Hak Asasi Manusia Menurut Ajaran Islam

timbulnya demokrasi dan negara hukum. Pada prinsipnya Bill of Rights ini melahirkan persamaan. Perkembangan HAM selanjutnya ditandai munculnya The American Declaration of Independence yang lahir dari paham Rousseau dan Montesquieu. Selanjutnya pd thn 1789 lahir pula The French Declaration, dimana hak-hak lebih dirinci lahir yang kemudian melahirkan The Rule of Law.  Perbedaan Prinsip Antara Konsep HAM dalam Pandangan Islam dan Barat. Ada perbedaan prinsip antara hak-hak asasi manusia dilihat dari sudut pandangan Barat dan Islam. Hak asasi manusia menurut pemikiran Barat semata-mata bersifat antoposentris, artinya, segala sesuatu berpusat kepada manusia. Dengan demikian, manusia sangat dipentingkan. Sebaliknya, hak-hak asasi manusia ditilik dari sudut pandangan Islam bersifat teosentris, artinya, segala sesuatu berpusat kepada Tuhan. Dengan demikian, Tuhan sangat dipentingkan 42 . Dalam al-Quran dan as-Sunnah akan dijumpai antara lain, prinsip- prinsip “human rights” sebagai berikut : a Martabat manusia QS. 17:70; 17:33; 5:32 dan lain-lain. Dlm “Universal Declaration of Human Rights”, terdapat dalam Pasal 1 dan Pasal 3. b Prinsip persamaan QS. 49:13. Dalam “Universal Declaration of Human Rights ”, terdapat dalam Pasal 6 dan Pasal 7. c Prinsip kebebasan menyatakan pendapat Al-Quran memerintahkan kepada manusia agar berani menggunakan akal pikiran mereka terutama untuk menyatakan pendapat mereka yang benar. Dalam “Universal Declaration of Human Rights”, terdapat dalam Pasal 19. 42 Muhammad Daud Ali, Lembaga-lembaga Islam di Indonesia, Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada, 1995, h. 304. d Prinsip kebebasan beragama QS. 2:256; 88:22; 50:45. Dalam “Universal Declaration of Human Rights”, terdapat dalam Pasal 18. e Hak atas jaminan sosial QS. 51:19; 70:24; 104:2; 2:273; 9:60; dan lain-lain. Dalam “Universal Declaration of Human Rights”, terdapat dalam Pasal 22. f Hak atas harta benda. Dalam hukum Islam hak milik seseorang sangat dijunjung tinggi. Dalam “Universal Declaration of Human Rights”, terdapat dalam Pasal 17. Dalam rangka memperingati abad ke-15 H., pada tanggal 21 Dzulkaidah atau 19 September 1981 para ahli hukum Islam mengemuk akan “Universal Islamic Declaration of Human Rights ” yang diangkat dari al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Pernyataan HAM menurut ajaran Islam ini terdiri XXIII Bab dan 63 Pasal yang meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia. Beberapa hal pokok yang disebutkan dalam deklarasi tersebut antara lain adalah 43 : a Hak untuk hidup b Hak untuk mendapatkan kebebasan c Hak atas persamaan kedudukan d Hak untuk mendapatkan keadilan e Hak untuk mendapatkan perlindungan terhadap penyalahgunaan kekuasaan f Hak untuk mendapat perlindungan dari penyiksaan g Hak untuk mendapatkan perlindungan atas kehormatan dan nama baik h Hak untuk bebas berfikir dan berbicara 43 Baharuddin Lopa, Al- Qur’an dan Hak Asasi Manusia, Yokjakarta : PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1999, h. 33-110 i Hak untuk bebas memilih agama j Hak untuk bebas berkumpul dan berorganisasi k Hak untuk mengatur tata kehidupan ekonomi l Hak atas jaminan sosial m Hak untuk bebas mempunyai keluarga dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya n Hak-hak bagi wanita dalam kehidupan rumah tangga o Hak untuk mendapatkan pendidikan, dan sebagainya.

G. Demokrasi dalam Islam

Demokrasi Islam dianggap sebagai sistem yang mengukuhkan konsep-konsep Islami yang sudah lama berakar, yaitu musyarawah syura, persetujuan ijma’, dan penilaian interpretative yang mandiri ijtihad. Masalah musyawarah ini dengan jelas juga disebutkan dalam QS. 42:28, yang isinya berupa perintah kepada para pemimpin dalam kedudukan apapun untuk menyelesaikan urusan mereka yang dipimpinya dengan cara bermusyawarah. Disamping musyawarah ada hal lain yang sangat penting dalam masalah demokrasi, yakni konsesnsus atau ijma’ telah lama diterima sebagai konsep pengesahan resmi dalam hukum Islam. Selain syura dan ijma’, ada konsep yang sangat penting dalam proses demokrasi Islam, yakni ijtihad.

H. Kontribusi Umat Islam dalam Perumusan dan Penegakan Hukum

Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan hukum di Indonesia nampak jelas setelah Indonesia merdeka. Sebagai hukum yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, hukum Islam telah menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Pendidikan Agama Islam yang setelah tahun 60-an diwajibkan disekolah-sekolah dibawah naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sikap Pemerintah terhadap hukum agama hukum Islam yang dipergunakan sebagai sarana atau alat untuk memperlancar pelaksanaan kebijakan Pemerintah, misalnya dalam program Keluarga Berencana dan program- program lainnya. Setelah Indonesia merdeka, muncul pemikir hukum Islam terkemuka di Indonesia seperti Hazairin dan Hasbi as-Shiddiqie, mereka berbicara tentang pengembangan dan pembaharuan hukum Islam bidang muamalah di Indonesia. Hasbi misalnya mengehendaki fikih Islam dengan pembentukan fikih di Indonesia 1962. Syafrudin Prawiranegara 1967 mengemukakan idenya pengembangan “sistem” ekonomi Islam yang diatur menurut hukum Islam. Gagasan ini kemudian melahirkan bank Islam dalam bentuk Bank Muamalat Indonesia BMI tahun 1992 yang beroperasi menurut prinsip-prinsip hukum Islam dalam pinjam-meminjam, jual-beli, sewa-menyewa dan sebagainya dengan mengindahkan hukum dan peraturan perbankan yang berlaku di Indonesia 44 . Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan hukum pada akhir-akhir ini semakin nampak jelas dengan diundangkannya beberapa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan hukum Islam, seperti misalnya UU RI No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan; PP No.28 Tahun 1977 tentang Perwakafan tanah milik; UU RI No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama; Instruksi Presiden No.1 Thn 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam; UU RI No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat; dan UU RI Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Haji. 44 Hamdan Mansoer dkk., Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam Depag RI, Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum, Jakarta, 2004, h.58.