Akhlak dan Konsepsi Tasawuf

pemaknaan tasawuf dalam konteks sistematika Islam. Konsepsi etika, mulai dari segi filosifi dan dasar-dasar bangunannya ingá sikap, watak dan adat yang mesti dipelihara dan dikembangkan oleh manusia, pada dasarnya telah diletakkan oleh Allah swt. Dalam kitab-Nya dan melalui akhlak yang dicontohkan secara konkrik oleh Rasulullah dalam perilakunya seherí-hari Allah swt. Berfirman: “ Dan sesungguhnya kamu diciptakan atas perangai yang besar terpuji al- Qalam” Oleh karena itu konsepsi tasawuf dapat diterima sepanjang memanifestasikan ajaran akhlak, yakni melatih kesucian jiwa dan budi pekerti yang baik seperti sikap tawakkal dalam pengertian berikhtiar dengan keras lalu berserah diri lepada Allah atas segala hasil yang diraihnya. Latihan-latihan kejiwaan lainnya yang sesuai dengan ajaran al- Qur’an contoh Rasul. Karena yang demikian itu, pada dasarnya adalah akhlak Islam, dan kalaupun ada perbedaan maka hanya terletak pada istilah semata yakni istilah akhlak dan tasawuf.

BAB VI KONSEP HUKUM DALAM ISLAM

A. Pengertian Hukum dan HAM

Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama Islam, yaitu peraturan-peraturan atau seperangkat norma yang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat, baik peraturan atau norma itu berupa kenyataan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat maupun peraturan atau norma yang dibuat dengan cara tertentu dan ditegakkan oleh penguasa 36 . Adapun konsepsi hukum Islam, dasar dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah. Hukum tersebut tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan benda dalam masyarakat, tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat, dan hubungan manusia dengan benda serta alam sekitarnya. Dalam masyarakat Indonesia berkembang berbagai macam istilah, dimana istilah satu dengan lainnya mempunyai persamaan dan sekaligus jang mempunyai perbedaan. Istilah-istilah dimaksud adalah syariat Islam, fikih Islam dan hukum Islam. Pada prinsipnya syariat adalah wahyu Allah yang terdapat dalam al-Quran dan Sunnah Rasulullah yang terdapat dalam kitab- kitab hadis. Sedangkan fikih adalah pemahaman manusia yang memenuhi syarat tentang syariat yang sekarang terdapat dalam kitab-kitab fikih. 36 Hamdan Mansoer dkk., Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam Depag RI, Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum, Jakarta, 2004, h. 48.

B. Ruang Lingkup Hukum Islam

Hukum Islam baik dalam pengertian syariat maupun fikih dibagi kedalam 2 bagian besar, yakni bidang ibadah dan bidang muamalah. Ibadah adalah tata cara dan upacara yang wajib dilakukan seorang muslim dalam berhubungan dengan Allah seperti menjalankan sholat, membayar zakat, menjalankan ibadah puasa dan haji. Sedangkan muamalat adalah ketetapan Allah yang langsung berhubungan dengan kehidupan sosial manusia walaupun ketetapan tersebut terbatas pada yang pokok-pokok saja. Menurut H.M.Rasjidi, bagian-bagian hukum Islam adalah: 1. Munakahat 2. Wirasah 3. Muamalat 4. Jinayat atau ‘ukubat 5. al-ahkam al-sulthaniyah khilafah 6. Siyar, dan 7. Mukhashamat 37 Sedangkan menurut Fathi Osman berpendapat bahwa sistimatika hukum Islam adalah: 1. Al-Ahkam- al-ahwal al-syakhsiyah 2. al-ahkam al-madaniah hukum, kebendaan, 3. al-ahkam al-jinayah hukum pidana 4. al-ahkam al-murafaat hukum acara perdata, pidana dan peradilan tata usaha negara 5. al-ahkam al-dusturiyah hukum tata negara 6. al-ahkam al-dawliyah hukum internasional 7. al-ahkam al-iqtishadiyah wa al-maliyah hukum ekonomi dan keuangan. 37 Rasyidi, Keutamaan Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1971, h. 25-26. Lihat juga Hamdan Mansoer, Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi, h. 51.