Surga Dan Neraka a Surga

dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti buahnya dan tidak terlarang mengambilnya, dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk .” al- Waqi’ah: 27-34. Lukisan tentang kenikmatan dan kepedihan siksa neraka berulang- ulang disampaikan Allah dalam al- Qur’an maupun hadis Nabi Muhammad saw. orang-orang betul beriman kepada hari akhirat dengan pahala surga dan siksanya neraka pasti akan belomba-lomba untuk berbuat kebajikan dan sebaliknya, akan berpikir seribukali sebelum ia berbuat maksiat. Maka iaman kepada hari akhirat akan memberikan dampak positif kepada tata kehidupan manusia. 12 b Neraka Manusia yang mengingkari kebenaran Allah akan menjalani masa yang panjang dalam siksaan yang tak terkirakan pedihnya. Siksa itu diterimanya bukanlah karena Allah tidak sayang kepadanya, melainkan karena ia sendirilah yang tidak sayang kepada dirinya 13 . Gambaran tentang siksa neraka itu telah disampaikan dalam al- Qur’an antara lain: “Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya ”. al-Mukmin:17. “sekali-kali tidak Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? yaitu api yang disediakan Allah yang dinyalakan, yang membakar sampai ke hati ”. al- Humazah: 4-7 12 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta: Ikhlas Beramal, 1999-2000, h. 116 13 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta: Ikhlas Beramal, 1999-2000, h.115

BAB III SAKARATUL MAUT DILIHAT DARI SUDUT ISLAM

A. Pengertian Sakit Keras dan Sakaratul Maut

Sakaratul maut arti harfiahnya adalah 14 “ mabuk maut”, maksudnya adalah bahwa si sakit sedang dalam keadaan naza’ yaitu dalam keadaan dicabutnya nyawanya oleh malaikat maut, sedang dalam proses pemisahan nyawa dengan badannya. Rasulullah saw. mengunjungi orang sakit yag sedang mengahadapi sakaratul maut kemudian beliau bersabda: “ Aku tahu yang ia jumpai, tidak ada satu uratpun darinya kecuali mengalamimerasakan sakitnya maut atas ketajamannya” HR. Ibn Abi Dunya. Dalam melikiskan cengkeraman dan cekikan maut-maut itu Rasulullah bersabda: “ Dia sekedar tiga ratus pukulan dengan pedang “ HR. Ibn Abi Dunya dari Hasan. Ketika Rasulullah sendiri menjelang wafat, di sisi beliau ada sebuah mangkuk berisi air, kemudian beliau mencelupkan tangan kedalam air, mengusap wajahnya dan berdo’a.: “ Ya Allah mudahkanlah atas saya sakaratul maut itu” HR. Bukhari Muslim, dari Aisyah.

B. Kewajiban Tenaga MedikParamedik Terhadap Orang-orang Sakit

Keras Dan Sakaratul Maut Adapun Kewajiban Tenaga MedikParamedik Terhadap Orang-orang Sakit Keras Dan Sakaratul Maut adalah :

a. Menghadapkan sisakit kearah kiblat, dengan posisi miring di atas sisi

kanan. Dalilnya: “ Abu qatadah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw. ketika tiba di Madinah menanyakan akan Bara’ bin Ma’rur Dijawab orang: dia telah meninggal dunia dan mewasiatkan sepertiga hartanya 14 Departemen Agama RI. Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Islam untuk Disiplin Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan I, h. 19951996. h. 151. buat engkau, ya Rasulullah dan dia telah mewasiatkan juga agar dia dihadapkan ke kiblat bila dia sudah dalam dekat wafat ; maka Nabi saw. bersabda ; wasiatnya itu sudah sesuai dengan Islam”. HR. al-Hakim. Hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad menerangkan bahwa Fatimah binti Rasulullah saw. diwaktu dekat akan wafat menghadapkan dirinya ke qiblat dan berbaring atas sisi kanannya. Hikmah antara lain adalah: ketenangan bagi sisakit karena qiblat ka’bahbaitullah adalah arah tawajuh bagi setiap muslim.

b. Memperingatkan

dan mengajarinya megucapkan kalimat “Lailahaillallah” Rasulullah bersabda : “ Ajarilah orang-orang kamu yang hamper mati: kalimat La ilahaillallah” HR. Al-jama’ah selain Bukhari. Dalam hadis lain Rasulullah bersabda: “ barang siapa akhir perkataannya “ La ilaha illallah” pasti ia masuk surga HR. Ahmad Abu Daud.

c. Menjaga Kebersihan

Yang dimaksud dengan kebersihan di sini, selain kebersihan badan, juga kebersihan akidahnya dari segala noda syirik. Dalam keadaan seperti ini, dokter perawat patut menasehatinya supaya sisakit berobat dan berbaik sangka kepada Allah, mengharapkan keampunan dan rahmatnya, sekalipun ia merasa banyak berdosa namun Allah dapat memberinya rahmat. Sahabat Jabir meriwayatka bahwa dia mendengar Nabi Muhammad saw. bersabda: “ Barang siapa di antara kamu yang menghadapi maut, hendaklah ia berbaik sangka bahwa Allah akan memberinya rahmat dan ampun” HR.Muslim. Sahabat Abdullah bin Umar r.a. meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: “ Sesungguhnya Allah menerima taubat hambanya selama ia belum berada dalam keadaan mati “ HR. Ibnu Majah dan Tirmizi. Dari Anas, bahwa Nabi saw. mengunjungi seorang pemuda yang dekat mati. Beliau bertanya : Bagaimanakah perasaanmu ? Dia menjawab : Saya mengharapkan ampunan dari Allah dan merasa takut karena dosa-dosaku. Maka Nabi saw. bersab da:” Bila berkumpul dua perasaan ini dalam hati