Kerangka Pemikiran Development model for regional conservation of coastal and small islands case study of Weda Bay

3 Namun demikian, walaupun berbeda dalam orientasi tapi keduanya saling melengkapi; dalam arti bahwa pengembangan wilayah tidak mungkin terwujud tanpa pembangunan sektoral, sementara pembangunan sektor tanpa berorientasi pada pengembangan wilayah akan berujung pada tidak optimalnya pembangunan sektor itu sendiri. Bahkan hal ini dapat menciptakan perselisihan konflik kepentingan antar sektor-sektor tersebut, yang pada gilirannya akan kontra- produktif dengan pengembangan wilayah. Realitas menunjukkan bahwa Kabupaten Halmahera Tengah sebagai kabupaten memiliki teluk yang luas serta memiliki potensi sumberdaya dan jasa kelautan serta perikanan yang prospektif untuk mendukung proses pembangunan wilayah yang optimal. Dengan perkataan lain, dari sisi kemampuan memproduksi supply capacity barang dan jasa kelautan dan perikanan, sesungguhnya Kabupaten Halmahera Tengah memiliki potensi pembangunan yang masih besar dan terbuka lebar untuk berbagai pilihan pembangunan. Dengan demikian, penting untuk dipahami seberapa besar dukungan keberadaan teluk terhadap keberlangsungan sumberdaya kelautan secara umum. Konsep pemanfaatan sumberdaya dan jasa-jasa kelautan serta perikanan di wilayah yang banyak memiliki ekosistem yang lengkap seperti di teluk Weda ini, hal yang tepat untuk dilakukan dengan pendekatan keterpaduan. Minimal keterpaduan ini dapat mengintegrasikan kegiatan perikanan dan wisata bahari yang dikembangkan pada wilayah berpotensi. Identifikasi dan inventarisasi potensi pemanfaatan sumberdaya di teluk yaitu dengan mengidentifikasi dan inventarisasi : sumberdaya perikanan dan biota lainnya, ekosistem mangrove, ekosistem lamun, ekosistem terumbu karang, estuaria, dan pulau-pulau kecil. Sedangkan fungsi tujuan pengelolaan, memaksimalkan keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan sumberdaya perikanan dan biota lainnya yaitu pemanfaatan sumberdaya perikanan secara berkelanjutan dengan pemanfaatan sumberdaya perikanan yang efisien. Hasil identifikasi dan inventarisasi potensi pemanfaatan sumberdaya tersebut, kemudian dilakukan analisis kesesuaian kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil berdasarkan kriteria ekologi, ekonomi, sosial budaya dan kelembagaan yang digunakan sebagai kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil. Kawasan konservasi yang telah dihasilkan tersebut dilakukan pembagian zonasi zona inti dan pemanfaatan terbatas. Zonasi yang terbentuk tersebut kemudian dilakukan analisis kesesuaian pemanfaatan pada zona pemanfaatan terbatas dengan menggunakan kriteria : ekowisata selam, ekowisata snorkeling, ekowisata pancing, ekowisata pantai, ekowisata mangrove, ekowisata lamun, budidaya keramba jaring apung dan budidaya rumput laut. Hasil kesesuaian pemanfaatan ini kemudian dilakukan analisis daya dukung berdasarkan kapasitas asimilasi, daya dukung kawasan dan pemanfaatan. Pengelolaan kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil yang dihasilkan dapat berkelanjutan, dilakukan analisis keberlanjutan, sesuai kondisi ekologi, ekonomi, sosial dan budaya serta kelembagaan. yang terkait dengan pengembangan kawasan konservasi. Diagram alir kerangka pendekatan masalah dari model pengembangan kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil berbasis zonasi, dapat dilihat pada Gambar 1. 4 SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TELUK WEDA EKOSISTEM PESISIR PULAU-PULAU KECIL EKOSISTEM MANGROVE EKOSISTEM LAMUN EKOSISTEM TERUMBU KARANG KESESUAIAN KAWASAN KONSERVASI KRITERIA EKOLOGI KRITERIA EKONOMI KRITERIA KELEMBAGAAN DAYA DUKUNG KAPASITAS ASIMILASI KAWASAN PEMANFAATAN MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN KONSERVASI PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL BERBASIS ZONASI DI TELUK WEDA KRITERIA SOSIAL BUDAYA ZONASI ZONA INTI ZONA PEMANFAATAN TERBATAS ZONA PERIKANAN BERKELANJUTAN KESESUAIAN PEMANFAATAN EKOWISATA BAHARI BUDIDAYA RUMPUT LAUT KERAMBA JARING APUNG PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI YANG KEBERLANJUTAN TCM ISM RAPFISH Gambar 1 Kerangka pikir model pengembangan kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil berbasis zonasi 5

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberlanjutan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil di Teluk Weda melalui penetapan kawasan konservasi dengan pendekatan keterpaduan ekologi, ekonomi, sosial budaya dan kelembagaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan kajian khusus terhadap beberapa hal dalam penelitian ini, antara lain: 1. Inventarisasi dan identifikasi ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil pulau- pulau kecil, mangrove, lamun dan terumbu karang. 2. Analisis penetapan zonasi pada kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil. 3. Analisis pemanfaatan kawasan konservasi untuk kegiatan ekowisata selam, ekowisata snorkeling, ekowisata pantai, ekowisata mangrove, ekowisata lamun, ekowisata pancing, keramba jaring apung dan budidaya rumput laut. 4. Analisis keberlanjutan ekominawisata bahari di pesisir dan pulau-pulau kecil. Manfaat yang diharapkan pada penelitian di Teluk Weda ini : 1. Tersedianya informasi potensi sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil 2. Tersedianya informasi model pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan. 3. Dapat memberikan masukan bagi pengambil keputusan di Kabupaten Halmahera Tengah dan instansi terkait. 4. Sebagai kajian ilmiah, dimana hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya dan stakeholders yang terkait dengan model pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.

1.5 Kebaruan atau Novelty

Penelitian tentang kawasan konservasi pada dasarnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Ada beberapa peneliti hanya terfokus pada pulau- pulau kecil dan ada pula yang hanya pada pesisir saja. Sedangkan penetapan kawasan konservasi berdasarkan deliniasi kawasan konservasi berbasis zonasi yang terdapat di teluk yang luas yang memadukan kawasan pesisir dan pulau- pulau kecil belum dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Kebaruan atau novelty dari penelitian ini adalah penetapan dan pemanfaatan kawasan konservasi yang digunakan sebagai model pengembangan kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil berbasis zonasi di Teluk Weda. 6