi, sosial
dan budaya serta kelembagaan. Hasil status menggambarkan keberlanjutan disetiap aspek yang disajikan dalam bentuk skala 0 sampai 100.
Manfaat dari teknik RAPFISH ini adalah dapat menggabungkan berbagai aspek untuk dievaluasi komponen keberlanjutannya dan dampaknya terhadap
pesisir dan pulau-pulau kecil Alder et al. 2000. Teknik RAPFISH mempunyai berbagai keunggulan diantaranya adalah sangat sederhana, mudah dinilai, cepat
dan biaya yang diperlukan relatif murah Pitcher 1999. Selain itu, teknik ini dapat menjelaskan hubungan dari berbagai aspek keberlanjutan dan mendefinisikan
pesisir dan pulau-pulau kecil secara fleksibel.
RAPFISH akan menghasilkan gambaran yang jelas dan komprehensif mengenai kondisi sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, khususnya di daerah
penelitian, sehingga akhirnya dapat dijadikan bahan untuk menentukan kebijakan yang tepat untuk mencapai pembangunan pesisir dan pulau-pulau kecil yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. RAPFISH didasarkan pada teknik ordinasi menempatkan sesuatu pada urutan atribut yang terukur dengan Multi-
Dimensional Scaling MDS dengan prosedur disajikan pada Gambar 6.
Analisis RAPFISH dimulai dengan me-review atribut dan mendefinisikan pesisir dan pulau-pulau kecil yang akan dianalisis, kemudian dilanjutkan dengan
scoring yang didasarkan pada ketentuan yang sudah ditetapkan RAPFISH. Setelah itu dilakukan MDS untuk menentukan posisi relatif dari pesisir dan pulau-pulau
kecil terhadap ordinasi good dan bad. Selanjutnya analisis Monte Carlo dan Leverage dilakukan untuk menentukan aspek ketidakpastian dan anomali dari
atribut yang dianalisis.