Seng Zn Development model for regional conservation of coastal and small islands case study of Weda Bay

135 Gambar 45 Kapasitas asimilasi Seng di Teluk Weda Kapasitas asimilasi seng ditentukan dengan persamaan regresi dengan koefisien determinasi artinya 99,40 variasi konsentrasi seng di pesisir dan pulau-pulau kecil dijelaskan oleh beban seng di estuari. Hasil perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu menghasilkan nilai kapasitas asimilasi sebesar 5,45 tontahun, sementara beban seng yang masuk ke perairan rata-rata sebesar 529,19 tontahun. Hasil analisis kapasitas asimilasi menunjukkan bahwa konsentrasi seng mgliter dengan beban pencemaran seng tontahun masih berada di bawah baku mutu biota laut. Seng zinc termasuk unsur yang terdapat dalam jumlah berlimpah di alam. Kelarutan unsur seng dan oksida seng dalam air relatif rendah. Seng yang berikatan dengan klorida dan sulfat mudah terlarut, sehingga kadar seng dalam air sangat dipengaruhi oleh bentuk senyawanya. Ion seng mudah terserap ke dalam sedimen dan tanah. Silika terlarut dapat meningkatkan kadar seng, karena silica mengikat seng. Jika perairan bersifat asam, kelarutan seng meningkat. Kadar seng pada perairan alami 0,05 mgliter Moore 1991 in Effendi 2003; pada perairan asam mencapai 50 mgliter; dan pada perairan laut 0,01 mgliter McNeely et al. 1979 in Effendi 2003. Dahuri et al. 2001, mengemukakan bahwa pembangunan berkelanjutan dapat tercapai apabila pemanfaatan sumberdaya alam tidak melebihi fungsi ekologis sumberdaya tersebut. Berdasarkan kemampuan daya dukung carrying capacity dan kemampuan alamiah untuk memperbaharui assimilative capacity, serta kesesuaian penggunaannya, kawasan pantai dan terumbu karang menjadi sasaran atas kegiatan eksploitasi sumberdaya alam dan pencemaran lingkungan akibat tuntutan pembangunan yang masih cenderung lebih menitikberatkan bidang ekonomi. Semakin banyak manfaatkeuntungan ekonomis diperoleh, maka semakin berat pula beban kerusakan lingkunganekologis yang ditimbulkannya. Begitu pula sebaliknya, bila semakin sedikit manfaatkeuntungan ekonomis, semakin ringan pula kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya. 136

5.5.2 Daya dukung kawasan dan pemanfaatan

Yulianda et al. 2010, mengemukakan bahwa daya dukung kawasan merupakan penentuan kesesuaian berdasarkan perkalian skor dan bobot yang diperoleh dari setiap parameter. Kesesuaian kawasan dilihat dari tingkat persentase kesesuaian yang diperoleh penjumlah nilai dari seluruh parameter. Analisis daya dukung ditujukan pada pengembangan wisata bahari dengan memanfaatkan potensi sumberdaya pesisir, pantai dan pulau-pulau kecil secara lestari. Daya dukung kawasan adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Pengembangan wisata bahari tidak bersifat mass tourism, mudah rusak dan ruang untuk pengunjung sangat terbatas, maka perlu penentuan daya dukung kawasan. Daya dukung kawasan disesuaikan dengan karaktersitik sumberdaya dan peruntukan. Daya dukung pemanfaatan merupakan daya dukung pada kawasan konservasi yang diizinkan untuk dikembangkan sebesar 0,1 dari luas zona pemanfaatan, sehingga daya dukung kawasan dalam kawasan konservasi perlu dibatasi dengan daya dukung pemanfaatan. Yulianda et al. 2010. Adapun hasil analisis daya dukung kawasan dan daya dukung pemanfaatan ekominawisata selam, snorkeling, pantai, mangrove, lamun, pancing, keramba jaring apung dan budidaya rumput laut di Teluk Weda, disajikan pada Tabel 45. Tabel 45 Daya dukung kawasan dan daya dukung pemanfaatan di Teluk Weda No Teluk Weda Luas Area M 2 Daya Dukung Kawasan M 2 Daya Dukung Pemanfaatan oranghari 1 Selam 4.878.426,41 19.513,71 1.951 2 Snorkeling 5.513.736,39 22.054,95 2.205 3 Pantai 1.259.421,25 50.376,85 5.038 4 Mangrove 6.204.220,83 496.337,67 49.634 5 Lamun 281.536,34 1.126,15 113 6 Pancing 6.438.076,64 64.380,77 6.438 7 KJA 757.388,88 7.573,89 757 8 KJA Kapasitas Perairan 757.388,88 1.454,56 195 9 BRL 1.113.157,51 11.131,58 1.113 10 BRL Kapasitas Perairan 1.113.157,51 21.378,10 286 11 BRL Kapasitas Asimilasi 942.844,41 18.107,25 242 Total 67.973 Hasil analisis daya dukung pemanfaatan pada Tabel 45 menjelaskan bahwa daya dukung pemanfaatan pada kegiatan ekowisata selam dapat menampung wisatawan sebesar 1.951 oranghari, kegiatan ekowisata snorkeling dapat menampung wisatawan sebesar 2.205 oranghari, kegiatan ekowisata pantai dapat menampung wisatawan sebesar 5.038 oranghari, kegiatan ekowisata mangrove dapat menampung wisatawan sebesar 49.634 oranghari, kegiatan ekowisata lamun dapat menampung wisatawan sebesar 113 oranghari, kegiatan ekowisata pancing dapat menampung wisatawan sebesar 6.438 oranghari, 137 kegiatan minawisata keramba jaring apung dapat menampung sebesar 757 oranghari, kegiatan minawisata keramba jaring apung berdasarkan kapasitas perairan dapat menampung sebesar 195 oranghari, kegiatan minawisata budidaya rumput laut dapat menampung sebesar 1.113 oranghari, kegiatan minawisata budidaya rumput laut berdasarkan kapasitas perairan dapat menampung sebesar 286 oranghari, serta kegiatan minawisata budidaya rumput laut berdasarkan kapasitas asimilasi dapat menampung sebesar 242 oranghari. Nilai yang dihasilkan dari daya tampung oranghari yang diuraikan tersebut menyatakan bahwa ini adalah batasan maksimum wisatawan pada kawasan Teluk Weda yang dapat memperoleh kenyamanan dalam beraktifitas tanpa menyebabkan penurunan kualitas sumberdaya yang ada. Dahuri 2002, daya dukung kawasan pada akhirnya akan menentukan kelangkaan sumberdaya alam vital dan jasa lingkungan yang dibutuhkan oleh manusia dan organisme hidup yang mendiami kawasan tersebut. Definisi lain menyebutkan bahwa daya dukung adalah batasan untuk banyaknya organisme hidup dalam jumlah atau massa yang dapat didukung oleh suatu habitat. Turner 1988 menyebutkan bahwa daya dukung merupakan populasi organisme akuatik yang akan ditunjang oleh suatu kawasanareal atau volume perairan yang ditentukan tanpa mengalami penurunan mutu deteriorasi. Jadi daya dukung adalah pembatas akhir ultimate constraint yang diperhadapkan pada biota oleh adanya keterbatasan lingkungan seperti ketersediaan makanan, ruang atau tempat berpijah, penyakit, siklus predator, temperatur, cahaya matahari, dan salinitas.

5.6 Nilai ekonomi

Biaya perjalanan wisatawan di Teluk Weda adalah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan wisata wisata diving, wisata snorkeling dan wisata birdwaching. Biaya tersebut adalah biaya transportasi, biaya sewa alat selam, sewa kapal motor, biaya sewa pemandu selam, biaya alat untuk melihat burung dan biaya sewa penginapan. Biaya yang dimaksud sudah tercantum secara lengkap dalam biaya perjalanan Tabel 46. Fungsi permintaan wisatawan dengan menggunakan pendekatan persamaan linier berganda, diperoleh model permintaan sebagai berikut : Nilai elastisitas permintaan biaya perjalanan sebesar -0,99 menunjukkan bahwa terjadi fungsi permintaan bersifat elastik yaitu terdapat hubungan terbalik antara biaya perjalanan dengan tingkat kunjungan wisatawan. Jika terjadi perubahan total biaya perjalanan sebesar 1, maka tingkat kunjungan wisatawan akan berubah sebesar 0,99. Tingkat pendapatan merupakan variabel yang dapat mempengaruhi tingkat permintaan, apabila terjadi peningkatan sebesar 1, maka akan terjadi peningkatan level permintaan sebesar 0,04. Nilai-nilai koefisien hasil analisis persamaan linier berganda di atas menghasil koefisien korelasi Multiple-R sebesar 0,83 menunjukkan hubungan positif yaitu adanya hubungan antara biaya kunjungan dan pendapatan terhadap hari kunjungan ke Teluk Weda sebesar 83. Sedangkan nilai koefisien determinasi R-Square sebesar 0,68 yang menunjukkan bahwa variabel bebas yang digunakan dalam model biaya perjalanan, pendapatan pertahun mampu 138 menjelaskan keragaman variabel tak bebas, yaitu jumlah wisatawan yang berkunjung ke Teluk Weda sebesar 68. Tabel 46 Asal negara, hari kunjungan, biaya perjalanan dan pendapatan wisatawan yang berkunjung ke Weda Resort di Teluk Weda Asal Negara Hari Kunjungan Y Biaya Perjalanan Rp X 1 Pendapatan Rp X 2 Indonesia 3 3.450.495 34.646.285 Australia 4 6.351.160 387.453.725 Belanda 7 12.500.478 394.844.725 Amerika Serikat 10 12.750.498 468.229.575 Inggris 10 17.767.023 383.738.775 Amerika Serikat 10 11.652.988 468.229.575 Perancis 13 11.652.988 431.790.000 Swiss 13 12.500.478 426.956.675 Belanda 14 10.805.498 394.844.725 Jerman 14 11.652.988 433.297.375 Belanda 14 11.652.988 394.844.725 Belanda 14 11.653.988 394.844.725 Belanda 14 11.653.168 394.844.725 Denmark 15 12.500.478 353.367.600 Belanda 20 20.551.633 394.844.725 Total 175 179.096.843 5.756.777.935 Rata-rata 12 11.939.790 383.785.196 Surplus konsumen wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata Teluk Weda yaitu hasil pembagian jumlah kunjungan dengan parameter dari total biaya perjalanan, diperoleh model surplus konsumen sebagai berikut : → Total nilai manfaat dari kawasan wisata diperoleh dari hasil perkalian Consumer Surplus Individu dengan jumlah pengunjung riil berdasarkan data yang ada, sebagai berikut: → Derived demand diperoleh dengan melakukan regresi berganda pada variabel yang dinilai berpengaruh terhadap jumlah kunjungan. Pada variabel yang dimasukkan dalam fungsi permintaan adalah variabel yang memiliki pengaruh yang sangat kuat, seperti yang dikemukakan oleh Christiernsson 2003 and Grigalunas et al. 1998, variabel yang paling berpengaruh adalah biaya perjalanan TC dan pendapatan Y. Dalam model ini, pengunjung yang berasal dari Negara yang berbeda, akan menghabiskan biaya perjalanan yang berbeda. Dan semakin tinggi biaya perjalanan, maka jumlah pengunjung akan menurun. Kondisi ini menunjukkan bahwa kurva demand atas kunjungan wisata memiliki garis kemiringan negatif slope negative. Berdasarkan hasil surplus konsumen individu wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata Teluk Weda maka diperoleh nilai tiap kunjungan wisata bagi tiap kawasan wisata yang masuk pada kategori ekowisata selam dan ekowisata snorkeling disajikan pada Tabel 47.