• Musa al-Khatib menyatakan Nabi menganjurkan belajar ilmu kedokteran, hukum mempelajarinya meliputi teori dan prakteknya
dalam Islam, menurut pandangan para ulama termasuk fardu kifayah.
H. Pengobatan Dalam Al-Quran
Disamping al-Thib al-Nabawi, dalam berbagai literatur juga dikenal sistem pengobatan yang khusus digali dari al-Quran sehingga dikenal dengan
istilah pengobatan al-Quran al-Thib al-Q ur’ani, bahkan disebutkan dalam
hadist Nabi bahwa sebaik-baik pengobatan adalah al-Quran
61
. Al-Quran berkaitan dengan al-Sunnah, karena al-Quran menganjurkan
pula mengikuti Rasul, maka berobat dengan al-Quran meliputi pula berobat dengan al-Sunnah, artinya pengobatan Nabi merupakan bagian dari berobat
dengan al-Quran itu sendiri. Q.s. al-Nahl 16:69 Dalam al-Quran, kata sakit disebut dengan kata al-Maradh, yang dalam
berbagai bentuknya disebutkan 25 kali. Berbagai jenis penyakit juga disinggung dalam al-Quran, seperti al-
Akmaha buta, al-Abrasha sopak, al- a’ma, al-a’raj, al-maridh. Sebagian
kata sakit dalam al-Quran itu berhubungan dengan sakit hati al-qulub, sebagian yang lain berhubungan dengan sakit fisik.
Pengobatan yang bersifat preventif yang terdapat dalam al-Quran cukup menonjol, antara lain dapat digali dari konsep thaharah secara holistik
meliputi suci fisik dan non fisik, jasmani dan rohani. Terhadap penyakit yg dikategorikan merupakan bala, menurut al-
Quran pengobatannya adalah melalui doa. Q.s. Yunus 10:57, Q.s. al- Isra’:82
61
Departemen Agama RI, Islam untuk Disiplin Ilmu Kesehatan dan Kedokteran 2 Fiqh Kontemporer
BAB VIII KONSEP DOKTER MUSLIM
A. Ide Dokter Muslim
Ilmu kedokteran yang dewasa ini berkembang, umumnya bersifat uiversal atau digunakan secara umum. Karena itu, bagi kaum muslimin perlu
menyeleksinya, dipilih hanya yang sesuai dengan norma dan kaidah Islam. Sejak dulu kaum muslimin, dengan disemangati oleh gerakan islamisasi maka
seluruh sendi kehidupan muslim dijadikan sebagai bagian pengamalan agama, untuk itu maka dicarilah pijakan-pijakan islamis, juga dalam praktek
pengobatan, atau lebih spesifik dokter. Meski dalam prakteknya dan dikaitkan dengan asal sistem atau
metode pengobatan bersifat universal, namun dalam Islam terdapat nilai-nilai yang mesti dijunjung tinggi, khususnya dikaitkan dengan prakter kedokteran,
sehingga dikenal dengan kedokteran Islami. Jika merujuk kepada karya klasik, seperti yang terdapat dalam buku
al-Qanun fi al-Thib karya Ibnu Sina, sama sekali tidak menyinggung soal kedokteran Islam ini.. Men
urut analisis ‘Abdul Hamid, karena pada masa lalu etika kedokteran tidak mungkin terpisah dari ajaran umum al-
Qur’an dan Sunnah Nabi. Dengan kata lain, kedua sumber ini senantiasa berlaku sebagai
pembimbing dalam segala aspek kehidupan umat Islam termasuk bagi dokter dan pasiennya.
62
Konsep tentang dokter muslim ini terkait pula dengan etika kedokteran, menurut Ahmad Elkandi, salah seorang pendiri Himpunan
62
Departemen Agama RI, Islam untuk Disiplin Ilmu Kesehatan dan Kedokteran 2 Fiqh Kontemporer 2003,h. 87.